Minggu, Desember 29, 2024

Internet di genggaman kita, ambil manfaatnya

Must read

Masyarakat Kabupaten Bantul antusias berpartisipasi dalam kegiatan webinar literasi digital yang diselenggarakan oleh pemerintah Indonesia melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) hari ini, Kamis (15/7/2021). Setidaknya ada 600-an peserta bergabung dalam diskusi virtual dengan tema “Pendidikan Berbasis Digital: Inovasi Pembelajaran Siswa Masa Kini” yang dipandu oleh entertainer Rara Tanjung. 

Webinar literasi digital ini merupakan program nasional untuk menyiapkan warga Indonesia menjadi sumber daya yang cakap digital di era revolusi 4.0. Masyarakat disiapkan dengan pemahaman literasi digital yang meliputi digital ethics, digital culture, digital skill, dan digital safety.

Hadir sebagai pemateri pada diskusi kali ini adalah Desyanti Suka Asih (dosen UHN I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar), Monika Sri Yuliarti (dosen Universitas Sebelas Maret), Muhammad Ikhsan Fajari (pendidik), Jarot Waskito (penulis naskah film). Selain itu ada juga key opinion leader Ngadiya (Kepala SMAN 1 Bantul) yang ikut meramaikan diskusi.

Ikhsan Fajari yang merupakan seorang pendidik berpendapat, masih banyak pengguna media digital menganggap bahwa aktivitas di dunia digital seakan tidak terlihat oleh orang lain. Hal itu menjadi alasan mengapa dalam berkomentar, mengunggah konten, dan menyebarkan informasi, pengguna berbuat semaunya, berdasarkan keinginan. 

Padahal yang dihadapi pengguna media digital itu di baliknya juga sesama manusia. Oleh karena itu norma, tata krama yang biasanya diterapkan di kehidupan nyata juga dibawa ke dunia maya. 

“Yang harus kita lakukan adalah dengan menghindari hal-hal yang dapat merugikan pengguna internet lainnya. Berkomentar dengan sopan, tidak melakukan penyadapan informasi, tidak melakukan transaksi terlarang, tidak menyebarkan video asusila, dan tidak melakukan tindak kriminal. Tetapi bermedia digital dengan menyebarkan konten positif, pendidikan, pengetahuan dan lain sebagainya,” terang Ikhsan. 

Etikanya adalah dengan menciptakan ruang digital yang nyaman, tentram, dan damai. Menyebarkan hal-hal yang baik dan positif. Tidak melakukan provokasi negatif  serta menerapkan sopan santun dalam berinteraksi. 

“Terapkan nilai-nilai kebaikan yang sudah kita pelajari ke dunia maya. Jika mendapatkan informasi pikirkan dan pertimbangkan dulu kebenaran dan kebermanfaatannya sebelum menyebarkan,” imbuhnya. 

Dalam hal pembelajaran, Jarot Waskito menyebutkan, transformasi digital mengubah cara pembelajaran secara daring atau online. Secara positif perubahan ini memberikan kemudahan, dalam penyampaian materi dan tugas melalui e-mail, penyimpanan online, dan website. Sementara diskusi atau interaksi pendidik dan murid dapat dilakukan secara konferensi yang lebih fleksibel karena tidak terbatas ruang. Untuk demonstrasi materi dapat berupa makalah, slide, dan konten audio visual. 

Platform pembelajaran dapat diakses dengan mudah. Ada layanan dari Google for Education yang menyediakan berbagai aplikasi untuk membantu kegiatan pembelajaran.  Ada Google Meet untuk konferensi, works space untuk membagikan soal, hingga drive untuk penyimpanan,” terang Jarot. 

Sedangkan untuk media pembelajaran, pendidik juga bisa memanfaatkan layanan digital dari Canva, Prezi, Kinemaster, Lectora, dan Powtoon, untuk membantu menyiapkan materi atau bahan ajar agar lebih menarik.

“Poinnya adalah dapat menggunakan internet untuk meningkatkan kualitas diri. Internet ada di genggaman tangan kita, yang artinya kita punya kendali mau melakukan apa saja untuk mendapatkan manfaatnya. Bukan sebaliknya kita yang dikendalikan oleh keberadaan internet dan teknologi,” tegas Jarot.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article