Tahun 2021 ini, Presiden Joko Widodo mempunyai target untuk memulihkan keterpurukan UMKM di masa pandemi dengan membantu memulihkan 30 juta UMKM agar naik kelas: masuk marketplace dengan bantuan kredit dan tingkatkan jaringan internet ke seluruh Indonesia.
Target Presiden Jokowi itu serius. Ini kerja besar yang butuh kerja sama semua elemen masyarakat dan pemerintah. Pemerintah sudah membantu kredit mikro UMKM hingga Rp 8 triliun dan target seluruh desa bakal terakses internet sampai akhir 2022.
”Wahai generasi muda dan pengusaha, jangan jadikan handphone cuma buat nyebar info hoaks tanpa konfirmasi, atau chat yang ndak penting. Carilah peluang di beragam platform digital. Raih peluang bisnis. Dengan begitu, bisa untuk meningkatkan omzet dan jaringan penjualan bisnis Anda biar bisnisnya naik kelas.”
Itulah point pembuka yang diurai M Aziz Nasution, Pemred Chanell 9.id saat tampil sebagai pembicara Webinar Literasi Digital yang digelar Kementerian Kominfo bekerjasama dengan Debindo yang dihelat di wilayah Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, 11 Juni 2021.
Mengusung tema ”Menyikapi Ruang Bebas di Dunia Digital”, selain Aziz tampil juga pembicara lain: Deni Iswardani Witarti, pengajar Magister Komunikasi Universitas Budi Luhur; Aidil Wicaksono, konsultan digital safety dari Kaizen Room, Ahmad Nasir Director DOT Studio seorang konten kreator ditambah hadirnya key opinion leader Muhamata Yaoda dan dipandu moderator Brigita Ferlina secara apik.
”Untuk meraih peluang dengan memanfaatkan dunia digital, kita semua para pemakai internet sebenarnya berperan sebagai konten kreator. Tinggal mau posting dengan isi yang manfaat atau negatif. Yang berpeluang menggarap bisnis atau mau merusak citra bisnis, kita pula semua penentunya,” ungkap Aidil.
Namun, Aidil mengingatkan, dalam menggunakan piranti digital kita mesti bersikap bebas namun cerdas. Baik dalam masyarakat digital maupun dalam skala keluarga. Kalau keluarga, Aidil mencontohkan suasana batin saat warga bangsa ini terpecah dalam dua kubu cebong dan kampret.
”Kita mestinya bukan ikut mengompori. Sebisa mungkin justru berupaya menyatukan kembali lewat kebersamaan tanpa menyakiti kedua pihak. Tidak mudah, tapi itu tantangan risiko berguyub rukun di dunia digital. Mulai dari level terkecil dulu, keluarga besar, ujar Denik Iswardani.
Jangan lupa pula, mengingat tidak semua netizen berniat baik, maka jaga betul jejak digital Anda. Hati-hati memosting konten untuk didiskusikan dengan second opinion konten yang diposting. Pikir ulang, apakah itu akan memicu konflik atau dampak hukum buat kita, atau malah membuka peluang dan citra positif buat kita.
”Dan, untuk menutup atau memperkecil peluang kita dikerjai orang lain, biasakan dobel password buat semua pintu masuk ke akun-akun kita. Bikin serumit mungkin polanya,” pesan Ahmad Nasir .
Dari pengalaman sebagai konten kreator, Muhamata Yaoda key opinion leader yang juga produsen beragam konter, kuncinya terus isi ilmu dan diskusi banyak senior, karena dengan terus menambah wawasan, kita bisa manfaatkan dunia digital lebih optimal.
”Ke depan, kita bisa menjadi penguasa dalam beragam kemampuan, baik bisnis maupun cerdas dalam menangkap dan menyebar informasi. Agar kita semakin cakap digital untuk mengikuti laju perkembangan zaman yang berubah sangat cepat,” ujar Muhamata Yaoda.