Sabtu, Desember 28, 2024

Pemimpin milenial hadapi tantangan transformasi digital

Must read

Seperti pada generasi terdahulu, generasi milenial juga mengemban tugas sebagai pemimpin masa depan. Kepemimpinan pada era milenial telah mengalami transformasi yang masif. Berbagai macam kemajuan dan perkembangan telah terjadi yang kemudian menuntut pemimpin untuk mengubah cara dan gaya kepemimpinan. Pemimpin era milenial juga akan menemui banyak tantangan yang harus dihadapi dengan inovasi dan kreativitas.

Pemimpin milenial tidak hanya menghadapi tantangan transformasi digital, namun juga menghadapi adanya bonus demografi. Peningkatan yang masif terhadap jumlah penduduk produktif di Indonesia harus disiasati dengan cerdik oleh pemimpin milenial. 

Adanya bonus demografi ibarat pisau bermata dua. Apabila pemimpin milenial mampu mempersiapkan dan mengawalnya, maka Indonesia mampu memiliki generasi milenial yang berkualitas. Begitu juga sebaliknya, jika momentum ini tidak dimanfaatkan maka justru akan menjadi sebuah malapetaka. 

”Banyak SDM yang produktif tapi tidak berkualitas justru akan menimbulkan pengangguran dan meningkatkan kriminalitas,” ujar Burhan Abe, jurnalis senior yang juga Founder Startup Resep_Coffee, dalam webinar literasi digital gelaran Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Wonogiri, 21 Juni lalu.

Pemimpin generasi milenial juga sering disebut dengan pemimpin generasi emas. Generasi emas sering digadang-gadang sebagai sosok yang berkepribadian utuh dan orisinil. Pemimpin generasi emas dituntut untuk orisinil dengan memiliki keselarasan antara ucapan dan tindakan.

Berbicara dalam konteks keamanan digital, terdapat dua tantangan utama yang dihadapi pemimpin milenial. Tantangan pertama, yakni menjaga keaslian dengan memanfaatkan segala macam perubahan digital yang terjadi. Menjadi pemimpin milenial tidak semata-mata tentang bagaimana memimpin suatu kelompok atau lembaga, namun juga menyelaraskan keaslian diri sendiri yang diwujudkan dalam sebuah karya orisinil untuk menjaga rekam jejak digital. 

”Kita harus punya keselarasan antara diri sejati kita dalam memanfaatkan perubahan digital,” jelas Dr. Selfi Budi Helpiastuti, dosen Universitas Jember, narasumber ketiga dalam webinar literasi digital yang mengusung tema ”Tantangan Milenial Menjadi Pemimpin dalam Transformasi Digital”.

Tantangan kedua yang harus dihadapi pemimpin milenial: dalam waktu yang sama harus mampu mengembangkan diri sejati selaras dengan perubahan digital. Berbagai latar belakang pemimpin milenial harus beradaptasi terhadap perubahan digital. Adaptasi tersebut juga harus selaras dengan karakter sejati dari pemimpin milenial itu sendiri. Pemimpin milenial harus memahami bagaimana kemudian cara yang paling efektif dalam memanfaatkan dunia digital sebagai tempat berkarya yang menjanjikan. 

Dalam paparannya, Selfi juga memberikan beberapa contoh platform digital yang bisa dimanfaatkan oleh pemimpin milenial dalam berkarya. Mulai dari Pinterest, Facebook, Linkedin, Youtube, dsb. Platform tersebut bisa dimanfaatkan sebaik mungkin bagi para pemimpin milenial untuk diisi dengan konten positif. 

Jika pemimpin milenial mampu membanjiri berbagai macam platform digital dengan konten positif, maka ke depan akan berimbas baik bagi masa depan pemimpin milenial. ”Ayo kita isi dan tularkan konten yang bermanfaat kepada orang di sekitar. Jadi, platform digital tidak terisi hal yang negatif,” ajak Selfi dalam webinar yang dipandu oleh Harry Perdana itu.

Selfi juga berpesan, pemimpin milenial harus memiliki kecakapan dalam keamanan digital. Berhati-hati dalam menggunakan komputer umum untuk mengunggah informasi sensitif tidak disarankan untuk tetap menjaga keamanan digital. 

Berbagai macam informasi sensitif yang kita miliki bisa dengan mudah diretas atau disalahgunakan apabila kita teledor dalam menjaga keamanan gawai. ”Tetap waspada dan hati-hati terhadap data pribadi kita. Jangan mudah percaya dan tetap waspada,” tegas Selfi mengakhiri paparannya.

Kegiatan webinar literasi digital ini bertujuan untuk mendukung adanya transformasi digital Indonesia. Webinar untuk masyarakat Kabupaten Wonogiri ini juga dihadiri narasumber Dr. Tobirin (Universitas Jenderal Soedirman), Adinda Dafy (KOL), dan Novy Widyaningrum (Research Center for Population and Politic Studies) .

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article