Rabu, Desember 4, 2024

Bangkitlah Indonesia sekarang juga, jangan tunggu vaksin

Must read

Oleh Dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP (K)

Pak Jokowi telah menetapkan agar melonggarkan PSBB, dengan maksud agar bangsa ini secara bertahap mampu mengembalikan kegiatan sosial dan membangun perekonomian Indonesia pulih kembali. Seperti yang kita saksikan seluruh dunia terpuruk. Meski negara adidaya seperti Amerika pun menderita, bahkan kasusnya terbanyak di dunia dan kematiannya pun sangat banyak. Pergerakan ekonomi dan perdagangan terhenti.

Di Eropa pun demikian juga korbannya juga cukup banyak. Apalagi khusus di negara Italia sangat parah boleh dikatakan terbanyak bila dibandingkan dengan jumlah penduduk.

Saat ini mereka semua mulai menggeliat sadar mereka harus bangun dari ketakutan dan kekawatiran. Mereka harus bangun dari keterpurukan ini utk memulai kehidupannya lagi.

Namun Bill Gates mengatakan bahwa yang mampu menghentikan wabah Covid-19 hanyalah vaksin Corona. Di mana dia sangat yakin vaksin unggulan nya akan siap 18 bulan ke depan.

Bill Gates juga menekankan kalau pun wabah Corona ini berhenti, belum tentu kalian bisa kembali seperti dulu lagi. Mungkin dia mengacu ketika Spanish Flu 1918 selesai. Terjadi perubahan peradaban yang sama sekali berbeda dari sebelumnya.

Anthony Fauci mengatakan awas kalau ada negara yang cepat-cepat membuka lockdown-nya pasti akan mengalami perburukan penularan coivid dan wabah akan lebih dahsyat lagi.

Memang ada penyakit-penyakit yang tidak ditemukan vaksinnya contohnya HIV AID, Dengue. Maka kita harus bisa hidup berdamai dengan Corona.

“… Memang ada penyakit-penyakit yang tidak ditemukan vaksinnya, maka kita harus bisa hidup berdamai dengan Corona.”

Sedangkan WHO menyatakan tidak akan pernah ada vaksin sebelum akhir 2021.

Dr David Nabarro seorang professor dari global health di Imperial College London dan sekarang sebagai special envoy WHO untuk Covid-19 mengatakan bahwa kemungkinan besar tidak akan pernah ada vaksin yang efektif untuk Corona. Memang ada penyakit-penyakit yang tidak ditemukan vaksinnya contohnya HIV AID, Dengue. Maka kita harus bisa hidup berdamai dengan Corona.

Menurut saya andaikan vaksin dari Bill Gates dkk benar siap kita harus ingat ketika Ejikman melakukan sequencing virus strain indonesia ternyata karakter virus kita berbeda dengan virus yang beredar di negata yang sedang getol mengadakan ujicoba vaksin yang akan diproduksi besar-besaran untuk sedunia.

Kita harus hati-hati di sini, berarti vaksin yang sedang mereka bikin berasal dari virus yang karakternya berbeda dengan vìrus yang ada di indonesia maka tidak akan kompatibel dengan kita (tidak cocok sehingga tidak akan efektif).

Kalau kita melihat negara China, Wuhan telah kembali memulai kehidupan baru setelah Corona, dengan tanpa vaksin tapi menggunakan obat tradisional.

China menunjukkan ketangguhannya dalam menghadapi Corona dari awal, terus lockdown dan kemudian Corona terhenti setelah itu ekonomi sudah mulai bangkit kembali.

Tidak perlu heran karena China negara dengan azas otoritarian. Maka dalam menghadapi emergency seperti wabah Corona ini decision making sangat efektif, komunikasi searah sangat cepat tanpa kendala, sangat dibutuhkan.

Dan ini hampir tidak mngkin terjadi di negara-negara yang menganut azas demokrasi, yang selalu ada pro kontra sehingga suatu keputusan makan waktu lebih banyak.

