Kamis, Desember 19, 2024

Arah baru keuangan syariah

Must read

pola pembiayaan syariah sedang menggeliat. Seiring dengan tumbuh dan berkembangnya usaha di sektor riil berbasis syariah inilah, Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB – KUMKM) bersiap-siap menggarap pasar gemuk ini.

Menurut Direktur Utama LPDB-KUMKM, Braman Setyo di Jakarta, (10/9), lembaga ini berperan sebagai lembaga – di luar lembaga keuangan bank – yang selama ini berkonsentrasi memberikan pembiayaan kepada usaha mikro dan kecil dengan tingkat bagi hasil atau margin keuntungan yang kecil.

Dengan adanya lembaga ini diharapkan agar permasalahan sulitnya akses permodalan yang selama ini dihadapi oleh para pelaku usaha kecil, mikro, dan menengah juga koperasi bisa teratasi, sehingga ke depannya geliat usaha pada skala kecil dan mikro bisa terus meningkat, baik dari sisi volume maupun status usahanya.

Photo by rawpixel on Unsplash

LPDB – KUMKM, di bawah Kementerian Koperasi dan UKM, mengelola dana bergulir, bertujuan memperkuat permodalan bagi koperasi dan UMKM.  Berstatus badan layanan umum, lembaga ini diberi mandat oleh pemerintah, memberikan layanan pembiayaan kepada para pelaku usaha koperasi, usaha mikro, kecil, dan menengah.

Sejak berdiri tahun 2006 hingga kini,lembaga ini telah bermitra dengan 4.300 koperasi di seluruh Indonesia, 1.014.078 UMKM, menyerap 1.847.787 tenaga kerja, dengantotal dana tersalur Rp8,5 triliun. Dengan demikian, lembaga ini juga turut berperan membuka lapangan kerja baru, sehingga ikut membantu mengentaskan masyarakat miskin dan pengangguran.

“…. Lembaga ini telah bermitra dengan 4.300 koperasi, 1.014.078 UMKM, menyerap 1.847.787 tenaga kerja, dengan total dana tersalur Rp8,5 triliun.”

Meskipun secara prinsip penyaluran dana LPDB sudah dimulai sejak 2008, namun khusus untuk pembiayaan syariah baru sekitar 21% atau Rp1,8 triliun dari total penyaluran Rp8,5 triliun. Artinya, support dana LPDB untuk pembiayaan syariah masih sangat sedikit, kurang dari 25%. Padahal kebutuhan permodalan bagi sektor usaha riil dengan pola pembiayaan syariah sedang menggeliat, seiring dengan tumbuh dan berkembangnya usaha di sektor riil berbasis syariah.

Atas dasar ini, sejak Agustus 2017, LPDB membentuk direktorat tersendiri yang khusus menangani pembiayaan syariah, yakni Direktorat Pembiayaan Syariah. Direktorat ini diberikan amanat untuk mempercepatpenyaluran dana LPDB dengan pola syariah dalam rangka mendukung dan mensukseskan gerakan nasional keuangan syariah di Indonesia.

Meski demikian, market share keuangan syariah di Indonesia tahun 2017 masih sangat kecil, yakni 5,3%. Dalam kajian dan diskursus yang selama ini berkembang terkait keuangan syariah, ada beberapa indikator yang mempengaruhi hal ini. Salah satuya adalah masih minimnya keuangan syariah, kecilnya penetrasi sektor riil yang produktif di masyarakat, termasuk di sektor inklusi yakni sektor mikro dan usaha kecil.

Pixabay

s

ebagai salah satu upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut, Direktorat Pembiayaan Syariah akan menyelenggarakan kegiatan Indonesia Syariah Fair (INSYAF), mengambil tema “Arah Baru Keuangan Syariah; Inklusif dan Fokus pada Mikro”.

