Jumat, November 15, 2024

Jaga jari-jari untuk tetap anti-bully saat pandemi

Must read

Literasi digital menjadi salah satu program prioritas pemerintah Indonesia dalam mendukung percepatan transformasi digital menuju masyarakat yang cakap digital. Program telah dimulai sejak Mei 2021 dan akan berlangsung hingga akhir tahun nanti. 

Melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), program literasi digital diselenggarakan dalam format diskusi virtual. Salah satunya kegiatan yang berlangsung untuk masyarakat Batang pada Senin (12/7/2021) yang dipandu oleh entertainer Bobby Aulia. 

Para pemateri dari berbagai bidang hadir memantik diskusi dengan tema “Menghadapi Perundungan Anak di Dunia Maya”. Ada Mario Antonius Birowo (dosen Universitas Atma Jaya Yogyakarta), Erfan Ariyaputra (training development expert), Labibah Zain (dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta), Antovany Reza Pahlevi (founder Pantoera.id), juga key opinion leader Audrey Chandra (news presenter). Masing-masing narasumber menyampaikan pilar literasi digital yang mencakup digital ethics, digital culture, digital skill, dan digital safety.

Mario Antonius Birowo mengatakan, dalam bermedia digital pengguna harus peduli dengan prinsip etis, karena aktivitas di ruang digital meninggalkan jejak yang menjadi perhatian banyak pihak. Oleh karena itu, kebiasaan berkomunikasi yang baik di kehidupan sehari-hari juga seharusnya dibawa ke ruang digital, media sosial.  

“Dalam suatu artikel disebutkan, media digital sedang mengubah cara-cara berkomunikasi. Sedangkan perubahan yang cepat kerap membuat kita tergagap, terutama saat kita tidak ada panduan dalam bersikap dan menghadapinya. Prinsip komunikasi di dunia digital yang etis menjadi kunci saat berinteraksi di media sosial,” jelas Mario.

Di dunia digital, lanjut Mario, pengguna harus mampu mengkondisikan diri dan berlatih untuk berkomunikasi dengan berbasis etika. Sebab jari-jari kita menjadi alat yang powerful untuk memberikan perubahan di dunia digital. Dari segi negatifnya, sering dijumpai perundungan siber dan ujaran kebencian. Sikap tersebut merupakan contoh ketidaketisan dalam bermedia digital.

Cyber bullying atau perundungan siber merupakan salah satu dampak negatif bermedia digital, sebab dapat mengakibatkan korbannya bisa mengalami depresi dan gangguan mental. Makanya penting untuk etis di dunia digital. Selain itu, literasi digital juga harus ditanamkan oleh orangtua kepada anak,” imbuh Mario. 

Etika bermedia digital membantu pengguna media digital dalam melakukan tindakan yang baik, hasilnya etika yang baik di dunia digital akan menciptakan “imun atau daya tahan digital”. 

“Di era transformasi digital, penting bagi orangtua mengkomunikasikan penggunaan gadget agar mampu kreatif, kritis serta kolaboratif. Serta berinteraksi dengan cara menghargai orang lain,” jelas Mario.

Lebih jauh lagi, Erfan Ariyaputra, menyampaikan, lingkungan anak di era revolusi 4.0 tidak hanya di putaran lingkungan keluarga, sekolah, dan pendidikan. Namun bertambah juga lingkungan digital sebagai tempat interaksi. 

Lingkungan digital memerlukan perhatian khusus. Sebab interaksi digital anak yang tidak terkontrol membuat orangtua tidak tahu yang dialami anak, dalam hal ini apakah sebagai pelaku perundungan atau korban perundungan. Keduanya bukan hal yang positif. 

“Dampak cyber bullying menyerang mental dan emosional, mengubah sikap dan fisik anak. Maka dari itu orangtua diharapkan mampu berperan dalam pemahaman internet yang sehat, mengajarkan antara bercanda dan perundungan,” jelasnya. 

Erfan menambahkan, untuk mencegah anak menjadi pelaku atau korban perundungan, orangtua harus mengajarkan anak untuk tidak asal posting. Mengatur keamanan privasi akun, melaporkan pesan, komentar, dan konten yang mengindikasikan perundungan, serta menjadi support system bagi anak. 

Sementara itu, Antovany Reza Pahlevi, juga memberikan tips keamanan agar tetap anti bully saat pandemi. Yakni dengan menjaga perilaku di media sosial, tidak mudah terbawa informasi negatif, serta berbagi konten yang informatif dan solutif.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article