Era revolusi industri 4.0 identik dengan pesatnya kemajuan teknologi, terutama internet. Penggunaan internet sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, sehingga masyarakat perlu berupaya untuk meningkatkan pemahaman tentang bagaimana menggunakan produk digital. Penggunaan internet harus dengan penuh tanggung jawab dan mampu mengambil manfaat dan peluang dari informasi yang tersedia di internet.
Hal tersebut diungkapkan Wakil Ketua Bidang Akademik STAI Khozinul Ulum Blora, Ahmad Syaifulloh, dalam webinar literasi digital dengan tema ”Bijak Berkomentar di Ruang Digital” yang digelar Kementerian Kominfo dan Debindo untuk warga Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis (2/9/2021).
Syaifulloh mengatakan, pengguna internet harus dilengkapi dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk memaksimalkan manfaat dari kegiatan yang mereka lakukan pada platform digital. ”Upaya ini diperlukan sejak dini, terlebih kini anak-anak juga sudah mulai menggunakan internet,” dalihnya.
Menurut Syaifulloh, materi yang perlu diberikan sejak dini yakni literasi, yang merupakan pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media digital dalam mencari, membuat, menggunakan dan menyebarkan informasi. ”Literasi digital memungkinkan informasi bergerak cepat dan menjangkau lebih banyak orang di dunia karena keterbukaan dunia digital,” ujarnya.
Adapun kompetensi digital yang perlu dimiliki meliputi kreativitas, kolaborasi, pemikiran kritis dan evaluasi, pemahaman budaya dan sosial, mengkurasi informasi, e-safety, kemampuan praktikal dan fungsional, serta komunikasi yang cakap.
Sedangkan kerangka literasi digital Indonesia, kata Syaifulloh, yang pertama adalah proteksi, yakni perlunya kesadaran atas keselamatan dan kenyamanan pengguna internet. Keselamatan dan kenyamanan ini berupa perlindungan data pribadi, keamanan daring serta privasi individu dengan layanan teknologi enkripsi sebagai salah satu solusi yang disediakan.
Kemudian yang kedua adalah hak. Inilah hak kebebasan berekspresi yang dilindungi, hak atas kekayaan intelektual, dan hak berserikat serta berkumpul. ”Ketiga, pemberdayaan, yakni pemberdayaan internet untuk menghasilkan karya produktif, jurnalisme warga dan kewirausahaan,” ujarnya.
Ahmad Syaifulloh menyebutkan, di dunia digital ada bermacam media sosial yang digunakan untuk berinteraksi antar penggunanya. Semisal, Instagram yang didirikan pada 2010 oleh perusahaan Amerika Serikat. Meski relative baru, tapi penggunanya sekarang sudah hampir mengalahkan Facebook. Instagram ini sangat digandrungi kaum milenial untuk membagikan momen-momen yang mereka lakukan dan lebih memudahkan mempromosikan produk atau karya mereka untuk menjadi terkenal.
”Yap, makanya banyak yang kita kenal sebagai instagramer dan influencer yang bahkan pengikutnya seringkali mengalahkan aktris yang sering nongol di TV,” cetusnya.
Syaifulloh berharap, para pengguna digital bisa secara bijak berkomentar di dunia digital serta harus memahami beberapa hal terlebih dahulu. Seperti membaca postingan atau melihat video secara utuh, mempertimbangkan dengan baik sebelum berkomentar dan memilih bahasa yang tepat serta sopan. ”Berikan kritik dengan tujuan membangun, bukan menjatuhkan,” ujarnya.
Narasumber lainnya, CEO pasardesa.id, Sholahuddin Nur Azmy menambahkan, ada banyak manfaat internet untuk menunjang kehidupan sehari-hari sehingga harus digunakan dengan baik. Sebut saja seperti menjadi hiburan, dan informasi yang melimpah ruah. Kemudian bisa mendapatkan pekerjaan ataupun terbuka peluang untuk kolaborasi dengan pengguna lain. ”Internet membuat kehidupan semakin praktis, contohnya untuk urusan belanja dan transaksi semakin mudah,” ucapnya.
Diskusi virtual yang dipandu oleh moderator Safiera Aljufry itu, juga menghadirkan narasumber M. Jadul Maula (Pengasuh Pondok Pesantren dan Budayawan Kaliopak Piyungan), Sutrisno (Guru SMAN 1 Bantul), dan Ketua MKKS Kabupaten Bantul Ngadiya selaku key opinion leader.