China dengan jelas menunjukkan kepada dunia bahwa dia bisa bangkit tanpa vaksin dan mereka siap dengan gelombang kedua dengan virus yang berbeda pula. Bisa tuh.

Di samping itu kalau kita mendengarkan Bill Gates dkk yang sudah investasi dananya di dalam bisnis vaksin dunia, mau tidak mau kita ya harus ikutin maunya mereka Maka kita harus perpanjang PSBB diam saja di rumah. Ekonomi kita akan nyungsep lebih dalam lagi sampai tahun 2021 berakhir? Apakah itu yang kita pilih? Menunggu vaksin yang belum tentu jadi dan belum tentu cocok. Berpikirlah saudaraku se-Tanah Air.

Ingat pendapat lain dari seorang ahli yang bernama Dr Nabarro yang tidak ada pretensi dalam bisnis vaksin mengatakan pendapat yang jujur seperti di atas, hidup berdamai dengan Corona, tapi tetap waspada.

Kita harus berada di antara itu. Kita harus mengukur diri kita sendiri dengan jujur ada di posisi mana kita berdiri. Kita harus bangkit dari keterpurukan ini. Tapi kita juga selamat dari Corona. Sudah cukup kita diam di rumah sudah cukup kita tidak bekerja normal tidak sekolah seperti biasanya.

Sampai kapan kita harus mulai? Pak Presiden sudah tiup peluit, memukul genderang untuk bergerak tapi semoga aturan pemerintah tidak bertambah banyak. Misalnya, boleh naik kapal terbang tapi saratnya banyak dan akhirnya yang bisa terbang sedikit. Dari segi ekonomi tidak menguntungkan.

Kalau mau melonggarkan PSBB itu ya longgarkan saja aturan-aturan yang sudah ada. Jangan bikin aturan baru, lakukan dengan bertahap.

Misal KRL tidak boleh jalan tadinya. Oke, sekarang boleh tapi isinya jangan 100% dulu, mungkin mulai dar 50%, terus 70% dulu dan seterusnya. Ini sudah betul.

Pergerakan warga adalah sumbu pergerakan ekonomi setidaknya ekonomi rakyat yang harus nomer satu bangkit, kalau ekonomi rakyat bangkit pemerintah akan lebih ringan tugasnya dalam memenuhi social safety net-nya. Mungkin sudah tidak akan diperlukan lagi.

Kalau pergerakan warga dibatasi terus bagaimana ekonomi bisa hidup lagi? Yang harus diingat adalah pergerakan warga tidak menimbulkan penyebaran Corona lebih buruk.

Kita harus berjalan di antara pilar yang seimbang, pergerakan warga dengan cara yg sehat, hati-hati harus pakai masker, jarak satu meter dengan lainnya, dan tidak bersentuhan dan cuci tangan. Hidupkan lagi perilaku hidup bersih sehat. Ingat, jangan terlalu takut penularan Corona hanya lewat droplet (WHO), mestinya dengan masker cuci tangan dan berjarak sudah cukup.

Pihak pemerintah hendaknya menyediakan sarana swab test molecular base made in Indonesia berdasar virus strain Indonesia karena lebih valid. BPPT sudah siap, mudahkan rakyat menjangkaunya. Siapkan pula primer untuk PCR di laboratorium, dengan basis virus strain Indonesia juga.

Siapkan RS yang sudah ada menjadi lebih baik lagi, tingkatkan dan luaskan penelitian terapi plasma yg dirintis oleh Ejkman. Jadikan sebagai standar prosedur resmi untuk terapi penanganan Corona di RS. Cukupkan ventilator dan dokter-dokter sudah lebih berpengalaman selama ini.

Jadi rakyat tenang harus sehat, boleh sakit tapi kalau sakit tidak akan mati (bisa sembuh). Artinya sewaktu-waktu PSBB lagi tidak susah, anggap dinamika kehidupan jangan jadi beban. Ada pengertian umum agar kita lebih yakin untuk lebih berani (rakyat maupun petugas).

