Jumat, Desember 20, 2024

Jangan main hantam aspartam

Must read

BPOM sudah menegaskan keamanan aspartam. Namun, seberapa banyak pemanis buatan rendah kalori ini boleh masuk dalam tubuh?

Oleh: Yudiana

Alih-alih orang berisiko mengonsumsi gula, beberapa produsen makanan dan minuman menghadirkan pengganti gula lewat pemanis buatan rendah kalori. Tak heran kalau kemudian bermunculan di pasar produk makanan dan minuman yang di dalamnya mengandung unsur pemanis buatan ini. Alhasil, tidak sedikit kemudian muncul produk-produk yang mengklaim dirinya bebas gula. Benarkah begitu? Tunggu dulu! Sejatinya bila kita menemukan produk yang mengklaim sebagai produk yang bebas gula, produk itu bisa dipastikan mengandung pemanis buatan. Benarkah juga pemanis buatan rendah kalori ini lebih aman daripada gula itu sendiri?

Gula sesungguhnya tidak berbahaya diasup oleh tubuh sepanjang masih dalam batas wajar. Satu sendok teh gula hanya menyumbang 16 kalori atau sekitar 67 kilo Joule terhadap energi. Namun, kenyataannya, banyak orang sering tidak sadar akan banyaknya asupan gula yang dikonsumsi sehari-hari dari berbagai makanan dan minuman. Penggunaan pemanis buatan ditujukan untuk mengurangi jumlah kalori gula. Terlebih untuk penderita dengan kebutuhan medis tertentu seperti diabetes, pemanis buatan bisa diandalkan. Maklum, dengan ketidakmampuan penderita diabetes dalam melakukan metabolisme gula dengan baik, usaha preventif sebaiknya dilakukan sedini mungkin. Salah satunya, dengan mengontrol asupan gula dalam tubuh (agar tak berlebihan) lewat pemanfaatan pemanis buatan. Yang perlu diperhatikan juga adalah sepanjang tidak melebihi batas maksimum, pemanis buatan yang berasal dari makanan dan minuman boleh-boleh saja dikonsumsi.

Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan (BPOM) juga mengatakan bahwa pemakaian pemanis buatan aman asal tidak dikonsumsi dalam jangka waktu lama. Sebaiknya perhatikan juga batas aman mengonsumsi pemanis buatan dengan mengacu kepada nilai acceptable daily intake (ADI). ADI sendiri dapat diartikan sebagai jumlah maksimum senyawa kimia yang bisa dikonsumsi setiap hari secara terus-menerus tanpa menimbulkan gangguan terhadap kesehatan. ”Dalam hal aspartam atau pemanis buatan, angka ADI-nya 40 mg per kg berat badan. Hal ini berarti sekitar 2.800 mg untuk berat rata-rata orang dewasa. Untuk anak-anak berusia tiga tahun, angka ADI-nya berkisar 600 mg,” ujar Dosen Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya, Hendi Hendarman, S.K.M., M.M.

Gula Pasir

Butuh resep khusus

Food and Drug Administration (FDA) Amerika menyebut, aspartam sudah sangat aman untuk dikonsumsi manusia. Namun, penggunaan aspartam butuh resep dan kiat tertentu untuk menghindari timbulnya gangguan kesehatan. Periksalah label pada pemanis buatan rendah kalori yang digunakan saat memasak di rumah. Jangan lupa juga membaca petunjuk pada kemasan tentang cara terbaik dalam hal penggunaannya. Itulah evaluasi penerapan standar pemanis buatan yang sejauh ini bisa dilakukan.

Sedangkan informasi yang diamati/dibaca dari kemasan produk meliputi: jenis dan kandungan pemanis yang digunakan, serta peringatan mengenai penggunaan dan efek samping sesuai dengan ketentuan yang dipersyaratkan SNI 01-993-2004 tentang Persyaratan Penggunaan Pemanis Buatan dalam Produk Pangan, dan Peraturan Pemerintah RI No. 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan.

