Jumat, November 15, 2024

Marco Polo

Must read

Ia sedang dipenjara di Genoa ketika mendiktekan buku tentang perjalanannya. kawan-kawannya sesama tahanan percaya penuh semua ceritanya. Sedang mereka mendengarkan perjalanan petualangan Marco Polo, duapuluh tujuh tahun mengembara di wilayah Timur, masing-masing orang tahanan itu keluar dari penjara dan bertamasya bersamanya.

Tiga tahun kemudian, bekas orang tahanan dari Venice itu menerbitkan bukunya. “menerbitkan” secara lisan karena percetakan belum lagi muncul di Eropa. beberapa naskah tulisan tangan beredar. Marco Polo mendapati pembacanya tak sedikitpun percaya isi bukunya.

Ia pasti mengkhayal: bagaimana mungkin gelas anggur tanpa dipegang melayang ke bibir Khan yang agung? Bagaimana mungkin sebuah melon dari Afghanistan sama harganya dengan seorang perempuan? Yang paling baik hati dari antara pembaca itu menyebut pedagang penulis itu terganggu pikiran.

Di dekat Laut Kaspia, di jalan dari Gunung Ararat, pengigau itu menyaksikan minyak berapi, kemudian di pegunungan China ia menyaksikan batu menyala. Pernyataannya yang paling tidak masuk akal adalah tentang China yang mempunyai uang kertas bersegel gambar kaisar Mongolia, dan kapal-kapal yang memuat lebih seribu orang. Unicorn dari Sumatra dan pasir bernyanyi di Padang Pasir Gobi mengundang gelak tawa, dan kain yang tahan api, yang dilihat Marco Polo di luar Taklamakan, sama sekali tak bisa dipercaya.

Beberapa abad kemudian semua itu terbukti:

Minyak berapi adalah minyak tanah, batu menyala adalah batubara, orang China sudah menggunakan uang kertas selama limaratus tahun, dan kapal2 mereka, sepuluh kali lebih besar dari kapal2 Eropa, mempunyai kebun yang menghasilkan sayur mayur bagi awak kapal agar terhindar dari penyakit kekurangan vitamin, unicorn sebetulnya adalah badak bercula satu, angin membuat puncak bukit pasir mendesing, dan kain yang tahan api adalah yang terbuat dari asbes.

Di zaman Marco Polo, Eropa belum mengenal minyak tanah, batubara, uang kertas, kapal besar, badak, bukit pasir tinggi, atau asbes.

Eduardo Galeano

“Mirrors”

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article