Pemerintah Indonesia memberikan wadah bagi masyarakat untuk mendalami literasi digital dalam menyongsong era transformasi digital melalui webinar. Program ini dilaksanakan secara serentak sejak Mei 2021 dan akan berlangsung hingga akhir tahun mendatang.
Salah satu webinar itu terselenggara untuk masyarakat Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, pada Kamis (1/7/2021). Pada kegiatan yang dipandu oleh entertainer Mafin Rizqi itu juga hadir para pemateri di antaranya: Nuralita Armelia (Kaizen Room), Sani Widowati (Princeton Bridge Year On-site Director Indonesia), M. Sekhun Ichrom (PU harian Radar Tegal), Purwo Songko (Warek Bidang Akademik Universitas Pancasila Tegal), serta Duta Wisata Indonesia 2017 Indira Wibowo sebagai key opinion leader dalam diskusi.
Literasi digital sendiri merupakan program yang dicanangkan Presiden Joko Widodo untuk mewujudkan masyarakat yang cakap digital. Masyarakat diajak menyelami lebih dalam lagi pengetahuan terkait penggunaan dan pemanfaatan teknologi digital dengan berpegang pada empat pilar: digital culture, digital skill, digital ethic, dan digital safety.
Sani Widowati pada diskusi yang mengangkat tema ‘Sosial Media dalam Perspektif Industri’ menyampaikan materi seputar skill dasar yang harus dimiliki masyarakat sebelum masuk ke dunia digital. Masyarakat, khususnya pelaku UMKM dan home industry, harus memiliki pengetahuan tentang penggunaan perangkat teknologi. Pelaku usaha harus tahu cara pengoperasian perangkat digital beserta perangkat lunaknya.
“Skill dasar lainnya yang harus dimiliki adalah kemampuan copywriting. Copywriting menjadi modal dasar untuk masuk ke e-market dan marketplace yang bertujuan untuk membujuk calon pelanggan melalui tulisan tentang produk atau jasa yang dimiliki. Kemampuan fotografi dan kemampuan komunikasi juga harus dikuasai. Dengan gambar yang proporsional dapat membuat pelanggan mau melihat produk yang ditawarkan. Sedangkan komunikasi menjadi sarana untuk menjaga interaksi dengan pelanggan agar tidak pindah ke lapak lain,” papar Sani kepada peserta webinar.
Sani menjelaskan parameter suksesnya UMKM dan home industry juga bergeser. Saat ini untuk menjual produk atau jasa tidak lagi harus memiliki toko secara fisik, sebab di era digital ini sudah digantikan dengan online. Dalam hal permodalan pun, penjual bisa mendapatkan uang terlebih dahulu sebelum produknya dibuat dengan menggunakan sistem pre-order.
“Selain itu untuk sistem pembayaran yang aman saat ini juga sudah ada sistem cashless, bahkan kalau di marketplace ada pihak ketiga yang membuat transaksi lebih aman,” jelas Sani.
Sementara itu menimpali seputar keamanan digital, Nuralita Armelia menambahkan, dalam dunia bisnis ada perlindungan keamanan yang bisa diterapkan baik dari penjual maupun pembeli di e-market dan marketplace.
“Dari sisi penjual, mengganti password akun medsos secara rutin perlu dilakukan untuk menjaga keamanan digital. Selain itu juga harus mengaktifkan autentikasi dua langkah untuk mencegah ketika kena musibah seperti perangkat yang hilang atau kena tipu. Penjual juga harus waspada dengan makin maraknya kasus penipuan online. Pelajari kasus penipuan online dari media pemberitaan untuk mengetahui modus dan jenis-jenis penipuan online,” jelas Nuralita.
Sedangkan mode perlindungan keamanan digital yang bisa dilakukan oleh pembeli adalah dengan berbelanja online di platform yang legal, mampu membedakan mana olshop bodong. Membaca komentar atau testimoni seputar kualitas produk, dan selalu double check sebelum melakukan transaksi pembayaran.