Direktur Pembiayaan Syariah, Jaenal Aripin menjelaskan, selama ini ada asumsi lembaga keuangan syariah khususnya perbankan lebih banyak mengarah pada pembiayaan sektor usaha menengah ke atas, dan hampir mengabaikan sektor usaha mikro dan kecil. Arah ini kemudian menafikan para pelaku usaha mikro dan kecil untuk bersentuhan dengan lembaga perbankan, sehingga kesan yang muncul, adalah lembaga keuangan bank sangat eksklusif hanya bisa diakses oleh para pengusaha pada level tertentu, tidak terbuka untuk pengusaha dari berbagai level.

Karena itu dengan adanya INSYAF, diharapkan lembaga keuangan khususnya bank mengubah arahnya dari yang lama ke arah baru dengan lebih inklusif, terbuka bagi para pengusaha dari berbagai level termasuk juga sektor usaha mikro. Sehingga harapannya para pengusaha mikro yang selama ini belum banyak menikmati bantuan pinjaman dari lembaga keuangan bisa terfasilitasi. Harapan ini wajar, mengingat secara kuantitas pengusaha mikro ini menempati jumlah terbesar dari skala usaha yang ada di Indonesia.

INSYAF yang fokus pada arah baru keuangan syariah yang lebih inklusif dan banyak menitikberatkan pada usaha mikro, juga ingin mendorong agar muncul Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) lebih besar lagi. Sehingga LKMS selain berfungsi sebagai lembaga inklusi bagi masyarakat atau akses ke perbankan, juga bisa dijadikan sebagai instrumen keuangan, yang akan fokus melayani kebutuhan permodalan bagi pengusaha pada skala mikro dan kecil.

“… Efek positifnya, lembaga keuangan bisa lebih inklusif karena bisa diakses oleh masyarakat dari seluruh kalangan.”

INSYAF akan diadakan pada 27 – 29 November 2018 ini, rencananya akan dibuka oleh Presiden RI Djoko Widodo.

Rangkaian kegiatan INSYAF, di antaranya; 1) Diskusi berseri tentang keuangan syariah dan akses permodalan bagi para pelaku UMKM yang akan dilaksanakan sebanyak 6 kali setiap dua minggu, dan bekerjasama dengan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES); 2) Lomba karya tulis ilmiah tentang arah baru keuangan syariah di Indonesia dan posisi LPDB-KUMKM yang ideal, kerjasama dengan MES; 3) Pemilihan mitra LPDB terbaik, yang akan diiringi dengan pemberian award pada saat acara penutupan; 4) Seminar tentang lembaga keuangan mikro syariah yang rencananya akan diselenggarakan bersama Otoritas Jasa Keuangan dan MES; 5) Talkshow tentang akses pembiayaan di lembaga keuangan perbankan dan non perbankan; 6) Sejumlah tutorial; serta 7) Table Top yang memfasilitasi pertemuan one on one antara mitra LPDB-KUMKM dengan para pelaku usaha mikro dan kecil; 8) Dukungan LPDB-KUMKM terhadap KUMKM yang terdampak gempa dalam bentuk prioritas perhatian dalam pemberian modal usaha; 9) Pameran, selama tiga hari, dengan menampilkan produk layanan pembiayaan dari lembaga keuangan syariah; produk UMKM dari berbagai macam sektor, baik jasa maupun hasil usaha serta beberapa tampilan dan hiburan.

Selama tiga hari kegiatan fair akan diisi dengan berbagai kegiatan yang akan diselenggarakan dan bekerjasama dengan para sponsor pendukung penyelenggaraan aktivitas ini. Di luar kegiatan inti, akan dilaksanakan juga berbagai aktivitas yang mendukung suksesnya INSYAF, antara lain press conference, media visit, dan silaturahim, dengan para mitra dan calon mitra yang akan dilaksanakan selama tiga hari.

Ada juga hiburan dari mereka yang dijadikan ikon berbagai konsep syariah serta juga berbagai pelaku bisnis  yang memiliki kedekatan dengan dunia syariah dan para desainer busana muslim, yang nantinya akan melengkapi penyelenggaraan acara, yang akan menjadi kegiatan rutin tahunan.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article