Pada pertengahan abad sembilanbelas, terancam oleh kapal perang yang berjajar mengarah ke pantainya, Jepang terpaksa menerima traktat yang terlalu berat untuknya.
Jepang modern lahir sebagai perlawanan atas penghinaan yang dipaksakan oleh kekuatan Barat itu.
Seorang kaisar baru membuka era Meiji dan mendirikan negara Jepang, sebagai inkarnasi figur sucinya, mendirikan pabrik-pabrik milik negara yang mengembangkan enampuluh sektor industri yang diproteksi, mempekerjakan teknisi ahli dari Eropa yang melatih teknisi Jepang, yang selalu mengikuti perkembangan terbaru, membangun sistem jaringan kereta api dan telegraf, menasionalisasi tanah para tuan tanah feodal, membentuk pasukan tentara baru yang mengganti dan memaksa samurai mengubah profesi, memberlakukan pendidikan gratis dan wajib, dan memperbanyak galangan kapal dan bank.
Fukuzama Yukichi, pendiri universitas terpenting di era Meiji, merangkum program pemerintah ini sebagai berikut:
“Sebuah negara tidak boleh takut untuk mempertahankan kemerdekaannya melawan segala bentuk gangguan dan campurtangan luar, bahkan jika pun seluruh dunia memusuhi.”
Dan dengan demikian Jepang mampu membatalkan traktat yang dipaksakan dengan semena2 dan menghinanya, mengubah diri dari negara yang dipermalukan menjadi kekuatan yang mempermalukan yang lain, yang dengan segera dialami oleh China, Korea, dan negara-negara tetangganya yang lain.
Eduardo Galeano
“Mirrors”
Penerjemah: Wardah Hafidz