DOMINASI ponsel saat ini telah banyak mengubah pola perilaku konsumen dalam beberapa aspek, termasuk dalam berbelanja di platform e-commerce.
Google dan Temasek memperkirakan lebih dari 90% pengguna internet di Asia Tenggara menggunakan telepon pintar sebagai perangkat utama. Di samping itu, studi e-commerce dari Frost & Sullivan’s juga menguatkan bahwa saat ini terjadi peningkatan tren konsumen yang semakin suka menggunakan aplikasi ponsel.
Melihat kepopuleran perangkat ponsel, menimbulkan pertanyaan “apakah ponsel mulai menggerus desktop sebagai platform utama peningkatan transaksi online?”
Shopback, platform gaya hidup yang mendorong masyarakat untuk dapat berbelanja online secara hemat dan cermat, mencoba menganalisa hal tersebut. Analisa ini berdasarkan database Shopback (traffic dan data transaksi) di lebih dari 1.500 mitra e-commerce dengan 7 kategori gaya hidup di lima negara di Asia Tenggara (Singapura, Malaysia, Filipina, Indonesia dan Thailand).
Berikut hasil olah data penggunaan platform di lanskap e-commerce saat ini, serta prediksi Shopback untuk perkembangan industri ini ke depannya.
Traffic Mobile App Paling Besar dan Paling Cepat Tumbuh
Awal mula hadir di industri e-commerce pada 2014, Shopback hanya hadir dalam versi desktop. Dua tahun kemudian versi aplikasi ponsel diluncurkan pada Juli 2017, yang langsung memuncaki jajaran top app hanya dengan kurun waktu 24 jam setelah peluncurannya. Bahkan dalam waktu kurang dari setahun, aplikasi ponsel telah melampaui desktop sebagai sumber utama traffic di Shopback.
Pertumbuhan traffic melalui aplikasi mobile tidak menunjukan perlambatan, bahkan terus bertumbuh dan semakin menjauhi traffic dari desktop dalam beberapa kuartal terakhir. Perbedaan yang paling mencolok terjadi pada kuartal keempat 2017, dengan pertumbuhan aplikasi mobile tumbuh tiga kali lebih besar dari desktop.
Analisis terhadap pertumbuhan aplikasi ponsel ini sebagai penggerak pertumbuhan yang membentuk industri e-commerce saat ini:
- Pertumbuhan penjualan e-commerce terus meningkat di tengah pergeseran pola konsumsi ke online. Shopback melihat terjadi peningkatan hingga dua digit di semua platforme-commerce dan kategori secara triwulan. Pertumbuhan pun sangat terasa di Indonesia dan Thailand, di mana pasar e-commerce diprediksi meningkat hingga 44% dan 25% dalam dua tahun mendatang, berdasarkan riset pasar Statista.
- Peningkatan luar biasa volume traffic aplikasi ponsel mencerminkan tingkat keterikatan pengguna dengan perangkat ponsel. Hal ini disebabkan inovasi aplikasi ponsel yang sangat disukai pengguna. Terutama para pelakue-commerce raksasa yang menciptakan fitur aplikasi mobile guna menciptakan aktivitas lain selain melakukan pembelian. Misalnya, Shopee Shake, yang mengharuskan pengguna untuk menggoyangkan perangkat seluler mereka secepat mungkin. Hingga saat ini, tercatat lebih dari 100.000 pengguna berpartisipasi hanya dalam beberapa hari setelah peluncurannya. Selain itu, ada fitur Slash it dari Lazada, yang diluncurkan bersamaan pada Shopfest di September 2018. Fitur ini membuat pengguna mengajak lebih banyak temannya untuk mendapatkan lebih banyak potongan harga.
- Tingkat engagement pengguna dengan perangkat seluler pun diperkuat dengan data traffic per jam dari Shopback, yang digambarkan melalui grafik di bawah.
- Perbedaan paling mencolok terlihat pada pukul 11.00 malam dengan traffic dari mobile hampir tujuh kali lebih tinggi ketimbang traffic dari desktop.
- Inovasi pemasaran dari pelaku e-commerce juga memberikan kontribusi pertumbuhan penjualan online. Beragam jenis festival belanja dari pelaku e-commerce, yang menawarkan promo khusus serta potongan diskon, menjadi bagian penting bagi para pelaku online ritel.
- Di kawasan Asia Tenggara, ada beberapa festival belanja yang paling ditunggu, seperti Single’s Day, Black Friday, Cyber Monday, dan 12.12 atau Harbolnas di Indonesia. Festival belanja ini menyumbang revenue paling besar selama periode akhir tahun. Berdasarkan data Shopback, revenue yang dihasilkan dari satu hari festival belanja ini setara dengan 3⁄4 pendapatan sebulan di 2017.
Aplikasi Ponsel Sumbang Transaksi Online Terbesar
Data transaksi Shopback menunjukkan, aplikasi ponsel menyumbang 3⁄4 volume pemesanan secara online. Dari lima negara yang tercatat di database Shopback, Thailand menampilkan preferensi terkuat dalam hal pembelian melalui aplikasi ponsel, diikuti Indonesia, dan Filipina.
Sama halnya dengan yang dipaparkan di atas, pembelian melalui aplikasi mobile secara konsisten melampaui desktop setiap triwulannya. Pertumbuhan yang cukup signifikan terlihat di Thailand pada kuartal terakhir.
Desktop Masih Menjadi Platform Utama dalam Pembelian dengan Nilai Besar
Dengan semua temuan yang mengarah pada strategi mobile-first dalam meningkatkan pertumbuhan e-commerce di Asia Tenggara, timbul pertanyaan apakah mobile membuat desktop menjadi tidak relevan lagi di industri e-commerce. Berdasarkan bukti dari interaksi pengguna Shopback, desktopmasih akan terus menjadi channel penting bagi para mitra e-commerce, terutama mereka yang mengejar pembelian dengan nilai yang besar.
