Senin, November 18, 2024

Studi dampak perkantoran global 2020

Must read

Studi memperkirakan pemulihan sektor perkantoran akan bergerak lambat, namun pemulihan total diprediksikan akan terjadi kendati work-from-home yang menjadi tren saat ini 

Cushman & Wakefield (NYSE: CWK), perusahaan layanan real estat global terkemuka, merilis “Studi Dampak Perkantoran Global” pertamanya. Studi tersebut memproyeksikan fundamental penyewaan perkantoran (office leasing fundamentals) di dunia akan terdampak secara signifikan oleh resesi yang disebabkan oleh Covid-19 dan tren work- from-home (bekerja dari rumah). 

Namun pada akhirnya, kondisi akan mulai membaik di tahun 2022 dan akan pulih total pada 2-3 tahun kemudian. Jadwal pemulihan total ini konsisten dengan yang diamati selama Resesi Besar (the Great Recession), namun dengan sedikit keterlambatan dikarenakan tren work-from-home.

Laporan ini dikembangkan oleh Lembaga Kajian Global (Global Think Tank) yang baru dibentuk oleh Cushman & Wakefield, berisikan para peneliti senior dan ekonom dari berbagai belahan dunia. Studi ini menganalisis perubahan siklikal dan struktural yang berdampak pada pasar perkantoran global dan efeknya terhadap proses pemulihan. 

“Kami berupaya menjawab pertanyaan mendasar dan ambigu terkait ‘apa yang akan terjadi pada perkantoran’ melalui penjabaran ilmiah atas kondisi yang ditimbulkan oleh pandemi ini dan dampak kumulatif pada fundamental sektor perkantoran,” tutur Kevin Thorpe, Chief Economist dan Global Head of Research Cushman & Wakefield. 

“Kami mengamati dampak kolektif dari kondisi ini, termasuk hilangnya pekerjaan, kekosongan ruang perkantoran dan harga sewa perkantoran, karakteristik geografis, dan perkembangan work-from-home, untuk menetapkan skenario masa depan yang, dalam kasus dasar kami, memproyeksikan pemulihan total pasar perkantoran global pada akhirnya. Seluruh produk real estat tentu sangat terkait dengan lokalitas, dan tidak seluruh pasar lokal akan mengikuti jalan pemulihan yang sama.” 

Beberapa temuan utama dari Studi Dampak Perkantoran Global 2020 terfokus pada pemulihan total sektor ekonomi dan ketenagakerjaan yang diantisipasi pada K1 2022, dan permintaan ruang perkantoran terkait sebagaimana tren kekosongan mulai menurun dan harga sewa mulai meningkat. Pada 2025, kekosongan perkantoran global diantisipasi akan kembali ke tingkat yang sama sebelum krisis, sekitar 11%, dengan harga sewa kembali pada level puncak sebelum krisis. 

Photo by Bongkarn Thanyakij from Pexels

“Walaupun dampak dari tren work-from-home akan memperlambat pemulihan pasar perkantoran, pertumbuhan secara umum sektor pekerjaan yang membutuhkan ruang kantor dan beberapa faktor lain – termasuk aglomerasi, budaya/branding, dan produktivitas – secara kolektif mengindikasikan bahwa perkantoran akan terus memiliki peran penting pada ekonomi ke depannya,” tutur Rebecca Rockey, Global Head of Forecasting Cushman & Wakefield. 

“Dengan studi ini, kami memantau ketidakpastian kondisi ini melalui bukti, data, dan metodologi ilmiah.” 

Di Asia Pasifik (tidak termasuk Tiongkok Raya) dalam tingkatan agregat, dampak dari resesi global saat ini terlihat lebih lunak dan singkat dibandingkan daerah lain di dunia. Pada skenario baseline, kondisi seluruh sektor ekonomi di sebagian besar Asia Pasifik dapat kembali ke level PDB pra-Covid-19 pada K3 2021.

Fundamental penyewaan perkantoran dalam waktu 6-18 bulan ke depan akan menghadapi tantangan dari pandemi berupa melambatnya pembukaan lapangan kerja kantoran pada jangka pendek, dan hilangnya lapangan pekerjaan pada jangka menengah. 

Terlepas dari tantangan yang ada, permintaan yang diukur dari serapan bersih, diproyeksikan akan tetap positif mulai saat ini hingga 2030. Data terbaru menunjukkan bukti awal bahwa daerah Asia Pasifik akan lebih tahan dibandingkan wilayah global lainnya.

Dalam pasar berkembang pergerakan cepat pada rantai nilai di seluruh wilayah akan meningkatkan pangsa pekerjaan yang membutuhkan ruang kantor di wilayah tersebut. Secara kontras, pasar yang lebih maju akan mengalami permintaan yang lebih rendah yang akan berdampak pada pertumbuhan harga sewa yang lebih lemah. 

“Asia Pasifik terus menunjukkan ketahanannya dibandingkan wilayah lainnya, namun tidak juga kebal terhadap dampak negatif yang dibawa pandemi ini. Wilayah ini memasuki zona krisis dengan pipeline pasokan yang besar, dengan gelombang kuat pengembangan perkantoran yang dijadwalkan selesai pada 2020-2022. Oleh karena itu, kami telah melihat pelemahan pasar dengan naiknya tingkat kekosongan dan penurunan harga sewa sebelum pandemi, dan proyeksi kami saat ini menunjukkan penguatan dari tren tersebut,” jelas Dr. Dominic Brown, Head of Insight & Analysis, Asia Pacific Cushman & Wakefield. 

“Terlebih lagi, meningkatnya sistem kerja fleksibel dan praktik work-from-home lebih tidak umum di Asia Pasifik jika dibandingkan dengan wilayah lain. Hal ini tidak memberikan perubahan berarti pada prospek pasar perkantoran di wilayah ini. Mulai 2022-2030, kami memprediksi permintaan bersih perkantoran untuk tumbuh sebanyak 729 msf di Asia Pasifik, kendati adanya hambatan sebesar 4.5% dikarenakan dampak dari work-from- home.” 

Untuk Tiongkok Raya, tren meningkatnya tingkat kekosongan pra-COVID-19 diperkirakan untuk terus meningkat seiring dengan lemahnya permintaan. Permintaan untuk ruang kerja akan mulai bangkit dengan pasokan baru di akhir 2022 dan kekosongan akan mulai menurun di 2023. Harga sewa untuk ruang Kelas A diperkirakan melunak di 2020 dan 2021, stagnan di 2022, kemudian kembali tumbuh di 2023. 

Seperti Asia Pasifik, tingkat hunian diperkirakan untuk terus meningkat hingga akhir periode prediksi meski dengan permintaan jangka pendek yang melemah, didukung dengan faktor struktural lainnya seperti meningkatnya pekerjaan kantoran.

Dari seluruh wilayah yang dipelajari dalam laporan, permintaan perkantoran struktural di Tiongkok Raya diperkirakan menjadi paling tidak terpengaruh, dengan hambatan hanya sebesar 2.9% dikarenakan dampak work-from-home, dan permintaan bersih perkantoran diproyeksikan untuk tumbuh sebesar 536.1 msf mulai 2022-2030. 

Studi Dampak Perkantoran Global 2020 merupakan bagian pertama dari seri 4-bagian yang akan menyajikan tinjauan baru dan mendalam terhadap masa depan perkantoran dan peran yang akan ia mainkan di lingkungan pasca-pandemi.

Dapatkan Studi Dampak Perkantoran Global 2020 di SINI

Artikulli paraprak
Artikulli tjetër
- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article