Untuk menjadi pintar dan terampil di dunia digital, setidaknya butuh empat pengetahuan dasar, yakni: pengetahuan dasar menggunakan perangkat keras (hardware) dan mengoperasikan peranti lunak (software); mesin telusur (search engine) dan pemanfaatannya; penggunaan beragam aplikasi chat dan media sosial; penggunaan dompet digital dan e-commerce.
Pendapat itu disampaikan dosen komunikasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Anang Masduki saat menjadi pembicara pada webinar literasi digital bertema ”Menjadi Masyarakat yang Pintar dan Terampil di Dunia Digital” yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Jumat (24/9/2021).
Anang Masduki mengatakan, keempat pengetahuan dasar itu, kini menjadi syarat minimal yang tak bisa ditawar lagi. Dengan search engine individu akan mampu mencari informasi dan data, memasukkan kata kunci untuk memilah berita, dan kebutuhan belajar. Kemudian, aplikasi chat dan media sosial untuk berinteraksi dan komunikasi, megunduh, dan mengganti setting, maupun bertransaksi menggunakan dompet digital.
Selain itu, lanjut Anang Masduki, skill yang harus dikuasai oleh para pelajar di abad 21 dalam dunai digital meliputi attributing, editing, tweeting, searching, suscribing, podcasting, animating, tagging, recording, posting, bookmarking, uploading.
”Ada dua jenis kecakapan digital, yakni learning skills dan thinking skills. Kecakapan belajar informasi (learning skills) terdiri dari, menemukan, validasi, mensintesakan, pemanfaatan, penilaian, mengkomunikasikan informasi. Sedangkan thinking skills meliputi: berpikir kritis, berpikir divergen, lateral, reflektif, konvergen, dan mampu berpikir memecahkan masalah,” sebut Anang Dasuki.
Kecapan tersebut, kata Anang, harus dibarengi dengan kemampuan menjaga privasi seperti, memastikan password aman (berkombinasi), cek akses data personal sebelum mengunduh aplikasi, memeriksa pengaturan pribadi jejaring media sosial, tidak menggunakan penyimpanan umum untuk informasi pribadi, dan non aktifkan pemberitahuan layar.
”Jika terpaksa menggunakan wifi publik, jangan lupa jaga privasi, jangan mudah membagikan lokasi (shareloc), tidak sembarangan mengklik link tak dikenal, tidak menghubungkan antar media sosial,” pesan Anang Masduki.
Narasumber lain pada webinar ini, CEO Jaring Pasar Nusantara Muhamad Achadi menyatakan, riset Hootsuite bulan Januari (2021) menyebutkan 170 juta (61,8 persen) masyarakat Indonesia masih berada pada fase memanfaatkan internet untuk kegiatan bermedia sosial.
Dengan begitu, lanjut Achadi, tantangan ke depannya adalah bagaimana memanfaatkan internet untuk kepentingan lebih luas dengan terkoneksi ke banyak perangkat, serta internet tidak sekedar untuk komunikasi dan bermedia sosial, tetapi lebih didayagunakan untuk mendukung berbagai aspek kehidupan atau internet of things (IoT).
”Internet of Things (IoT) merupakan penerapan antara perangkat elektronik, jaringan internet dan aplikasi sebagai pengendali perangkat.
IOT bermanfaat untuk meningkatkan produktivitas, efektivitas, efisiensi dengan otomatisasi di berbagai bidang; seperti monitoring lingkungan, hutan, pertanian, mitigasi bencana, energi, transportasi, rumah tangga, medis, kesehatan, dan lainnya,” papar Achadi.
Menjadi masyarakat yang pintar dan terampil, bisa dengan cara melakukan berbagai kegiatan dan lomba kreativitas secara digital, memotivasi milenial di Demak secara positif, fasilitasi, apresiasi dan penghargaan sebagai sang kreator, inovator, good influencer, dan pelopor budaya digital di Kabupaten Demak.
”Lahirkan para talenta digital yang siap mendunia, tanpa kehilangan jati diri dan budaya bangsanya. Tampilkan khasanah lokal di Demak dengan inspirasi dari sejarah keagungan Kasultanan Demak Bintoro dan sejarah pertama Mataram Islam di nusantara, kisah wali songo dan ajarannya serta peninggalan sejarahnya,” jelas Achadi.
Di akhir paparan, Achadi berharap agar masyarakat Demak termotivasi untuk menghidupkan kembali khasanah luhur itu dengan mengkreasikan secara digital, menjadi aplikasi sejarah dan Pendidikan yang menyenangkan dalam berbagai platform digital, seperti film, game, karya seni digital, dan lainnya.
Dipandu moderator Dimas Satria, webinar kali ini juga menghadirkan narasumber Zusdi F. Arianto (Ketua Yayasan Qur’anesia Amnina Rasyada), Athif titah Amituhu (Media online Ceritasantri.id), dan Bella Ashari selaku key opinion leader.