Senin, Desember 9, 2024

Botox, solusi anti kerut dan keriput

Must read

Bila Anda, para wanita dan pria berusia di atas 20 tahun yang ingin memperbaiki contour wajah dan menjadikan wajah lebih muda, maka datanglah ke Dermalounge di Jalan Gunawarman – Senopati, Jakarta Selatan, Anda dapat menemukan solusinya. Di sana Anda akan dapat melakukan ‘koreksi wajah sesuai kebutuhan,’ yang dilakukan tenaga medis profesional, dengan tindakan minimal invasive (tindakan minimalis).

Menurut penjelasan dr. Paulus dari Dermalounge Clinic, salah satu jenis treatment yang ditawarkan oleh Dermalounge, adalah Dermatoxin, berisi botolinum toxin, yang tersedia dengan merek Botox, Xeomin, maupun Lanzox, yang semuanya aman, memiliki  izin edar BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan) dan FDA (Food and Drug Administration) Approved.

Dr. Paulus menjelaskan, sebenarnya penggunaan botox bertujuan untuk melemahkan otot. “Biasanya otot yang dikehendaki untuk dilemahkan, adalah otot dahi, rahang, dan sekeliling mata. Seiring bertambahnya usia, daerah tersebut paling sering menjadi keriput atau berkerut.

Kerutan yang terjadi erat kaitannya dengan bertambahnya usia seseorang, dan juga karena adanya gravitasi. Untuk menghindari terjadinya kontraksi-kontraksi otot-otot yang mengakibatkan terjadinya kerut, dibutuhkan yang namanya terapi botox, ucap Paulus, seorang tenaga dokter yang sudah selama belasan tahun terakhir menggeluti dunia estetika.

Jadi, secara sederhana botox merupakan perawatan yang ampuh untuk menghilangkan kerutan, membentuk contour muka lebih tirus, menjadikan kulit lebih kencang dan bercahaya. Hasilnya akan terlihat dan menjadikan pasien terlihat beberapa tahun lebih muda.”

Contoh lainnya ujar dr. Paulus, misalnya untuk otot kunyah, ada sejumlah orang, pada rahangnya, sebagai akibat penggunaan yang berlebihan saat mengunyah makanan, dan juga karena tekstur mukanya  besar, maka rahangnya kelihatan menonjol (keluar). Hal tersebut menjadikannya seolah-olah mukanya terlihat “chubby.” Untuk mengatasinya, dapat  dilakukan terapi botox, agar mengurangi “shape” dari otot wajah tersebut menjadi tirus.

Tindakan Botox Bersifat Non Permanen, Perlu Re-touch

“Jadi fungsi botox adalah, melemahkan otot di daerah yang dikehendaki, misalnya pada rahang, botox disuntikkan supaya rahang terlihat tidak terlalu menonjol. Botox bukanlah terapi yang permanen, berumur antara 6 bulan sampai 1 tahun, sampai otot tersebut akan kembali lagi ke bentuk semula, jelasnya. Setelah lewat 6 bulan atau satu tahun, maka biasanya diperlukan evaluasi dan koreksi atau re-touch bagi pasien tersebut.

Hal-hal yang mempengaruhi otot kembali ke bentuk semula itu, antara lain adalah aktivitas otot, usia seseorang, serta kebiasaan lainnya, misal seseorang yang sangat ekspresif rautnya.”

Tindakan botox  dilakukan dengan cara disuntikkan di bagian tubuh yang ingin dikoreksi, dengan jumlah tertentu sesuai kebutuhan. Botox tidak hanya diperlukan untuk koreksi bentuk wajah, akan tetapi ada fungsi lain yang dapat diatasi dengan terapi botox, misalnya untuk mengatasi keringat berlebih misalnya pada kulit kepala, bagian ketiak dan lipatan paha, keringat berlebih pada telapak kaki sehingga mencegah tumbuhnya jamur, juga dapat mengatasi terjadinya migrain, serta nyeri pada tumit karena menggunakan sepatu hak tinggi.

Waspadai Efek Samping

Kendati dapat mengoreksi bentuk wajah sesuai kebutuhan, Anda juga perlu mewaspadai efek samping yang timbul, akibat dari tindakan botox. Oleh karena itu, tindakan botox harus dilakukan oleh dokter yang sudah berpengalaman dan ahli dalam mengerjakan botox.

‘Sebelum menjalankan prosedur, pasien pun sudah harus mengetahui dengan pasti efek samping yang nantinya mungkin saja muncul, sehingga di sini kami perlu melakukan edukasi dan pemberian informasi secara jelas. Sesuai etika kedokteran, pada saat melakukan tindakan itu, harus ada prosedur yang dinamakan inform concern.

Reaksi yang umum atau biasa terjadi setelah botox seperti sakit kepala yang berlangsung 3 hari atau kurang. Selain itu ada juga pasien yang kadang tubuhnya meriang atau demam, yang dapat diatasi dengan obat-obatan ringan seperti Panadol, misalnya.” 

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article