Instalasi Gawat Darurat 24 Jam Nonstop via Applikasi Clubhouse Pertama di Dunia
“Bukti Kepedulian Sosial dan Kemanusiaan!”
Kemunculan aplikasi “Clobhouse” atau CH di tanah air nampaknya disambut meriah oleh kalangan muda para pengguna gawai apel digigit itu. Saking ramainya, aplikasi tersebut mengalami beberapa kali down/hang.
Aplikasi CH sendiri merupakan media sosial yang berbasis sharing audio/suara asal negeri tirai bambu. Di mana penggunanya dapat berbagi pesan secara langsung melalu obrolan bebas.
Dalam aplikasi tersebut, ibarat sekolah, banyak sekali ruangan-ruangan kelas yang membahas materi pelajaran tertentu. Dari mulai politik, hingga komedi, dari mulai sejarah hingga teknologi. Kita bisa masuk dan keluar room sesuka hati, sesuai tema yang cocok untuk kita.
Yang menarik ada room bernama Rest Area; ada Ruang Hening, dan Hotel Clubhouse, dan lain-lain, yang pada intinya room tersebut hanya digunakan untuk menyimpan/ menginapkan akun kita, mengecek akun-akun orang lain, membaca bionya, kemudian mengikutinya
Namun, ada yang unik dari semua room di Clubhouse, yaitu room “Instalasi Gawat Darurat (IGD) Clubhouse 24/7 Nonstop!” atau biasa disingkat IGD Clubhouse dengan link joinclubhouse.com/room/PAA87ao1
Yang mengejutkan, room tersebut digagas oleh Asep Kambali, seorang sejarawan Indonesia, yang tidak memiliki latar belakang kedokteran dan atau kesehatan.
“Room diluncurkan sejak 22 Februari 2021, dan telah diikuti oleh ribuan pendengar dari dalam dan luar negeri. Bahkan saat ini sudah terdaftar 120-an dokter dan spesialis dari seluruh Indonesia dan beberapa negara. Room berjalan selama 24 jam nonstop. Berisi diskusi seputar kesehatan dan kegawatdaruratan yang dipandu oleh para moderator, dan dijawab oleh para dokter dengan sangat baik,” jelas Asep Kambali.
“IGD Clubhouse pertama di Indonesia, bahkan mungkin di dunia yang bersifat preventif, promotif dan edukatif. Meski dibolehkan konsultasi, dalam room tidak bersifat kuratif dan tidak melayani pembuatan resep. Kedua hal itu harus dilakukan di fasilitas kesehatan dimana para dokter bertugas atau melalui aplikasi dimana para dokter terdaftar. Bagi masyarakat yang membutuhkan darah juga dapat disampaikan dalam room tersebut, karena terdapat tim dari Blood4Life ID yang berjaga,” tambah Asep.
Dokter-dokter yang tergabung terus bertambah, sehingga membutuhkan banyak moderator untuk menjaga room. Asep mengatakan, saat ini ada 10-an moderator yang bergantian jaga dan memoderasi diskusi selama 24 jam. Salah satu moderator yang juga merupakan manajer Room IGD Clubhouse adalah aktor Billiand Wekan. Menurut Asep, sejak awal room diluncurkan, Billiand telah dengan sukarela menjadi moderator untuk room tersebut.
“Billian sangat berdedikasi, walau dalam masa isolasi karena covid-19, ia tetap siaga 24 jam,” tandas Asep.
Semua yang tergabung di room IGD Clubhouse, menurut Asep, yaitu para dokter dan spesialis serta moderator, merupakan sukarelawan, tidak ada yang membayar sepeser pun. Mereka sangat antusias, yang telah berjam-jam standby di room tersebut setiap harinya.
Para dokter melakukan “absen” setiap pagi dan malam secara bergantian. Mereka bahkan melayani keluhan kesehatan dan kegawat-daruratan yang dialami masyarakat dengan sangat baik. Sungguh mulia para dokter dan moderator IGD Clubhouse.
Mereka benar-benar telah mengaplikasikan nilai/prinsip ‘sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk manusia lainnya.’
Menurut Asep, sembilan puluh sembilan persen, ia tidak mengenal para dokter dan moderator sebelumnya, juga tidak pernah bertemu dengan mereka sebelumnya. Ia justru baru bertemu dan mengenalnya saat di dalam aplikasi Clubhouse itu.
Ini adalah solusi alternatif untuk menumbuhkan kesadaran akan kesehatan dan kegawatdaruratan bagi masyarakat. Room IGD Clubhouse ini secara khusus berfungsi sebagai wadah komunikasi, silaturahmi dan berbagi pengetahuan serta pengalaman para dokter/ spesialis dengan masyarakat secara luas.
“Room juga berfungsi untuk menumbuhkan kepedulian sosial dan kemanusiaan. Lebih jauh dari itu, room berguna dalam melatih public speaking, hospitality dan komunikasi para dokter dan audiens yang berpartisipasi di room tersebut,” pungkas Asep.