Minggu, Oktober 13, 2024

Matahari yang menang, bulan yang takluk

Must read

Bulan kalah pada pertempuran pertamanya dengan matahari, ketika matahari menyebarkan omongan bahwa bukan angin yang menghamili perempuan.

Kemudian sejarah mengabarkan lebih banyak lagi cerita sedih: Pembagian kerja memberikan hampir semua beban kerja kepada perempuan supaya kita, laki-laki, dapat memusatkan diri pada upaya saling memusnahkan satu sama lain;

Hak atas harta benda dan hak pewarisan membuat perempuan tidak memiliki apapun;

Pengaturan di rumah tangga mengurung mereka dalam sangkar ayah, suami, dan anak laki-laki;

Semikian juga negara, yang seperti sangkar keluarga, hanya lebih besar.

Bulan ikut serta dalam keruntuhan kedudukan anak perempuannya.

Telah jauh terpendam masa ketika bulan Mesir menelan matahari di saat senja dan melahirkannya saat fajar; ketika bulan Irlandia mengancam akan membuat malam tak berakhir kalau matahari tidak menuruti pengaturannya; dan ketika raja-raja Yunani dan Kreta dalam pakaian ratu dengan puting susu palsu dari taffeta menyelenggarakan upacara suci membentang bulan sebagai standar mereka.

Di Yucatan, bulan dan matahari hidup bersama dalam perkawinan. Ketika mereka bertengkar terjadilah gerhana. Bulan adalah ratu penguasa laut dan musim semi, dan dewi penguasa bumi. Dengan berjalannya waktu, bulan kehilangan kekuasaannya. Sekarang ia hanya berkuasa atas kelahiran dan penyakit.

Di pantai-pantai Peru, kita bisa tahu kapan saat bulan terhinakan. Tidak lama setelah invasi Spanyol, pada tahun 1463, ketika bulan kerajaan Chimú, yang terkuat dari antara semua bulan, menyerah kepada tentara matahari Inca.

Mirrors
Eduardo Galeano

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article