Aman untuk diabetesi

Meski banyak terpaan media yang memberi kabar negatif seputar penggunaan aspartam terhadap kesehatan, sampai saat ini belum ada bukti ilmiah yang mendukung hal tersebut. Demikian pula EFSA (lembaga kemananan makanan Eropa) maupun FDA dan BPOM belum mengubah peraturan menyangkut pemakaian aspartam di industri pangan. Dengan masih ajeknya aturan dari badan-badan pangan dunia ini, aspartam bisa diartikan aman untuk dikonsumsi sejauh ini. Terlebih bagi para diabetisi yang juga tak bisa dilarang untuk mengonsumsi makanan yang manis. Alhasil, dengan kalori yang rendah, tanpa efek meningkatkan gula darah, dan rasa yang lebih baik dari pemanis buatan lain, aspartam menjadi pilihan pemanis buatan yang baik bagi diabetisi.

Selain aspartam, gula stevia juga digunakan sebagai pengganti gula bagi diabetesi. Tak hanya aman digunakan, stevia ini tak bersifat karsinogen dan nonkalori. Stevia dapat digunakan sebagai bahan pemanis alami yang tidak mempunyai efek-serta sebagai pemanis buatan. Potensi lain daun stevia juga dapat dijadikan bahan obat-obatan seperti untuk pemeliharaan gigi, sistem pembuluh darah, hipoglikemia, antimikroba, antijamur, gangguan pencernaan, dan bahan perawatan kulit.

Daun Stevia

Rasa mirip gula

Menurut Hendi Hendarman, S.K.M., M.M., aspartam adalah pemanis buatan yang tersusun dari dua macam asam amino yaitu asam aspartat dan fenilalanin. ”Dikenal juga lewat kode E951. Pemanis buatan ini kadar kemanisannya 200 kali daripada gula atau sukrosa. Aspartam banyak dipakai untuk produk-produk minuman, makanan ataupun permen rendah kalori alias sugar-free,” kata ahli gizi ini. Sementara untuk asam amino alami bisa diperoleh pada makanan berprotein seperti ikan, ayam, biji-bijian, berbagai produk susu, dan daging. Keamanan aspartam telah banyak dibuktikan lebih dari 200 studi ilmiah. Penggunaan aspartam pada produk pangan pun telah disetujui regulatory authorities di lebih dari 100 negara di dunia termasuk Indonesia (dalam hal ini BPOM), The European Commision’s Scientific Committee on Foods, FDA, The Center For Disease Control, para ahli dari United Nation of Food and Agriculture Organization dan WHO.

Sejauh ini banyak produk pangan menggunakan pemanis buatan untuk menghasilkan pangan rendah kalori. Hal ini terutama ditujukan untuk diabetesi atau siapa pun yang harus mengurangi asupan kalori karena suatu hal. Sedangkan alasan lain beberapa produsen pangan menggunakan pemanis buatan karena alasan ekonomi – untuk menekan biaya produksi. Tak heran kalau berbagai minuman kemasan, minuman kaleng atau botol, sirup, soda, dan permen tak sedikit yang menggunakan pemanis buatan.

Menurut FDA pula, kandungan energi aspartam ditengarai sangat rendah, sekitar empat kilokalori (17 kJ) per gram, dalam menghasilkan rasa manis sehingga kalorinya bisa diabaikan. Hal ini pula yang menyebabkan aspartam sangat populer sebagai pengganti gula untuk menghindari kalori dari gula. Adapun keunggulan aspartam di antaranya mempunyai energi yang sangat rendah, bercita rasa manis mirip gula, dan dapat digunakan sebagai pemanis pada makanan atau minuman untuk diabetesi.

Tips aman konsumsi aspartam

Mengonsumsi gula berlebihan bisa berdampak buruk terhadap kesehatan. Tubuh menjadi rentan terkena penyakit diabetes. ”Untuk menjaga keseimbangan zat gula dalam tubuh, menggunakan pemanis buatan bisa menjadi pilihan asalkan tidak berlebihan. Pengganti gula sintetis ini membantu untuk menurunkan atau mengontrol berat badan, melawan obesitas, dan mengendalikan kadar gula bagi penderita diabetes,” kata Hendi.

Jadi idealnya, manusia menggunakan pemanis buatan pada makanan atau minuman tidak lebih dari 40 miligram dari jumlah berat badan. Untuk mendapatkan hitungan tepat kadar pemanis buatan, supaya lebih aman dikonsumsi, lakukan konsultasi dengan dokter ahli maupun dengan ahli gizi terdekat.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article