Pandemi Covid-19 membuat masyarakat semakin memanfaatkan teknologi digital, termasuk para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dalam memasarkan produknya. Namun demikian, literasi digital tampaknya perlu dimasifkan agar masyarakat dapat menjadi warga digital yang cakap.
Pembahasan seputar ekonomi dan pemanfaatan teknologi digital merupakan salah satu pembahasan dalam webinar literasi digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Kominfo dan Debindo bagi masyarakat Brebes, Jawa Tengah, Kamis (24/6/2021).
Gerakan literasi digital tersebut merupakan upaya pemerintah dalam mendukung percepatan transformasi digital menuju masyarakat yang cakap digital. Program ini telah diluncurkan Presiden RI Joko Widodo sejak Mei 2021 dan akan berlangsung hingga Desember mendatang.
Pada kegiatan kali ini sejumlah narasumber: Misbachul Munir, Daru Wibowo, Muhammad Mustafid dan Saeroni membawakan materi dari sudut pandang empat pilar utama literasi digital, yakni budaya bermedia digital (digital culture), aman bermedia (digital safety), etis bermedia digital (digital ethics), dan cakap bermedia digital (digital skills).
Daru Wibowo dalam pemaparannya menyampaikan, teknologi digital mengubah perilaku masyarakat, termasuk di bidang ekonomi. Teknologi digital dapat memotong mata rantai ekonomi, sehingga lebih dekat mempertemukan antara penjual dan pembeli.
“Bahkan di masa pandemi, sektor UMKM menjadi pahlawan penyelamat ekonomi. Peranan teknologi digital mempermudah mereka yang terdampak pandemi. Kanal digital memberikan fasilitas untuk mempertemukan pembeli dan penyedia produk,” ujar Daru.
Daru menyebut, dampak pandemi membuat sektor formal, yang terpaksa memangkas jam kerja dan tenaga kerja, mereka pindah haluan ke sektor non formal, UMKM.
“Hal itu karena untuk masuk UMKM mudah, bahkan tanpa skill tertentu orang bisa menjadi salah satu pelaku usaha. Selain itu banyaknya pelaku UMKM dari berbagai latar belakang membuat produk di dalamnya menjadi lebih bervariasi. UMKM semakin marak lagi karena iklim digital yang mempengaruhinya,” lanjutnya.
Iklim digital membuat informasi semakin terbuka. Hal ini juga mendorong perilaku konsumen berubah dari konvensional ke online, bahkan dalam praktiknya UMKM dan teknologi digital juga mempertemukan penyedia transportasi online. Oleh sebab itu Daru menyebut UMKM dan iklim digital menjadi pahlawan yang menopang ekonomi selama pandemi.
“Para pelaku ekonomi kecil memanfaatkan teknologi untuk memasarkan produknya. Bahkan menurut Kementerian Koperasi dan UKM mencatat UMKM yang memanfaatkan teknologi digital atau e-commerce mencapai 12 juta lebih per Februari 2021. Jumlah tersebut melampaui target pemerintah pada akhir tahun 2020, yakni 10 juta,” ujar Daru.
Dampak masyarakat yang turut memanfaatkan teknologi di masa pandemi adalah, mereka aman di rumah dan mendapatkan sesuatu yang diinginkan.