Setelah diluncurkan Presiden Joko Widodo pada 20 Mei lalu, Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) kini memasuki tahapan inti. Yakni, menyelenggarakan pelatihan dalam bentuk seminar dan diskusi yang digelar masif di 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Khusus di wilayah Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, pelatihan secara online tersebut diawali di enam kabupaten/kota: Kab. Tegal, Kab. Purworejo, Kab. Banyumas, Kab. Grobogan, Kab. Boyolali dan Kab. Blora.
Mengutip rilis dari Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Minggu (30/5), kick off kegiatan pelatihan dilaksanakan pada Senin (31/5) ini mulai pukul 08.30 WIB di Banyumas, Grobogan dan Boyolali. Sedangkan di Purworejo, Tegal dan Blora, pelatihan dimulai pukul 13.00 WIB. Setiap pelatihan berlangsung 2,5 jam, menghadirkan empat narasumber (nasional dan lokal) dan seorang opinion leader. Setiap kegiatan ditargetkan diikuti setidaknya 600 peserta dari kabupaten/kota tempat pelaksanaan.
Agar Masyarakat Makin Melek Internet
Berdasarkan Survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Tahun 2020, pengguna internet di Indonesia saat ini telah mencapai 196,71 juta pengguna aktif atau sekira 73,7 persen dari total populasi penduduk. Saat yang sama, pertumbuhan pengguna yang masif ini membuka ruang lebih luas bagi meningkatnya penyalahgunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan internet.
Sebagai ilustrasi, penggunaan digital di Indonesia, sejak 2008 terdapat lebih dari 144 orang yang telah diproses hukum lantaran melanggar Undang Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), utamanya terkait dengan berita palsu dan ujaran kebencian di media sosial (The Jakarta Post, 2017).
Lebih lanjut, sampai dengan 31 Desember 2020, terdapat 1.858.554 konten situs yang telah diblokir oleh Kementerian Kominfo. Mayoritas situs tersebut merupakan situs pornografi (Kominfo, 2019). Tindakan pemerintah ini jelas menunjukkan, perkembangan penggunaan TIK dan internet di Indonesia kurang sehat. Itu sebabnya, Kominfo menegaskan, literasi digital sangat diperlukan oleh masyarakat.
Mengutip rilis yang sama, berdasarkan hasil kajian literasi digital di atas, Kementerian Kominfo dituntut berperan aktif untuk menghentikan penyebaran hoaks serta dampak negatif internet lainnya dengan meningkatkan kemampuan kognitif masyarakat Indonesia melalui pelatihan kecakapan literasi digital.
Pelatihan diperlukan, terlebih karena dunia internet saat ini semakin dipenuhi konten-konten berbau berita bohong, ujaran kebencian, radikalisme, bahkan praktik-praktik penipuan. Keberadaan konten negatif yang merusak ekosistem digital saat ini hanya bisa ditangkal dengan membangun kesadaran dari tiap-tiap individu. Mengajari masyarakat untuk semakin melek internet.
Peta Jalan Literasi Digital 2021 – 2024
Terkait upaya mewujudkan masyarakat Indonesia yang paham literasi digital itu, Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo telah menyusun Peta Jalan Literasi Digital 2021 – 2024 yang menggunakan sejumlah referensi global dan nasional. Dalam Peta Jalan ini dirumuskan empat kerangka literasi digital untuk penyusunan kurikulum, yakni Digital Skills, Digital Safety, Digital Ethics, dan Digital Culture. Selain itu, ada tiga kerangka literasi digital yang digunakan dalam penyusunan program tersebut, yakni: Digital Society, Digital Economy, dan Digital Government.
Kementerian Kominfo menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada 2021, berulang setiap tahun hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Karena itu, dibutuhkan penyelenggaraan kegiatan literasi digital yang masif di 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota di Indonesia.
Pelatihan bertujuan untuk membangun wawasan dan pengetahuan terkait literasi digital dalam bentuk seminar dan diskusi secara online (untuk peserta) dan offline (untuk narasumber dan moderator) dengan target penduduk di kabupaten/kota tersebut, khususnya Aparatur Sipil Negara (ASN), TNI/Polri, pelajar, mahasiswa, guru, dosen, ibu rumah tangga, petani, nelayan, dan pelaku UMKM.
Untuk wilayah Jawa Tengah I (Banyumas, Kebumen, Magelang, Klaten, Grobogan, Pati, Jepara, Batang, Pemalang, Tegal, Brebes, Semarang, Rembang, Temanggung, Wonosobo, Tegal, Pekalongan, Magelang) akan dilaksanakan di 18 kabupaten/kota dengan jumlah 1.192 kegiatan dan target 722.118 orang (unique participant).
Sedangkan wilayah Jawa Tengah II (Purbalingga, Banjarnegara, Purworejo, Boyolali, Sukoharjo, Wonogiri, Karanganyar, Sragen, Blora, Kudus, Semarang, Kendal, Pekalongan, Kota Surakarta, Kota Salatiga, Cilacap, Demak) dan DIY (Kulonprogo, Bantul, Gunungkidul, Sleman, Yogyakarta) akan dilaksanakan di 22 kabupaten/kota dengan jumlah 1.195 kegiatan dan target 723.631 orang.
Ditambahkan, penyelenggaraan literasi digital yang masif di 514 kabupaten/kota dibagi ke dalam 12 paket kegiatan, sesuai dengan jumlah penduduk, jumlah kabupaten/kota, juga dengan mempertimbangkan kondisi infrastruktur, keterbatasan akses, kemudahan mendapatkan narasumber, moderator, dan peserta serta hal-hal terkait lainnya.