Saat ini persiapan tengah dilakukan dalam rangka mewujudkan perhelatan analisis geospasial terbesar nasional Esri Indonesia User Conference (EIUC) yang akan diselenggarakan pada 22 Agustus di Raffles Hotel, Jakarta.
EIUC diharapkan mampu menarik komunitas geospasial yang sedang berkembang di tanah air serta turut menyoroti bagaimana analitik geospasial mampu menjadi penggerak Making Indonesia 4.0 di masa kini dan nanti.
Konferensi tersebut akan menghadirkan Jack Dangermond, visioner teknologi terkemuka serta Presiden dan Pendiri perusahaan raksasa pemetaan global Esri. EIUC juga dihadiri oleh Omar Maher, Direktur Artificial Intelligence Esri, serta para pembicara lainnya dari berbagai organisasi dan perusahaan ternama seperti Menteri Koordinator Perekonomian Indonesia, Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG), Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Jababeka, Hokben, dan masih banyak lagi.
Pada saat yang sama diselenggarakan juga Indonesian Geospatial Technology Exhibition (IGTE) atau Pameran Teknologi Geospasial Indonesia yang digelar oleh BIG pada 21-22 Agustus 2019. Pameran ini merupakan rangkaian perayaan 50 tahun BIG.
IGTE merupakan pameran teknologi geospasial yang sudah diselenggarakan sejak 2006 oleh Bakorsurtanal (sekarang bernama BIG). Pameran ini menjadi arena untuk memarkan kemajuan teknologi geospasial, industri dan pemanfaatan geospasial untuk pembangunan Indonesia. Tahun 2019, tema pameran IGTE adalah “Geospatial Information for Sustainable Development of Indonesia”.
Kepala BIG, Prof. Dr. Hasanuddin Z. Abidin menyampaikan bahwa BIG berdedikasi untuk segera memenuhi ketersediaan informasi geospasial dasar skala besar untuk mendukung pembangunan IndonesiaI. Melalui IGTE diharapkan menjadi media penting pertemuan antara para penyelenggara geospasial di Kementerian, Lembaga Pemerintah, Pemerintah Daerah serta Perguruan Tinggi dengan industri geospasial untuk terciptanya geospasial yang akurat, detil, cepat dan sesuai dengan kebutuhan pengguna untuk mendukung pembangunan Indonesia.
“Sebagai pemimpin industri, Esri Indonesia berdedikasi tak hanya mempromosikan penggunaan teknologi geospasial dalam menghadapi tantangan global saja, namun juga mengadopsi pola pikir spasial pada masyarakat,” ujar Hasan.
“Kami yakin, IGTE dan EIUC akan menjadi platform geospasial yang menarik dimana para pesertanya dapat terinspirasi dan tergerak oleh para pemimpin dalam negeri maupun internasional,” lanjut Hasan.
Sementara itu, menurut CEO Esri Indonesia Dr. Ahmad Istamar, “Komunitas geospasial di Indonesia kian berkembang. Geospasial menjadi jalan hidup bagi banyak orang, mulai dari mahasiswa, bankir, pembuat kebijakan pemerintahan hingga Menteri sekalipun.”
“Kami telah bekerja sama dengan banyak organisasi untuk memberdayakan komunitas ini dan menginspirasi mereka guna menguji batasan pemikiran spasialnya. Kami pun menyelenggarakan pertemuan komunitas pengguna dalam beberapa acara yang berfokus pada industri Minyak dan Gas, Pertanian, dan yang terbaru EIUC.”
“Bahkan tahun lalu kami mampu mengundang hampir 700 ahli geospasial di dalam enam pertemuan dengan fokus industri yang berbeda.”
“Kami bersama dengan BIG bersinergi merayakan 50 tahun informasi geospasial di Indonesia dan kami berharap dapat bekerja sama untuk mengembangkan komunitas geospasial dalam negeri dan menginspirasi pemikir spasial bangsa,” tegas Istamar.
Selanjutnya, Istamar mengatakan bahwa Geospasial AI (GeoAI) tampil sebagai fokus utama pada pertemuan tersebut karena itu akan menjadi kunci sukses Industri 4.0 dan kebijakan Satu Peta dimana BIG berperan sebagai pemangku kepentingan utama khususnya sebagai penyedia informasi geospasial dasar.
“Evolusi teknologi yang berkembang begitu pesat telah menghasilkan pertumbuhan sensor eksponensial yang digunakan untuk mengumpulkan data real-time dalam lingkungan kita. Sensor tersebut telah menggabungkan area fisik dan digital yang menghasilkan kemajuan di area tertentu seperti ilmu data, AI, dan permesinan (ML).”
Dr. Istamar juga menjelaskan bahwa platform analitik geospasial hadir sebagai kunci dalam memanfaatkan potensi kemampuannya yang baru, mengoperasikan AI, ML dan teknologi IoT untuk memecahkan masalah yang sangat mendesak, di mana solusinya hanyalah platform tersebut.
“Program Making Indonesia 4.0 dirancang untuk memaksimalkan manfaat dari kemajuan ini dan menjadikan Indonesia sebagai salah satu kekuatan ekonomi terbesar dunia pada 2030,” tuturnya.