Kamis, Desember 19, 2024

Bolivia dihapus dari peta

Must read

Di satu malam di tahun 1867 dutabesar Brazilia menyematkan lencana Grand Crucifix of the Imperial Order of the Cross di dada diktator Bolivia, Mariano Melgarejo.

Diktator ini mempunyai kebiasaan membalas pemberian medali atau kuda dengan sebidang tanah negaranya.

Malam itu air matanya berlinang dan, saat itu juga, ia menghadiahi dutabesar tersebut enampuluh lima ribu kilometer persegi hutan yang kaya pohon karet. hadiah itu, ditambah duaratus ribu kilometer persegi yang direbut, Brazil mendapatkan semua pohon karet Bolivia yang meneteskan getah karet untuk pasar dunia.

Pada tahun 1884 Bolivia kalah dalam perang yang lain, kali ini melawan Chile. Mereka menamakannya Perang Pasifik, tetapi itu sesungguhnya Perang Saltpeter, sendawa.

Sendawa, hamparan karpet indah berwarna putih cemerlang, adalah pupuk yang paling didamba petani Eropa dan bahan utama untuk industri militer.

John Thomas North, pengusaha Inggris yang di pesta-pesta suka berpakaian seperti Henry VIII, meraup semua sendawa yang berasal dari Peru dan Bolivia.

Chile memenangkan perang, dan ia mengangkut semua pampasan perang itu.

Peru kehilangan sangat besar, sebagaimana juga Bolivia, kehilangan jalan ke laut, empatratus kilometer garis pantai, empat pelabuhan, tujuh teluk, dan seratus duapuluh ribu kilometer persegi gurun yang kaya sendawa.

Tetapi negara yang berkali-kali dimutilasi ini tidak secara resmi dihapus dari peta sampai ketika terjadi insiden diplomatik yang terjadi di La Paz.

Mungkin insiden itu pernah terjadi, mungkin tidak. Saya sudah berkali-kali mendengarnya dan beginilah jalan ceritanya: Melgarejo, diktator pemabuk itu, menyambut wakil Inggris dengan menawarkan segelas chicha, minuman keras dari jagung yang difermentasi, yang dari dulu sampai sekarang merupakan minuman nasional.

Diplomat itu mengucapkan terimakasih tetapi ia mengatakan lebih suka coklat panas. Presiden pun dengan senang hati menyuguhkan coklat panas sepasu besar penuh. Ia menahan dutabesar itu sampai tetes terakhir coklat sebagai bentuk hukuman, dan pagi harinya ia diarak keliling kota dengan duduk di atas punggung keledai menghadap ke belakang.

Ketika Ratu Victoria di Istana Buckingham mendengar kabar tentangnya, ia meminta peta dunia. Ia bertanya di mana itu Bolivia, mencoret negara itu dengan kapur, dan menyatakan:

“Bolivia tidak ada.”

Eduardo Galeano

“Mirrors”

Penerjemah: Wardah Hafidz

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article