Selasa, November 19, 2024

Cegah agar tidak hedon saat belanja online

Must read

Webinar Program Gerakan Nasional Literasi Digital  di Kabupaten Wonosobo – Jawa Tengah mengangkat tema “Peran Pemuda Menyikapi Transformasi Digital”. Tak kurang dari 46 peserta aktif mengikuti webinar yang diselenggarakan Kementerian Kominfo, Selasa (8/6/2021) itu.

Dipandu moderator seorang entertainer, Mansyah, webinar di Kabupaten Wonosobo diisi lima narasumber: Ismita Saputri (Kaizen Room), Muhammad Adnan (Content Creator), Irma Nur Afidah (Dosen Institute Pesantren Mathali’ul Falah Pati), Suwoko (pemimpin redaksi BetaNews) dan Audrey Chandra (presenter TV nasional) selaku key opinion leader.

Muhammad Adnan (Content Creator), membuka webinar itu dengan mengungkap sejumlah fakta dan tips tentang peran literasi digital untuk mengubah mindset konsumtif menjadi lebih produktif.

Ia mengambil contoh, bagaimana ketika seseorang akan membeli suatu barang secara online melalui e-commerce, tentu ada banyak pertimbangan dengan beragamnya pilihan.

“Yang jadi pertimbangan antara lain saat membeli barang secara online bisa diskon, tren, kemudahan pembayaran, e-commerce, karena influencer memakai produk itu,” kata Adnan.

Adnan menyebut kemudahan yang ditawarkan secara digital dalam pengambilan keputusan untuk membeli suatu produk saat ini satu sisi dapat mendorong perilaku konsumtif yaitu kecenderungan tindakan konsumsi yang tiada batas.

“Dampaknya masyarakat juga bisa membeli sesuatu secara berlebihan dan tidak terencana,” kata dia.

Adnan menyebut, biasanya tiga faktor utama penyebab terdorongnya perilaku konsumtif di era digital ini. Pertama, soal layanan e-commerce yang kian marak dan beragam, kedua makin maraknya dompet digital dan kredit secara online, dan ketiga promosi yang gencar via media sosial dan streaming.

“Setiap tahunnya peneterasi dan penggunaan e-commerce di Indonesia terus meningkat, maka e-commerce selalu membuat promosi besar-besaran di tanggal tertentu yang membuat kita rela mengeluarkan uang untuk membeli barang yang mungkin juga tidak kita butuhkan,” katanya.

Sedangkan kemudahan transaksi  yang ditawarkan via dompet digital baik untuk pembayaran atau kredit online, semakin memicu keuangan tak terkontrol.

“Sedangkan untuk media sosial, dengan pengguna aktif 170 juta jiwa (hootsuite) membuat vlogger (youtube) atau selebgram (instagram) bahkan seleb tiktok yang menggunakan endorse sehingga membuat masyarakat tergiur produk tersebut,” katanya.

Adnan pun memberikan tips agar masyarakat pengguna alat digital bisa mencegah agar tidak hedon saat belanja online.

Caranya ada enam. Pertama, beli barang sesuai kebutuhan, membandingkan produk, membuat daftar barang yang harus dibeli, mempersiapkan budget khusus, membaca review e-commerce, dan terakhir mempertimbangkan apakah barang tersebut dapat menghasilkan.

Adnan mendorong generasi era digital dapat melirik tujuh peluang menjadi produktif memanfaatkan kemajuan teknologi ini sehingga lebih produktif.

Apa saja? Pertama, dengan menjajal peluang bisnis sebagai graphic designer, kedua social media specialist, ketiga athlet e-sports, keempat sebagai dropshipper, kelima UI/UX Designer, keenam SEO specialist, dan ketujuh content creator.

Adapun Irma Nur Afidah selaku dosen Institute Pesantren Mathali’ul Falah Pati mengatakan, dari 202,6 juta pengguna internet di Indonesia, sebanyak 170 juta di antaranya aktif di media sosial berbagai platform.

“Pengguna terbesar aktivitas online masih terbanyak pada menonton video 98,5 persen, mendengar layanan musik 84 persen, lalu vlogs 74,3 persen, menonton podcast 58 persen dan mendengarkan radio 52,1 persen,” kata dia.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article