Kamis, Desember 19, 2024

People power, ndasmu!

Must read

“People power, ndasmu!”

Begitu celetukan seorang pengunjung warkop di sampingku. Aku melirik dia dan wajahnya tampak kesal. “Aku yo milih Prabowo, mas. Tapi gak ngene carane. Kalah yo kalah. Ojok koyok arek cilik!”

Dia ngomel terus memarahi Prabowo dan elite politik yang dianggapnya mirip anak kecil karena kalah. Temannya menyahut hal yang sama. Rame deh warung kopi dengan pembicaraan pemilu.

Pengen tahu suara rakyat, ya nongkrong di warkop dengan kopi tigaribuan. Kopi sachet dengan gorengan tahu isi nikmat disantap sambil ngerumpi.

Memang kalau melihat berita, sepertinya akan ada keributan besar. Kerusuhan yang direncanakan demi menolak pemilu curang. Bahkan ada yang ribut menjaga baliho kemenangan segala.

Tapi itu hanya ada di jajaran elite saja, yang membangun strategi demi narasi mereka. Dan pendukung fanatiknya hanya onani tanpa pernah ejakulasi.

Masyarakat bawah ? Mereka ternyata lebih dewasa menyikapi kekalahan. Bagi mereka Pemilu itu ada kalah dan ada menang. Biasa saja. Gak perlu terlalu heboh. Kalah ya kalah. Trus mau apa? Mending cari duit lagi aja.

Dan ini juga diungkapkan Litbang Kompas bahwa 92,5 persen “menerima” hasil KPU meski pilihan mereka kalah. Hanya 0,6 persen yang menyatakan tidak terima dan siap demonstrasi.

Bahkan 95 persen mendukung program pemerintah yang sedang berjalan. Dan 58,6 persen lainnya memutuskan untuk menyambung tali silaturahmi antar pendukung yang dulunya berseberangan.

Dari sini kita bisa melihat bahwa provokasi yang dilakukan “ustad-ustad” provokator tidak mempan di masyarakat. Begitu juga ijtimak ulama jilid 3 yang condong diketawain banyak orang.

“Itu ijtimak ulama apa sinetron tersanjung, kok episodenya gak selesai-selesai?” Celetuk seseorang di warkop dan semua ketawa, sambil ada yang berusaha nyuri tahu isi yang tersisa tapi ketahuan sebelah.

Saya senang melihat rakyat Indonesia yang ternyata jauh lebih cerdas dan lapang dada dalam menyikapi sebuah pertandingan, tanpa ada keributan meski diprovokasi begitu rupa. Negeri ajaib ini sejak dulu selalu dilindungi Tuhan dari marabahaya, karena masyarakatnya yang tidak mudah diadu domba.

Tiba-tiba ada seseorang yang bicara sendiri dengan gelas kopinya. “Lapo kon?” Tanya seseorang di sampingnya bertanya dia sedang ngapain.

Orangnya menjawab, “Lagi coba bicara sama semut. Semut pergilah, aku mau minum kopi. Lha, kok malah tambah banyak….”

Semua ketawa ngakak. Termasuk saya.

Damn, I Love Indonesia!

Denny Siregar

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article