Lagi, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Debindo menggelar webinar literasi digital untuk masyarakat Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Kamis (21/6/2021). Mengusung topik ”Tetap Kreatif dan Produktif di Masa Pandemi”, webinar yang dipandu entertainer Bobby Aulia ini menghadirkan empat narasumber. Mereka adalah Xenia Angelica Wijayanto (Japelidi), Rizqika Alya Anwar (Kaizen Room), Didin Sutandi (penulis), Muhammad Adnan (Content Creator), dan Suci Patia (entertainer) sebagai key opinion leader.
Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Literasi Digital Nasional: Indonesia Makin Cakap Digital, yang telah dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo pada 20 Mei lalu. Dalam setiap webinar, narasumber akan menyampaikan materi dari sudut pandang empat pilar utama literasi digital, yakni digital culture, digital safety, digital ethics, dan digital skills.
Rizqika Alya Anwar dari Kaizen Room memantik diskusi dengan menyebut ada banyak jalan untuk tetap kreatif dan produktif pada masa pandemi Covid-19 ini. Tawaran-tawaran profesi cukup beragam tanpa menuntut orang harus berisiko kerja berkerumun, melainkan bisa dari lingkungan pribadi demi menghindari penularan virus.
“Mulai dari content creator, digital marketing, social media spesialist, atau freelancer (videographer, photograper, design graphic, content writer, copy writer) hingga bisnis melalui e-commerce,” kata Rizqika.
Namun Rizqika mengingatkan, untuk dapat eksis dan produktif di masa pandemi, yang banyak mengurangi intensitas tatap muka langsung ini, penting bagi seluruh generasi memahami apa yang disebut mindfulness communication.
Mindful communication merupakan karakter yang menitikberatkan pada perilaku komunikasi yang maksimum dalam simpati serta empati, namun minim iritasi. “Mindful communication bisa juga dimaknai sebagai komunikasi yang menerapkan prinsip-prinsip perhatian dalam hubungan dengan sesama,” tutur Rizqika.
Prinsip-prinsip ini meliputi menetapkan niat, hadir sepenuhnya, tetap terbuka, tidak menghakimi, dan berhubungan dengan penuh belas kasih, empati, dan simpati. “Ada lima kompetensi dasar dalam budaya komunikasi digital,” tegas Rizqika.
Pertama cakap paham, kedua cakap produksi, ketiga cakap distribusi, keempat cakap partisipasi, dan kelima cakap kolaborasi.
Rizqika mengatakan, nilai-nilai sila Pancasila pun bisa jadi acuan sangat relevan untuk berperilaku di era digital ini. “Misalnya dalam sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, terkandung keberagaman yang menjunjung tinggi sikap saling menghargai, menghormati, merasakan, dan melindungi satu sama lain,” jelasnya.
Selanjutnya, pada sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, ia menuturkan sila itu mengandung sikap adil kepada diri sendiri dan kepada orang lain merupakan kunci untuk saling menghargai, menghormati, dan merasakan perasaan orang lain.
Sedangkan pada sila ketiga, Persatuan Indonesia, ia mengungkap menjadi panduan ketika bersikap dalam bermedia sosial harus senantiasa mendorong dan mengarahkan kita pada sikap persatuan antara manusia Indonesia.
Selanjutnya, melalui sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, ia mengatakan, bagi setiap pemeluk agama, hikmat dan kebijaksanaan adalah pandu utama dalam berdialog antarumat beragama.
Adapun dari sila kelima, Keadilan sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, bisa menjadi panduan bersikap. Bahwa sejak berdirinya negara ini, budaya asli Nusantara adalah budaya gotong royong untuk mencapai keadilan sosial.
Sementara itu, Xenia Angelica Wijayanto dari Japelidi menyebut ihwal pentingnya pemahaman identitas digital dalam membangun kultur digital. “Ada dua identitas ruang digital, yakni identitas terlihat dan tak terlihat,” ujar Xenia.
Identitas terlihat meliputi nama akun, foto profil, deskripsi pengguna, identitas lain yang tercantum dalam akun. Sedangkan Identitas tak terlihat seperti PIN/Password/Sandi, two factor authentication, dan OTP.
Di wilayah Kabupaten Batang, Kementerian Kominfo RI akan terus menyelenggarakan berbagai kegiatan Webinar Literasi Digital: Indonesia Makin Cakap Digital sampai Desember 2021. Masyarakat dapat terus memperoleh berbagai materi pelatihan literasi digital di akun media sosial@siberkreasi.