Bangsa kita ini bangsa yang kuat menderita. Bangsa kita ini bangsa yang kaya sinar Matahari, Corona takut sinar matahari. Bangsa ini makan empon-empon, sejak lahir Corona tidak suka empon-empon. Bangsa ini disuntik vaksin BCG ketika masih kecil. Ada penelitian di mana negara yg melaksanakan imunisasi BCG sejak lama korban Corona hanya 1/6 dibanding dengan negara yg tidak pernah vaksinasi BCG.

Maka tidak ada alasan kita menunggu lebih lama lagi. Kalau ekonomi menggeliat kita akan cepat hidup seperti dulu bahkan harus lebih baik dari dulu.

Bagaimana caranya bangkit? Kita butuh revolusi berpikir.

  1. Pemerintah dan rakyat harus bersatu dalam satu komitmen bahwa kita harus memulihkan keadaan secepat kita bisa tanpa mengabaikan kesehatan.
  2. Pemerintah dalam membuat kebijakan sebaiknya tidak memperberat beban rakyat. Mereka sudah cukup menderita. Dan rakyat itu tulang punggung negara. Kalau rakyat lemah ketahanan nasional juga lemah. Saat ini sebagian dari mereka, tidak punya uang tidak punya kerja. Bahkan utk keperluan makan. Sebagian dari mereka yg mampu membagikan makanannya untuk mereka yang tidak mampu.
  3. Politicall will pemerintah untuk melindungi rakyatnya langsung sangat penting untuk memperkuat kepercayaan rakyat kepada pemimpinnya.
  4. Kalau rakyat percaya penuh dengan pemerintah maka saya yakin untuk bangkit sekarang pun kita bisa, di sana kita menang.
  5. Jangan takut, hilangkan ketakuran kecemasan yang tidak perlu terhadap Corona. Apa yang ditakuti? Kita bisa melalui dalam beberapa bulan ini dengan sangat lumayan. Angka-angka laporan Kemenkes tidak menunjukkan perburukan penularan. Hanya menunjukkan data kumulatif dari awal Maret 2020. Yang jelas di dalam laporan harian itu yang berhasil disembuhkan semakin banyak dan yang meninggal lebih sedikit.

Kata WHO penularannya eksponensial tapi kalau kita lihat pada kasus pertama yang diumumkan presiden waktu itu (ada dua org perempuan). Setelah ditelusuri ODP-nya yang positif ketularan hanya dua orang dari 80 orang. Padahal kebersamaan mereka tanpa masker cukup lama ruangan itu.

Artinya hanya 2 dari 80 orang tertular. Hitungan kasar penularannya hanya 2.5%. Sekarang kita punya kira-kira 269.000 ODP (menurut laporan harian Kemenkes), kalau itu diperiksa semua maka kita akan punya gambaran seperti apa penularannya.

Jadi tidak perlu takut tapi tetap “eling lan waspodo”. Eling itu ingat masih dalam masa pandemi, dan waspodo itu harus tetap mengikuti protokol PSBB yang dilonggarkan sesuai anjuran pemerintah.

Setelah kita yakin, eling lan waspodo, ayo kita bangkit untuk membangun kembali peradaban dengan menggerakkan kehidupan sosial dan roda ekonomi. Kata Xi Jinping, Corona adalah perang.

Bill Gates juga mengatakan ini seperti perang dunia kedua. Maka kita sekarang harus punya mindset perang, terhadap virus, terhadap ketakutan, terhadap keterpurukan, terhadap kebingungan.

Ingat justru negara kita merdeka setelah perang dunia kedua. Maka dalam peperangan ini kita harus berani mengambil risiko untuk menang.

Ayo kita bangkit sekarang juga bangsa Indonesia, gerakkan warga dengan cara yg sehat dan ama , untuk gerakan pembangunan ekonomi rakyat yang mandiri. Kita harus hidup yang lebih baik lagi.

Jakarta, 16 Mei 2020
Penjara Pondok Bambu

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article