Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus berupaya untuk membantu penanganan darurat banjir bandang di Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan. Bencana banjir bandang terjadi pada Senin (13/7/2020) lalu, disebabkan oleh luapan air Sungai Masamba, Sungai Radda (anak Sungai Masamba), dan Sungai Rongkong akibat curah hujan yang sangat tinggi di hulu sungai.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang (BBWSPJ), Ditjen Sumber Daya Air, Kementerian PUPR Adenan Rasyid mengatakan, penanganan bencana banjir bandang di Kabupaten Luwu terus dilakukan selama masa penetapan tanggap darurat oleh Pemerintah Daerah 14 Juli – 12 Agustus 2020 hingga pascabencana.
Selama masa tanggap darurat telah menerjunkan 44 unit alat berat berupa 12 unit excavator, 3 unit Dozer, dan 29 unit Dump Truk ke-6 kecamatan terdampak yakni Kecamatan Masamba, Sabbang, Baebunta, Malangke Barat, dan Malangke serta di Desa Radda yang kondisinya paling parah akibat banjir bandang.
“Penanganan darurat seperti pembersihan lumpur dan pengeringan terus dilakukan, termasuk sudah dikerahkan pompa alkon sebanyak 22 unit dan penanganan sementara mencegah kembalinya meluap air sungai menggunakan tanggul karung pasir sebanyak 1.000 buah,” kata Adenan di lokasi banjir bandang Kabupaten Luwu Utara, Rabu (22/7/2020).
Selain itu, lanjut Adenan, BBWSPJ juga terus menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan tanggap darurat yang sudah diinstruksi oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono saat meninjau banjir bandang di Luwu Utara pada Kamis (16/7/2020).
Menurut Adenan, Menteri Basuki menginstruksikan untuk memprioritas pembersihan dan pengangkutan lumpur menjadi tanggul sungai sementara agar tidak banjir lagi dan sekaligus untuk membuka konektivitas Palopo – Masamba, membersihkan jalan dan titik-titik yang masih tergenang dan tertutup lumpur di Kecamatan Masamba serta melakukan normalisasi sungai dengan pengerukan, perbaikan alur sungai dan pembuatan tanggul sungai untuk penanganan permanen.
“Untuk membersihkan material lumpur dan kayu yang menutup akses Trans Sulawesi di Poros Palopo-Masamba kita sudah memobilisasi alat berat excavator dan dump truck dan sudah selesai bisa dilalui sejak Minggu (19/7/2020). Memang ruas tersebut merupakan jalur vital untuk pergerakan orang dan logistik yang menghubungkan Kota Palopo-Kabupaten Luwu Utara-Luwu Timur sampai Poso,” tutur Adenan.
Lebih lanjut, Adenan mengatakan untuk progres pembersihan dan pengangkutan lumpur, khususnya untuk membuka konektivitas di wilayah Kecamatan Masamba sebagai wilayah terparah dampak banjir bandang sudah mencapai 90%. Untuk pengeringan masih terus dilakukan karena sempat terkendala hujan beberapa hari terakhir.
“Untuk mempercepat pengalirah genangan air, kami melakukan upaya dengan membuka dan memperdalam jalur drainase seperti di samping Koramil ke Hotel Yuniar. Terus membuat 2 jalur drainase di samping bandara dan Masjid Agung Syuhada. Untuk pekerjaan infrastruktur pasca bencana, Bapak Menteri juga sudah menginstruksi untuk paket pengendalian banjir di sini untuk segera dilakukan lelang cepat,” tuturnya.
Kementerian PUPR bersama tim gabungan yang terdiri dari TNI, Polri, Basarnas dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Luwu Utara masih bekerja sama untuk melakukan pendataan kerusakan dan korban yang diakibatkan banjir bandang tersebut. Selain itu juga membantu pembersihan beberapa objek vital di Luwu Utara seperti area sekitar runway Bandar Udara Andi Jemma yang tertutup lumpur dan rumah dinas bupati.
Dalam penanganan darurat, Kementerian PUPR juga didukung oleh PT Brantas Abipraya dan PT Hutama Karya yang kebetulan sedang menangani pembangunan DI Baliase di dekat lokasi bencana sehingga memudahkan dalam memobilisasi alat berat dan personel.
Bantuan Sarana dan Prasarana juga diberikan Balai Prasarana Permukiman Wilayah Sulawesi Selatan Ditjen Cipta Karya sebanyak 15 unit Hidran Umum kapasitas 2.000 liter, 3 unit MTA, dan 1 unit mobile toilet di posko pengungsi Pettambua dan Mely.
Salah satu warga Desa Radda Kecamatan Baebunta Usnan Jaya menyampaikan terima kasih atas penanganan Kementerian PUPR telah membuka akses di desanya.
“Saya terima kasih sudah dibuka akses, meskipun sekarang baru terbuka 350 meter tetapi sudah sangat membantu warga untuk mengambil barang-barang yang masih bisa diselamatkan. Sebenarnya jalan masuk ke Desa Radda ini sampai dalam sekitar 5 kilometer ke atas, tetapi mungkin hanya 2 kilometer yang bisa dibuka karena di atas sudah hanyut,” kata Usnan.