Faktanya, dilihat dari rata-rata basket size (rata-rata nilai dolar yang dihabiskan per order), Shopback menemukan pembelian melalui desktop lebih tinggi dibanding pembelian dari mobile, terutama di Filipina, Malaysia dan Indonesia.
Shopback menemukan bahwa konsumen pada umumnya merasa akan lebih aman menggunakan desktop jika berbelanja dengan nilai yang besar. Lebih dari 60% dari pengguna Shopback mengaku melakukan kegiatan belanja di omni-channel dengan mencari produk yang diingini di mobile kemudian membayarnya di desktop. Pengguna merasa aman dan lebih memilih melakukan transaksi pembayaran di desktop. Hal ini mungkin merupakan manifestasi umum terhadap kesenjangan gap dalam cyber security di antara pengguna.
Investigasi lebih lanjut dari Shopback juga mengungkapkan hal yang menjadi keuntungan desktop sebagai online platform. Yakni, ukuran layar desktop yang lebih besar membuat pengguna mendapatkan lebih banyak informasi dan konten yang ditampilkan dalam berbagai cara. Ini menjadi salah satu alasan utama yang membuat pengguna lebih memilih desktop untuk melakukan transaksi belanja online dengan nilai yang besar.
Dengan asumsi konten informasi yang sama di setiap inci persegi, desktop dapat memberikan tiga kali lebih banyak informasi dibanding dengan smartphone. Hal ini memungkinkan pengguna mendapatkan pengalaman terbaik dalam hal memutuskan membeli produk yang kompleks seperti asuransi umum dan pribadi atau memesan tiket perjalanan. Shopback melihat bahwa pengguna cenderung membutuhkan informasi yang mendalam serta perbandingan produk saat melakukan pembelian.
“… Walaupun layar smartphone semakin besar setiap tahunnya, hal ini tidak dapat menggantikan layar pada desktop.”
Data di atas menunjukkan conversion efficiency (order yang terjadi di setiap unit traffic) dari desktop dan aplikasi mobile pada kategori travel di Asia Tenggara. Desktop berhasil mengalahkan aplikasi mobile lebih dari 50% di setiap negara. Walaupun layar smartphone semakin besar setiap tahunnya, hal ini tidak dapat menggantikan layar pada desktop. Ini lah yang menjadi nilai utama dari desktop yang tidak dapat digantikan oleh layar smartphone.
Studi Shopback juga menunjukkan bahwa desktop memiliki ekosistem aplikasi yang berbeda yang memberikan keuntungan dalam hal penyampaian konten. Sebagai contoh, beberapa pengguna memilih menggunakan ekstensi peramban untuk menambahkan pengalaman berbelanja mereka di desktop. Ekstensi peramban merupakan program perangkat lunak kecil yang mengustomisasi pengalaman browsing dan memungkinkan pengguna menambah kegunaan peramban yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi penggunanya.
Walaupun tersebar luas di Amerika dan Inggris, penggunaan ekstensi peramban termasuk hal yang relatif baru di Asia Tenggara. Sembilan dari sepuluh pengguna Shopback masih belum tahu mengenai ekstensi peramban. Namun, bagi mereka yang telah menggunakan ekstensi peramban telah merasakan manfaatnya dalam mempermudah pengalaman mereka menggunakan peramban. Desktop dapat berpotensi digunakan sebagai alat untuk meningkatkan pengalaman pengguna yang tentunya relevan dengan kebutuhan mereka.
ShopBack pun memiliki ekstensi peramban yang dirancang untuk membantu konsumen selama mereka belanja online di desktop.
- Ekstensi ini membantu konsumen menemukan promo ketika mereka mengunjungi mitra e-commerce Shopback.
- Ekstensi ini mengurangi kesalahan pada pengaktifan cashback melalui Shopback.
- Ekstensi ini juga memberitahu konsumen bahwa transaksi mereka telah memenuhi syarat untuk mendapatkan cashback di Shopback.
Kesimpulan:
- Pertumbuhan dalam hal traffic dan volume pembelian di aplikasi mobile di industri e-commerce saat ini telah melampaui desktop.
- Walaupun pertumbuhan yang lambat, desktop masih relevan saat ini, terutama untuk pembelian transaksi yang besar karena keuntungan layar yang besar dimiliki desktop.
- Inovasi seperti ekstensi peramban pada desktop, meningkatkan relevansi pada platform, karena ekstensi membuat konsumen mendapatkan pengalaman berbelanja yang lebih nyaman.
Menilik kembali pertanyaan utama mengenai “Apakah desktop akan tergerus di tengah dominasi aplikasi ponsel di industri e-commerce di Indonesia?” Jawabannya adalah tidak. Analisa Shopback menunjukkan saat ponsel mulai melampaui desktop dalam hal pemasaran dan inovasi platform, serta secara konsisten meningkatkan engagement pengguna, desktop masih menjadi channel efektif bagi e-commerce. Desktop diposisikan sebagai alat untuk mendapatkan nilai transaksi yang besar di setiap kategori.
Metodologi
Shopback memberikan pengalaman belanja yang berbeda dengan menyediakan cashback hingga 30% kepada lebih dari 7 juta pengguna untuk meningkatkan daya beli pengguna seraya memberikan cost-effective marketing kepada lebih dari 1.500 mitra di tujuh negara.
Data ini berdasarkan analisis data anonim dari Q3-2017 ke Q2-2018 (July 2017 – Juni 2018) di lima negara di Asia Tenggara, yakni Singapura, Malaysia, Filipina, Indonesia and Thailand.