Sabtu, November 16, 2024

Transformasi digital. Ketika semua orang dipaksa berubah

Must read

Mengangkat tema ”Ketahanan Budaya dalam Transformasi Digital,” Kementerian Kominfo menyelenggarakan webinar literasi digital secara virtual di kota Tegal, Jawa Tengah, Rabu (9/6/2021). 

Dipandu oleh Nabila Nadjib, acara yang dimulai pukul 13.00 WIB ini menampilkan empat narasumber: Dewi Bunga (dosen Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa, Denpasar), Kamila Hamidah (International Islamic University, Pakistan), Aidil Wicaksono (pengajar Universitas Gunadarma), M. Sekhun Ichrom (Pemimpin Umum Radar Tegal) dan Travel Blogger Decky Tri selaku key opinion leader. 

Kegiatan yang dihadiri lebih dari ratusan peserta secara online ini merupakan bagian dari Program Literasi Digital Nasional: Indonesia Makin Cakap Digital, yang dicanangkan Presiden Joko Widodo pada 20 Mei 2021 lalu. Masing-masing narasumber, menyampaikan materi dari sudut pandang empat pilar utama Literasi Digital yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skill).

Dosen Universitas Gunadarma Aidil Wicaksono berpendapat, era digital menuntut kesiapan masyarakat untuk bertransformasi menuju masyarakat digital. Tanpa disadari, transformasi digital telah dialami oleh seluruh masyarakat dunia dalam satu tahun terakhir ini. 

”Kita mengalami kesulitan yang sama, dan kendala yang sama. Semua orang dipaksa untuk berubah. Dari yang tadinya masih terbiasa bekerja di luar rumah, sekarang dipaksa bekerja dari dalam rumah. Tidak hanya itu, anak sekolah pun sudah belajar dari rumah,” ujarnya.

Menurut Aidil, era digital juga memaksa orang beradaptasi dengan kemajuan teknologi dan perangkat digital. Begitu juga adaptasi dan pengenalan terhadap aplikasi-aplikasi baru seperti zoom, google meet dan banyak hal lain. ”Perubahan yang paling kita rasakan adalah bagaimana waktu itu berjalan cepat sekali. Satu hari sepertinya masih kurang,” ungkapnya.

Aidil mengatakan, era digital memiliki tantangannya tersendiri. Namun, selain tantangan, era digital juga memberikan peluang dan potensi kepada banyak orang. ”Yang terpenting dari era ini adalah kemampuan beradaptasi, dan berinovasi,” tegasnya.

Banyak orang mengira, lanjut Aidil, kemampuan inovasi hanya dimiliki oleh kaum milenial. Padahal, mestinya digital skill harus dimiliki oleh semua generasi. ”Karena perubahan ini makin cepat dan menimpa seluruh generasi” ujarnya.

Lebih lanjut Aidil menyatakan, era digital tahun 2021 memiliki sangat banyak perbedaan dengan tahun-tahun sebelumnya. Era 2021 menuntut manusia harus menjadi lebih siap, lebih pintar dan lebih menjadi percaya diri bertransformasi.

”Perubahan itu memang tidak menjamin akan lebih baik, tetapi kalaupun tidak ada hal yang berubah, rasanya tidak ada sesuatu yang lebih baik. Padahal, kita dipaksa untuk berubah karena virus Covid 19,” ujar Aidil.

Pembicara lain, Dewi Bunga menyampaikan persoalan transformasi dalam memperoleh informasi. Jika sebelumnya informasi banyak didapat dengan cara berantai, kini informasi masuk secara digital. Untuk itu, ia mengimbau agar masyarakat pengguna media sosial lebih berhati-hati.

”Kalau dulu informasi menyebar dari mulut ke mulut, sekarang informasi terjadi dan masuk secara digital. Ingat, jejak digital itu ada di media digital dan bukan di media cetak seperti zaman dahulu,” jelas Dewi.

Dewi mengatakan, pengguna internet di Indonesia banyak memperlakukan internet sebagai media bisnis. Hal ini erat kaitannya dengan wabah pandemi Covid-19. Akibat penggunaan internet makin tinggi, maka belanja lewat online juga makin meningkat.

Terkait keamanan dalam menggunakan internet dan media sosial, Dewi mengingatkan agar masyarakat lebih berhati-hati terhadap orang yang baru dikenal. ”Banyak orang yang tidak kita kenal tersambung dalam media sosial. Ini berpotensi menjadi ancaman penipuan serta bocornya data-data pribadi yang bakal merugikan,” jelasnya.

Sesuai dengan yang diinginkan  Presiden Jokowi, sebar hal-hal yang positif dan bermanfaat. Jangan menyebar konten-konten yang bersifat negatif, itu akan merugikan diri sendiri dan orang lain. Melalui internet, generasi milenial diharapkan mau secara aktif berkontribusi menyuarakan isu transformasi digital dan hal-hal baru yang terjadi dalam pengembangan digital.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article