Pembangunan sebuah piramid bisa memakan waktu lebih dari seabad. satu bata ke berikutnya, satu hari ke berikutnya, beribu-ribu lelaki bekerja untuk mendirikan tempat peristirahatan yang tak terpermanai besarnya di mana setiap Firaun akan menjalani keabadian dikelilingi oleh harta kekayaan yang menjadi bagian dari tatacara pemakaman.
Masyarakat Mesir tidak hanya membangun piramid.
Di lapis terbawah terletak petani tanpa tanah. saat sungai Nil banjir ia membangun kuil, meninggikan tanggul, menggali kanal. dan ketika air kembali ke alirannya semula, ia menggarap tanah orang lain.
Empat ribu tahun lalu, penulis Dua-Khety menggambarkannya:
Petani itu memasang pikulannya. Bahunya melengkung menahan beban.
Di lehernya ada luka bernanah.
Saat pagi, ia menyirami bawang perai.
Saat sore ia menyirami batang ketumbar.
Saat tengah hari ia menyirami pohon-pohon palma.
Kemudian ia jatuh rebah dan mati.
Tidak ada monumen sebagai makamnya. Telanjang saat ia hidup dan telanjang ketika mati; lumpur rumahnya. Ia dikuburkan di pinggir jalan di gurun bersama tikar ilalang tempat ia biasa tidur dan kendi tembikar tempat ia biasa minum.
Di genggamannya ditaruh beberapa butir gandum, untuk kalau ia ingin makan.
Mirrors
Eduardo Galeano