Oleh Farid Gaban
Ada banyak keluhan dari para orangtua tentang sekolah daring di masa wabah. Dari harus sibuk mendampingi anak sampai tidak punya uang untuk beli HP atau pulsa. Menurut saya, ada solusi simpel asal kita mau membuka mata lebih lebar dan berpikir out of the box.
Wabah corona memberi kita peluang untuk memikirkan kembali apa itu esensi pendidikan dan pengajaran.
Ketimbang sekolah daring, mungkin saatnya membebaskan guru dan orangtua untuk menyelenggarakan pendidikan yang murah, sederhana dan bermakna. Salah satunya memanfaatkan alam dan kehidupan sehari-hari sebagai medium belajar.
Mengajak anak-anak belajar dari alam dan kehidupan sehari-hari. Guru-guru diharapkan membuat lesson plan sesuai kondisi lokal.
Anak-anak diajak bertani, beternak, memelihara dan menangkap ikan; belajar mengolah pangan; melukis, fotografi di alam; membuat kerajinan dari bahan baku alam; wirausaha kecil-kecilan.
Belajar di alam terbuka lebih memungkinkan kita menerapkan jaga jarak dan mematuhi protokol kesehatan. Lebih dari itu, alam dan kehidupan menawarkan pelajaran yang sangat kaya dan tidak cuma teori.
Untuk menyebut beberapa saja:
BOTANI. Bertani dan berkebun, baik sayur maupun buah. Membuat daftar tanaman pangan di desa-desa. Meneliti tumbuhnya kecambah.
BIOLOGI. Beternak ayam atau maggot (larva lalat hitam untuk pakan lele), jangkrik atau ikan nila.
MIKROBIOLOGI. Fermentasi tape, membuat tempe dan tahu.
MATEMATIKA. Meghitung bulir padi dari setiap malai dan rumpun, untuk memprediksi jumlah panen. Menghitung jumlah telur yang diproduksi dari 100 ayam.
EKONOMI. Jualan singkong goreng; pergi ke pasar, ngobrol dengan pedagang kaki lima, dengan petani.
TEKNIK MESIN. Bembongkar sepeda atau motor; kulkas atau kipas angin. Wawancara tukang tambal ban dan bengkel motor.
FISIKA/AERODINAMIKA. Bikin kincir air di sungai atau kincir angin di sawah. Bikin layang-layang.
ELEKTRONIKA. Membuat radio. Mengolah air hujan menjadi air asam dan basa dengan elektrolisa.
BIOKIMIA. Membuat kulit dari fermentasi teh atau air kelapa. Membuat papan dari jerami padai dan miselium jamur.
SOSIOLOGI/ANTROPOLOGI. Keliling desa-desa, merekam sejarah desa dan kearifan tradisional.
INOVASI PANGAN. Membuat tepung kulit pisang; dendeng kulit singkong. Bikin pizza dari singkong dan ketela.
SENI. Membuat kerajinan tangan, melukis, fotografi, menulis dengan tema alam.
Dan masih banyak lagi. Alam dan kehidupan menawarkan pengetahuan yang hampir tiada batas. Di samping itu memberi peluang anak-anak untuk menghargai alam. Hanya perlu sedikit kreativitas dan imajinasi dari para guru.