Minggu, Desember 29, 2024

Saatnya guru ciptakan ruang untuk dorong siswa miliki keterampilan global

Must read

Peran serta tanggung jawab guru di zaman sekarang kian berat dan penuh tantangan. Guru tidak bisa hanya sekadar mengajar dan mengelola kegiatan kelas secara efektif saja. Melainkan juga harus mampu menggunakan teknologi untuk masa depan yang lebih modern, karena generasi yang dididiknya adalah generasi yang lahir di era kemajuan digital.

”Seperti pesan Ki Hajar Dewantara: ‘Didiklah anakmu sesuai zamannya’, guru harus terus mengembangkan diri sesuai zamannya atau abad 21 ini,” kata Kasi Tenaga Pendidikan Kanwil Kemenag Jateng Siti Mutmainah, saat menjadi pembicara webinar literasi digital bertema “Saatnya Siswa dan Guru Tampil Belajar Daring” yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Kamis (26/8/2021).

Dalam webinar yang diikuti ratusan peserta itu, Siti mengungkapkan, dalam kemajuan digital ini guru mesti bisa menempatkan dirinya sebagai fasilitator pembelajaran bagi siswanya. Ini menjadi bagian kompetensi yang dibutuhkan di abad ini.

“Guru juga dituntut dapat berperan sebagai kawan diskusi siswa, khususnya mengembangkan penguasaan pengetahuan siswa terutama dalam pemanfaatan teknologi informasi, pengembangan intelektualitas, emosionalitas, dan nilai-nilai universalitas lintas budaya,” kata Siti.

Siti merujuk definisi yang ditetapkan Unesco, bahwa pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha untuk mencari agar mengetahui informasi yang dibutuhkan dan berguna bagi kehidupan.

“Jadi, pembelajaran itu belajar untuk mengetahui yang dalam prosesnya tidak sekadar mengetahui apa yang bermakna, tetapi juga sekaligus mengetahui apa yang tidak bermanfaat bagi kehidupannya,” tuturnya.

Guru bisa menciptakan ruang guna mendorong siswa memiliki keterampilan global. Dalam arti, mampu terlibat dalam komunikasi multibudaya, berperilaku dinamis fleksibel, penuh inisiatif dan proaktif, inovatif dan kreatif hingga akhirnya bisa mandiri atau survive.

“Sehebat atau sepintar apa pun seseorang pada akhirnya, untuk menjadi orang sukses ujungnya adalah soft skill. Soft skill menunjuk pada kepribadian, atribut personal, serta kemampuan komunikasi yang dibutuhkan untuk sukses dalam sebuah pekerjaan. Jadi, intinya soft skill-mu menunjukkan bagaimana  interaksimu dengan lingkungan  sekitar,” tegas Siti.

Soft skill ini, ujar Siti, dipengaruhi oleh kemauan belajar, kemampuan belajar, kolaborasi, kemandirian dan kreativitas. “Bisa dirunut bahwa karakteristik guru abad 21 ini adalah life long learner atau pembelajar sepanjang hayat, yang mau terbuka dengan perubahan, misalnya melek  teknologi sekaligus mampu menggali potensi peserta didik dan mampu mengajar tanpa sekat ruang kelas,” ujar Siti.

Sementara itu, narasumber lain dalam webinar, dosen STAI Al Husain Ali Rohmat mengatakan, di era digitalisasi ini setidaknya ada tiga tingkatan digital skills yang mesti dipahami. Digital skills ini soal kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat digital.

”Tingkatan digital skills ada tiga, yakni basic, intermediate, dan advance skills. Jika basic skills soal kemampuan penggunaan gadget atau aplikasi, lalu intermediate skills soal mengoperasikan software, sedangkan advance skills soal keterampilan cyber security, big data, artificial intelligent, dan internet of things,” tegasnya.

Dimoderatori Bobby Aulia, webinar ini juga menghadirkan narasumber: Ketua Pusat Studi Keluarga dan Kesejahteraan Sosial UNU Yogyakarta Saeroni, Kasi Kelembagaan Kementerian Agama Jateng Nurkholis, serta Venabela Arin yang bertindak selaku key opinion leader.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article