Kementerian Kominfo bersama Debindo menggelar acara webinar literasi digital secara virtual dengan topik ”Peningkatan Kompetensi melalui Literasi Digital”, di Kota Semarang, Jawa Tengah, Senin (7/6/2021). Dimulai pukul 13.00 WIB, acara ini menghadirkan narasumber: Edy SR (seorang brainpreneur), Selfi Budi Helpiastuti (dosen Univesitas Jember), Muhammad Arwani (Koorwil P3MD Kemendesa), Agus Sudibyo (Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga dan Hubungan Internasional Dewan Pers), dan key opinion leader musisi Sonny Ismail.
Dengan tema Kompetensi Literasi Digital, brainpreneur Edy SR mengakui adanya berkah pandemi Covid-19. Menurutnya, era pandemi telah mempercepat peningkatan masyarakat terhadap kompetensi digital. ”Banyak orang yang tadinya malas-malasan untuk meningkatkan kompetensi digital. Namun karena pandemi, mereka memiliki banyak waktu untuk menggunakan internet, sehingga mempercepat kemampuan digitalnya,” tutur Edy.
Edy menambahkan, selama pandemi telah terjadi peningkatan penggunaan internet di Indonesia secara signifikan. Rata-rata orang Indonesia berinternet dengan gadget maupun laptop telah melampaui angka delapan jam sehari. ”Artinya, warganet Indonesia nongkrongi internet selama jam kerja, yakni mulai pukul 08.00 hingga pukul 16.00,” ujarnya.
Dengan rata-rata delapan jam per hari berinternet, lanjut Edy, mestinya ada banyak hal yang bisa dilakukan yang sifatnya produktif. ”Jadi, bisa kita optimalkan untuk menggarap peluang bisnis digital, peluang pengetahuan, peluang sosial, dan peluang lainnya,” paparnya.
Sementara itu, Sefi Budi Helpiastuti menyorot pentingnya peran orangtua dalam mengajarkan sekaligus mengawasi penggunaan internet anak-anaknya. Pengajar Universitas Jember ini berpesan agar orangtua harus mampu mengikuti perkembangan teknologi digital yang makin meningkat maju.
”Anak-anak sekarang lebih ahli daripada kita dalam menggunakan aplikasi yang berjejaring digital. Namun, sebagai orangtua, kita harus memantau pergerakan anak-anak dalam menggunakan media internet. Sebab, ada hal-hal tertentu yang belum saatnya diakses oleh mereka,” tegasnya.
Muhammad Arwani, yang bicara dari sudut pandang budaya digital (digital culture), mengingatkan pemanfaatan dunia digital agar dapat menguntungkan penggunanya. Apalagi, internet sudah merambah sampai ke pedesaan. ”Untuk itu literasi digital juga harus merambah ke semua daerah termasuk ke desa-desa,” ujarnya.
Arwani juga mengingatkan pentingnya berbudaya digital secara beradab. Ia menyayangkan, banyak pihak yang menggunakan komunikasi di media sosial secara tak beradab. Makian dan kata-kata kotor adalah hal lazim yang dapat kita jumpai pada media sosial.
Saat ini, hampir seluruh aktivitas manusia telah tersambung dengan internet. Anggota Dewan Pers Agus Sudibyo menyebut keadaan ini sebagai Internet of Everything. ”Segala sesuatu dalam hidup kita telah tersambung dengan internet dan internet,” ujarnya.
Kehadiran teknologi canggih seperti smartphone, lanjut Agus, telah mampu menjangkau seluruh dunia. Smartphone juga mampu mengakses seluruh kebutuhan jenis informasi, data, dalam konteks sebuah wilayah suatu kota maupun negara.
Key opinion leader Sonny Ismail menyinggung soal pemahaman literasi digital di era digital. ”Karena kita saat ini sudah hidup di jaman digital, untuk itu kita harus paham apa itu literasi digital,” tegasnya.