Webinar Program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) di Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah, mengusung tema “Manfaat Ruang Digital dalam Berbisnis”. Dibuka dengan video sambutan Presiden Joko Widodo saat meluncurkan Program Literasi Digital Nasional beberapa waktu lalu. Dalam sambutannya, Jokowi menekankan pentingnya membanjiri ruang digital dengan konten-konten positif.
Sesuai tema, Diana Balinda, salah satu dari empat narasumber webinar di Batang, menjelaskan manfaat ruang digital dalam berbisnis. Utamanya di masa pandemi Covid-19 yang telah membuat dunia digital mengalami transformasi secara cepat.
Menurut Diana, saat ini dari 274,9 juta penduduk Indonesia, 61 juta di antaranya adalah pengguna aktif media sosial, dengan rata-rata penggunaan 8 jam setiap hari. “Masyarakat Indonesia termasuk yang paling aktif bermedia sosial,” ungkap konsultan dari Kaizen Room itu.
Di sisi lain, data BSSN menyebutkan, serangan siber pada 1 Januari sampai 12 April 2020 mencapai 88.414.296. Ini mengindikasikan bahwa masyarakat Indonesia belum paham dengan keamanan perangkat digital.
Lonjakan jumlah pengguna media digital ini sekaligus meningkatkan risiko keamanan digital. “Perangkat digital bisa diretas jika pengguna tidak melindungi dengan sistem keamanan. Perangkat digital rawan mendapatkan serangan siber,” tambahnya.
Ada beberapa cara yang sering digunakan penjahat siber dalam meretas perangkat. “Di antaranya lewat cara penipuan (phishing) melalui surat elektronik dengan mengirimkan tautan seolah berisi informasi. Saat tautan tersebut diakses, perangkat langsung terpapar malicious software (malware),” jelasnya.
Diana memberikan tips agar terhindar dari kasus peretasan data. Misalnya, tidak mengirimkan informasi pribadi dan sensitif dengan koneksi publik. Kedua, jangan membuka lampiran dari surel yang masuk, baik itu dari alamat yang dikenal atau tidak. Lakukan pengunduhan file dari situs yang tepercaya, juga jangan mengakses dan mengunduh file dari situs berbagi.
Diana kemudian mengajak peserta webinar berdiskusi dengan menanggapi isu-isu yang sedang marak. Rahmania, peserta webinar asal Batang misalnya, menanyakan tentang kasus penawaran pinjaman online via pesan singkat (SMS) yang makin marak dan cara menghindarinya.
“Kehadiran pinjaman online memang memudahkan masyarakat untuk mendapatkan sumber dana. Namun di sisi lain kemudahan itu bisa merugikan, jika data pribadi disalahgunakan.”
Ia menyarankan masyarakat untuk mencari sumber pendanaan dari pihak lain, semisal bank. Apalagi selama masa pandemi Covid-19 saat ini, pemerintah memberi keringanan.
Diana mengajak peserta webinar memanfaatkan teknologi digital untuk berbisnis, karena jauh lebih menguntungkan. Ini karena hampir semua orang, khususnya di Indonesia, lebih banyak menghabiskan waktu dengan bermedsos ria.
Ia memberikan tips menjadikan bisnis online terlihat menarik dan mampu bersaing. Seperti foto menarik, keterangan yang jelas dan jujur terkait produk dan jasa yang dijual, respons cepat, promo menarik, jaminan sebagai penjual, dengan memanfatkan fitur-fitur yang ada di marketplace, seperti my campaigns Shopee.