Hitler yakin “wabah Gypsy” menjadi ancaman, dan ia tidak sendiri.
Telah beberapa abad banyak orang teryakinkan bahwa kejahatan sudah mendarah daging pada ras berkulit gelap ini, dan sampai sekarang keyakinan itu masih bertahan:
Selalu tidak dikehendaki, gembel tak berumah kecuali jalanan, perusak anak gadis dan grendel pintu, memikat lewat jari-jari yang memainkan kartu dan pisau.
Hanya dalam semalam di bulan Agustus 1944, 2897 gypsy, perempuan, anak-anak, laki-laki, tewas di kamar gas Auschwitz.
Selama perang, satu dari empat gypsy Eropa terbunuh.
Tentang nasib mereka, adakah yang bertanya?
Eduardo Galeano