Satu malam di Madrid saya bertanya kepada seorang sopir taksi: “Apa warisan orang-orang Moor di Spanyol?”
“Bencana,” jawabnya tanpa sedikitpun ragu atau sangsi.
Orang Moor adalah orang Spanyol Islam yang selama delapan abad, tigapuluh tiga generasi, menganggap Spanyol tanah air mereka, dan yang kebudayaan Islamnya bersinar terang di sana, yang tak bisa ditemui di manapun tempat lainnya.
Banyak orang Spanyol tidak tahu sama sekali cahaya yang masih bersinar dari lampu itu. warisan orang-orang Muslim itu mencakup:
Toleransi agama, yang kemudian dihancurkan oleh Raja-raja Katolik; kincir air, taman, terowongan air yang masih berfungsi memenuhi kebutuhan air beberapa kota dan lading-ladang di sekitarnya; jasa pos; cuka, mustard, safron, kayumanis, kunyit, gula tebu, churros, bola daging, buah kering; catur; angka nol dan angka-angka lainnya yang sekarang kita gunakan; aljabar dan trigonometri, karya-karya klasik Anaxagoras, Ptolemy, Plato, Aristotle, Euclid, Archimedes, Hippocrates, Galen, dan banyak lainnya, yang dikenal di Spanyol dan di Eropa melalui terjemahan bahasa Arab mereka; empat ribu kata-kata bahasa Arab yang diserap ke dalam bahasa Kastilia; dan beberapa kota yang indah tak terkira, seperti Granada, yang dipuja dalam sebuah syair tanpa nama berikut:
Beri ia sedekah, Nyonya, tiada yang lebih sakit dalam hidup ini dari berada di Granada dengan mata buta.
Eduardo Galeano