Jumat, November 15, 2024

When abnormalities becoming a new normal

Must read


Oleh Galatia Chandra – Author of Hacking Your Mind Book

Pada suatu ketika ada seorang miliarder yang sangat kaya tinggal di kota Suzhou China. Miliarder ini mengidap sakit mata yang sangat berat dan akut. Sehinga Ia berkonsultasi dengan banyak sekali ahli medis, dokter-dokter mata yang hebat-hebat di sana dan meminum obat yang jumlah banyak sekali.

Berulang-ulang ia harus menerima injeksi juga di sekitar matanya. Namun begitu, rasa sakitnya tidak kunjung sirna.

Akhirnya ia menyerah. Ia berpikir, cara dunia Barat tidak berhasil, maka tidak ada salahnya untuk mencoba metode Timur. Tidak jauh dari kota Suzhou, ada seorang tabib yang terkenal bisa mengobati apa saja. Ia bisa mendiagnosis hanya dengan memegang nadi yang ada pergelangan tangan dan langsung tahu apa yang menjadi masalahnya. Tanpa membuang waktu ia pun segera ke sana.

Setelah tabib memeriksa nadinya, ia mengangguk-angguk tanda ia mengerti apa problema yang dihadapi oleh miliarder tersebut. Tabib itu meminta agar ia menghentikan semua obat-obatan, dan menjalankan terapi fokus warna hijau. Ia untuk sementara dalam perawatan tidak boleh melihat warna yang lain selain warna hijau.

Sepulangnya dari tabib itu, ia mengumpulkan seluruh keluarga dan pegawainya serta mengupah banyak sekali tukang cat untuk mengubah semua warna yang dilihatnya menjadi warna hijau. Semua dinding, peralatan makan, dan lain-lain, semuanya diubahnya menjadi hijau.

Kurang lebih seminggu mata miliarder ini pun terasa enakan. Ia pun tambah heboh lagi, meminta agar sekeliling rumah dibangun tembok yang tinggi dan di dalam tembok itu, semuanya diubah menjadi hijau.

Kemudian tiba saatnya sang miliarder ini harus melakukan pemeriksaan ulang dari tabibnya. Ia pun meminta tabib tersebut berkunjung ke rumah miliarder tersebut. Ketika tabib itu baru saja masuk, salah seorang pegawainya lari dengan tergesa-gesa dengan seember tinta hijau, byur…

Baju tabib itu yang berwarna merah disiram warna hijau. Supaya majikannya tidak melihat warna lain selain warna hijau.

Pixabay

Mendengar hal ini, tabib ini pun tertawa terbahak-bahak. Ia berkata, “Siapa yang suruh mengubah semuanya menjadi warna hijau? Jika saja ia membeli sebuah kacamata hijau yang harganya cuma beberapa Yuan saja kan masalahnya sudah selesai. Semuanya akan jadi hijau bukan?”

“Mengapa harus mengubah semua warna-warna yang ada? Coba tuh lihat pot keramik yang bagus begini dan antik lagi, sekarang jadi jelek karena diubah jadi hijau, lagian tuh langit kan masih berwarna biru, bagaimana kamu mewarnai langit?”

Well, kita tidak dapat mengubah semua hal di dunia sesuai dengan selera yang kita ingini. Sekeras apa pun kita berusaha, kita tidak akan mampu mengubahnya. Hal itu sangatlah kompleks. Hal sederhana yang mampu dan bisa kita lakukan adalah ubahlah cara kita atau diri kita dalam memandang sesuatu. Beradaptasilah.

Situasi Covid-19 ini membuat situasi yang abnormal seperti misalnya harus menggunakan masker, hand sanitizer, physical distancing yang kini tanpa kita sadari menjadi sebuah kondisi normal yang baru (new normal).

Banyak orang menjadi stres, mereka mengatakan, when all of these will turn back into normal? Kapan semuanya akan menjadi normal kembali? Semakin kita berharap semakin kita bertambah kecewa dan akhirnya berubah menjadi stres.

WHO minggu lalu menyatakan bahwa Covid-19 ini akan terus ada di dunia selamanya (lihat independent.co.uk/news/health/coronavirus-latest-covid-19-who-hiv-mike-ryan-a9513456.html)

Jadi tidak ada pilihan lagi. Apakah kita akan adjust diri kita, dengan gaya hidup yang baru ini yang kita rasakan tidak normal ini atau kita tidak akan survive dan akan mati terkena infeksi Covid-19. Banyak orang yang tidak sabar dan akhirnya kembali ke gaya hidup yang lama. Itu akan berbahaya. Berhati-hatilah!

Kita tidak diminta untuk mengganti semua yang ada di dunia ini disesuaikan dengan kebutuhan kita. Sebab hal itu tidak mungkin terjadi.

Tidak perlu juga berharap semua orang harus mengikuti aturan yang ditetapkan, tata tertib yang diatur oleh pemerintah (sebab itu tugas pemerintah dan akan membuat frustasi kita, jika kita tetap ngotot meminta semua orang mematuhinya).

Pixabay

Kita tidak perlu emosi juga ketika orang lain tidak mau join hand untuk menjaga jarak dan lain-lain.

Yang bisa kita lakukan adalah, sesuaikan diri kita, buat aturan untuk diri kita dan keluarga kita supaya tetap aman, mulai membiasakan hidup di dunia yang new normal ini dengan kebiasaan-kebiasaan baru yang mungkin membuat kita tidak nyaman pada awalnya.

Tapi percayalah, bila kita biasakan semuanya akan kembali seperti normal. Saya pribadi sekarang mulai nyaman menggunakan masker saat ke luar rumah.

”I can’t change the direction of the wind, but I can adjust my sails to always reach my destination.” – Jimmy Dean

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article