Sabtu, November 16, 2024

Saatnya milenial berinvestasi ke pasar modal

Must read

Masa Pandemi Covid-19 melahirkan banyak masalah baru. Kesulitan yang dialami oleh para pelaku usaha telah merambah ke berbagai ragam profesi. Pandemi tak kenal kompromi.

”Beberapa profesi yang terdampak pandemi dan saya sarankan untuk mulai melakukan investasi: para pensiunan, korban PHK, mahasiswa, pelaku usaha, para pemodal,” tutur Konsultan Marketing Daru Wibowo saat menjadi narasumber di acara webinar literasi digital yang dihelat Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, 21 Juni lalu.

Acara virtual yang dipandu moderator Triwi Dyatmoko itu, juga menghadirkan narasumber Dede Fajar Kurniawan (Digital Marketing Strategist), Yoshe Angela (Kaizen Room), Maisaroh (Dosen FBE UII Yogyakarta), dan Rafli Albera selaku key opinion leader.

Meskipun tiap investasi memiliki tujuan yang berbeda, namun hendaknya masyarakat perlu paham tentang prinsip berinvestasi, khususnya pada masa krisis seperti saat ini, yakni: logis, paham usia investasi, high risk sama dengan high return, dan jangan taruh sekerangjang (semuanya).

”Pilihlah investasi yang aman (low risk), misalnya obligasi, tabungan, logam mulai, atau saham sektor riil tertentu,” jelas Daru pada webinar bertema ”Pilihan Investasi yang Aman dan Menguntungkan Selama Masa Pandemi Covid-19” itu.

Pada kesempatan itu, Daru mengingatkan kepada para peserta agar mempertimbangkan beberapa perhitungan sebelum melakukan investasi. Pertama, memperhitungkan tujuan; kedua, memperhitungkan kemampuan diri; ketiga, mempertimbangkan aspek bisnis.

Di akhir paparannya, Daru juga berpesan agar calon investor mampu mengenali dan lebih berhati-hati terhadap investasi bodong. ”Agar terhindar dari investasi tipu-tipu, sebaiknya manfaatkan asimetri informasi, psikologis, dan pertemanan. Jika tidak logis dan tidak terdaftar di OJK, sebaiknya enggak usah diikuti,” jelas Daru.

Hadir membawakan paparan berjudul ’Membudayakan Investasi untuk menggerakkan Ekonomi Desa’, Maisaroh menceritakan hasil penelitian terhadap BUMDes Puri Mataram Kelurahan Tridadi, di Kepenewon Sleman. 

”Begerak di bidang wisata edukasi, kuliner, dan budidaya tanaman langka, berkat kepemimpinan orang terpercaya BUMDes itu berhasil menghimpun dana dari masyarakat sebesar Rp 2,2 miliar. Jadi selain manajemen, faktor trust mesti ada,” tutur Maisaroh.

Tren perilaku kaum milenial juga disinggung dalam paparan Maisaroh. Menurutnya, dalam tiga tahun terakhir pertumbuhan investor pasar modal Indonesia didominasi kalangan anak muda terutama generasi milenial dan Gen-Z. Pertumbuhan terbesar ada dari investor di bawah usia 25 tahun, kemudian pertumbuhan tertinggi berikutnya adalah investor di antara 26 sampai 30 tahun.

”Tercatat 51,74 persen dari total 13.392 investor Sukuk berasal dari generasi milenial. Begitu juga dengan penjualan SBR, tercatat lebih dari 55 persen milenial mendominasi proporsi investor baru yang mencapai 12.961 investor,” papar Maisaroh.

Kemudian dalam sektor pasar modal, jumlah investor perorangan yang tercatat oleh PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencapai 1,5 juta orang. Jumlah tersebut didominasi oleh milenial dengan porsi mencapai 59 persen dari total investor. ”Tentu ini sebuah kabar yang menggembirakan,” pungkas Maisaroh.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article