Di tumpukan arsip Inquisisi terselip cerita tentang Perang Salib terakhir, yang dilancarkan di awal abad empatbelas melawan seorang sesat iman bernama Dolcino dan pengikut-pengikutnya:
Dolcino mempunyai seorang kekasih bernama Margarita yang menjadi pengikut dan hidup bersamanya. Ia menyatakan selalu memperlakukan Margarita dengan sepenuh kesucian dan kejujuran, seperti saudara perempuan dalam Kristus. Dan ketika Margarita didapati hamil, Dolcino dan para lelaki lainnya menyatakan ia telah dihamili oleh Roh Kudus.
Inquisisi dari Lombardy, menurut uskup Verceil, menyarankan dilakukan Perang Salib. Sebuah ekspedisi serius dibentuk dengan penghapusan penuh semua dosa anggota tentaranya, untuk menyerang Dolcino. Yang bersangkutan, setelah berhasil mendapatkan banyak pengikut lewat khutbah-khutbahnya yang menentang keimanan Kristen, pergi bersama mereka ke pegunungan Novarais.
Di sana, karena cuaca yang buruk, kelaparan dan udara dingin, banyak di antara mereka sakit dan meninggal. Bukan mati karena sesat iman. Tentara salib yang menyapu perbukitan menangkap Dolcino dan sekitar 40 lelaki pengikutnya. Sementara mereka yang terbunuh dan mati karena cuaca dingin dan kelaparan berjumlah lebih dari 400.
Pada tahun 1308 di Kamis Suci saat Tuhan Bapa mewujud manusia, bersama Dolcino, ditangkap pula Margarita si sesat iman dan penggoda itu. Tubuhnya dicacah di depan mata Dolcino, yang setelahnya diperlakukan sama.