Mengapa mammoth berbulu sangat tebal? Mungkinkah mammoth adalah gajah yang menemukan cara melindungi diri ketika jaman es bermula?
Mengapa leher jerapah sangat panjang? Mungkin karena dengan berjalannya waktu ia mulur agar dapat mencapai buah-buahan yang tinggi di puncak pohon?
Apakah kelinci yang lari-lari di salju selalu putih, atau mereka menjadi putih untuk mengelabui rubah?
Mengapa paruh burung kutilang berbeda-beda tergantung tempat ia hidup? Mungkin karena paruhnya dari sedikit beradaptasi dengan lingkungan alamnya melalui proses evolusi panjang, sehingga mereka dapat membuka kulit buah, menangkap larva, meminum nektar?
Mungkinkah putik anggrek yang sangat panjang memberi tanda bahwa ada kupu-kupu di sekitar yang lidah amat panjangnya sama dengan putik panjang yang menunggu mereka?
Mungkin ada seribu satu pertanyaan seperti ini yang bersama berjalannya waktu disertai keraguan dan kontradiksi, menjelma di halaman bukunya yang meledak tentang asal usul spesies dan evolusi kehidupan di dunia.
Gagasan yang menggugat, pelajaran tentang kerendahan hati yang tak bisa diterima: Darwin mengungkapkan bahwa Tuhan tidak menciptakan dunia dalam tujuh hari, Ia juga tidak menciptakan kita sesuai citraNya.
Pendapat buruk itu tidak diterima dengan baik. Dia pikir siapa dia, bisa mengoreksi Injil?
Samuel Wilberforce, uskup Oxford, bertanya kepada para pembaca buku Charles Darwin: “Anda diturunkan dari monyet dari garis kakek atau nenek Anda?”
Eduardo Galeano
“Mirrors”
Penerjemah: Wardah Hafidz