Ciri khas Batik Semarang 16 adalah motifnya, yang banyak terinspirasi oleh artefak dan landmark Semarang seperti Lawang Sewu, Gereja Blenduk, Tugu Muda, Blekok Srondol, dan pohon asam.
Untuk mensosialisasikan batik lebih luas, Batik Semarang 16 juga bekerjasama dengan beberapa destinasi wisata, mengembangkan “kampung batik”, sebutlah di Lombok dan di Tanjung Lesung.
Nah, dari siang hingga sore waktu kami habiskan di Batik Semarang 16.
Pasar Semawis
Berkunjung ke Batik Semarang 16 serta belajar membatik cukup memakan waktu, apalagi lokasinya agak jauh dari down town. Cukup melelahkan, tapi sekaligus menyenangkan. Beristirahat di hotel, menikmati fasilitasnya, atau hanya rebahan di kamar adalah pilihan yang tepat.
Hanya saja, kalau masih punya energi, tidak ada salahnya mengeksplorasi lagi kota Semarang, seperti yang dilakukan beberapa orang dari kami. Ke mana?
Pasar Malam Semawis, seperti yang direkomendasikan teman dari Semarang. Inilah pasar malam yang digelar setiap akhir pekan di kawasan pecinan Kota Semarang. Berbagai kuliner tumplek blek di sini, mulai dari yang tradisional hingga yang kekinian. Sebutlah soto, tahu gimbal, tahu pong, nasi ayam, lumpia, es puter, kue serabi, pisang plenet khas Semarang, dan lain-lain.
Pasar Semawis boleh dibilang sebagai bentuk revitalisasi untuk menghidupkan kembali kawasan kota Semarang lama. Keriaan ini diadakan pertama kali pada 2005, menyusul diresmikannya Tahun Baru Imlek sebagai Hari Libur Nasional di Indonesia.
Habis makan makanan berat, perjalanan menyusuri pasar malam di China Town tersebut kami akhiri dengan nongkrong di warung kopi tradisional, Waroeng Kopi Alam.