Mulai hari ini, Selasa, 1 Juni 2021, Pemerintah Malaysia resmi melakukan lockdown. Mal dan pabrik ditutup demi meredam laju Covid-19 yang kian gawat. Penutupan itu berlaku dua pekan hingga 14 Juni nanti. Mengutip The Straits Times, Senin (31/5/2021), pergerakan masyarakat akan dibatasi. Salah satunya hanya untuk radius 10 km dari tempat tinggal atau rumahnya.
Pergerakan masyarakat pun hanya untuk memenuhi kebutuhan pokok seperti membeli bahan makanan, obat-obatan, dan layanan penting seperti kesehatan dan perbankan. Mengutip Menteri Keamanan Malaysia Ismail Sabri Yakob, selama lockdown diberlakukan hanya 17 sektor yang diizinkan beroperasi.
Kebijakan ini sama seperti lockdown yang pernah mereka lakukan pada Maret dan Mei 2020. Kegiatan ekonomi yang tetap diperbolehkan beroperasi antara lain usaha makanan dan minuman, utilisasi, transportasi, perbankan, e-commerce, dan sektor komunikasi meliputi media, telekomunikasi, dan jasa pos.
Semua sektor yang diperbolehkan tetap beroperasi tersebut hanya berlaku mulai dari pukul 08.00-20.00 waktu setempat. “Tidak ada jam malam, tapi saya berharap tidak ada orang di luar setelah jam 8 malam, karena tidak akan ada kegiatan ekonomi setelah waktu itu,” ujar Ismail.
Dengan keputusan lockdown dan menutup sebagian besar sektor ekonomi akan mengurangi jumlah pergerakan orang khususnya yang meninggalkan rumah untuk bekerja. Diperkirakan, jumlahnya hanya menjadi 1,5 juta dari 15 juta orang.
Sebagian besar pabrik di sektor manufaktur ditutup, kecuali pabrik makanan dan minuman, produk kesehatan. Namun, sektor tersebut hanya dibatasi dengan kapasitas pegawai sebesar 60 persen dan jam operasinya sesuai yang ditetapkan.
Keputusan melakukan lockdown nasional serta merta membuat nilai tukar ringgit melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) dan rupiah. Melansir data Reuters, Senin (31/5/2021) pukul 12.00 WIB, ringgit melemah 0,15 persen melawan dolar AS ke RM 4.1380/US$. Sementara melawan rupiah, ringgit melemah 0,1 persen ke Rp 3.449,89/RM.
Bagi Malaysia, lockdown nasional untuk semua sektor sosial dan ekonomi harus dilakukan setelah Jumat (28/5/2021), negeri jiran itu memecahkan rekor infeksi harian baru dengan angka 8.290 kasus. Tertinggi dalam sejarah pandemi Covid-19 di Malaysia.