Kembali, Kementerian Kominfo bersama Debindo menggelar acara webinar literasi digital di Kabupaten Banyumas. Kali ini, Senin, 28 Juni 2021, webinar yang dihelat pagi hari (dimulai pukul 09.00 WIB) mengusung tema ”Komoditi dan Produk Lokal dalam e-Market“.
Dipandu entertainer Dannys Septiana selaku moderator, webinar menghadirkan narasumber: Fira Kumala Sari (CEO Pharsa), Anang Putra Darmawan (CEO Marc Indonesia), Sudarman (Staf Ahli DPD RI), Tommy Destryanto (praktisi IT), dan Ayonk (aktor) sebagai key opinion leader.
Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Literasi Digital Nasional: Indonesia Makin Cakap Digital yang telah dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo pada 20 Mei 2021 lalu. Setiap narasumber webinar menyampaikan materi dari sudut pandang empat pilar utama literasi digital, yakni: digital culture, digital safety, digital ethics, dan digital skills.
Staf Ahli DPD RI Sudarman mengawali paparan dengan menyebut electronic market atau e-market telah menjadi salah satu revolusi dalam teknologi informasi dan komunikasi yang utama di bidang ekonomi saat ini. “Model perdagangan elektronik ini menerobos batasan-batasan yang ada dalam bisnis tradisional. Dalam wujud pasar virtual, toko yang tidak menempati ruang fisik apa pun,” kata Sudarman.
Adanya e-market juga telah memungkinkan akses dan sirkulasi ke pasar-pasar yang transaksinya dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja.
Setidaknya ada empat kelebihan dari e-market dan produk lokal ini. Pertama, dapat meningkatkan pangsa pasar atau market exposure. Peluang komoditi dan produk lokal dalam menemukan pangsa pasar yang lebih luas. Tidak terbatas jarak dan waktu.
Kedua, menurunkan biaya operasional atau operating cost. Penjualan komoditi diprogram melalui sistem dan internet, sehingga tidak ada biaya seperti show room juga beban gaji berlebihan.
Ketiga, meningkatkan customer loyality atau konsumen loyal. Dalam arti, sistem yang ada dalam e-market menyediakan informasi secara lengkap dan informasi tersebut dapat diakses setiap saat, sehingga loyality pelanggan bisa terbangun.
Keempat, memperpendek waktu produksi. Karena online akan lebih cepat teratur ketika semua telah terprogram oleh komputer. “Namun, patut pula dipahami etika bisnis yang harus dijaga dalam menjalani e-market. Pelaku bisnis harus jujur, menepati janji, peduli pelanggan, menghargai pesaing, dan taat hukum,” jelas Sudarman.
Narasumber lain, Tommy Destryanto mengungkapkan ada beragam modal dasar membangun kanal e-market yang membutuhkan modal utama: skills. “Mulai dari bidang visual (foto dan video), copywriting, SEO dan SEM, serta analisis data,” kata Tommy.
Hanya saja, di era aplikasi berkembang pesat seperti sekarang, Tommy mengatakan pelaku e-market memiliki banyak pilihan aplikasi pendukung. “Mulai dari Google My Business, Whats App Business, Facebook Marketplace, Instagram Shop, Online Store (website) dan Marketplace (Tokopedia, Shopee, Tani Hub, Lapakmas,” ujar Tommy.
Sekadar informasi, di wilayah Kabupaten Banyumas, Kementerian Kominfo akan menyelenggarakan serangkaian kegiatan Webinar Literasi Digital: Indonesia Makin Cakap Digital selama periode Mei hingga Desember 2021.
Kegiatan ini bertujuan untuk mendukung percepatan transformasi digital, agar masyarakat makin cakap digital dalam memanfaatkan internet demi menunjang kemajuan bangsa. Masyarakat dapat mendaftar untuk bergabung dalam webinar dan terus memperoleh berbagai materi pelatihan literasi digital di akun media sosial @siberkreasi.