Minggu, November 17, 2024

Jangan terkecoh kemudahan teknologi untuk melanggar etika digital

Must read

Dosen Universitas Lancang Kuning (Unilak) Pekanbaru Khuriyatul Husna menuturkan, segala aktivitas digital yang terjadi di ruang digital dan menggunakan digital memerlukan etika digital. Kita sudah memiliki netiket atau network etiquette, sebuah tata krama dan aturan dalam menggunakan internet.

”Oleh sebab itu, sikap kita sebagai manusia baik di dunia nyata maupun dunia maya harus dilandasi tata krama berinteraksi ini,” kata Husna saat menjadi pembicara webinar literasi digital bertema ”Literasi Digital: Menjaga Kualitas Belajar dari Rumah” yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, Selasa (28/9/2021).

Dalam webinar yang diikuti 200-an peserta itu, Husna menuturkan, agar pengguna tak terkecoh melanggar etika-etika yang ada di ruang digital meski memiliki sifat anonymous atau tak perlu menyertakan identitas asli. ”Jangan terjebak dengan bermacam fasilitas di internet yang memang memungkinkan seseorang untuk bertindak tidak etis. Karena di atas etika ini ada norma-norma hukum yang juga berlaku,” ujarnya.

”Netiket ini bagian menjaga komunikasi dan interaksi kita, untuk menghormati keberadaan dan privasi orang lain, menghindari perilaku cyberbullying, pelecehan, mempermalukan atau mengejek,” tegas Husna.

Menurut Husna, selain pentingnya menjaga etika, sudah menjadi kewajiban tiap pengguna memilah informasi di ruang digital. Dengan rajin  mempertanyakan, siapa yang memproduksi atau mengirim informasi atau konten itu, lalu apa tujuan informasi itu dibuat, kemudian kroscek sumber informasi yang kredibel.

”Jangan malas tanyakan pada diri sendiri, apakah informasi yang diperoleh itu penting dan bermanfaat bagi keselamatan dan perbaikan situasi masyarakat jika disebarluaskan?” tanya Husna.

Narasumber lain webinar itu, CSR Senior Staff Didit Susiyanto menuturkan tantangan literasi digital saat ini tak lain karena pesatnya arus informasi di mana sumber informasi, berita, artikel opini yang cukup banyak dan masyarakat menerima informasi itu di saat yang bersamaan.

”Pengguna digital mesti berperan untuk mencari, menemukan memilah, serta memahami informasi yang benar dan tepat, ini hal yang tak mudah di tengah banjir informasi itu,” urai Didit.

Sehingga literasi digital, menurut Didit sangat penting. Sasaran targetnya mulai dari masyarakat, sekolah, dan keluarga. Untuk masyarakat, fungsi literasi digital mengontrol dan memberikan pembelajaran pentingnya memahami informasi umum bersama, sedangkan melalui sekolah literasi digital untuk mengembangkan model pembelajaran yang efektif dan kreatif serta mengedepankan fasilitas yang standar kepada peserta.

”Sedangkan untuk keluarga literasi digital untuk membentuk dan mengembangkan karakter pada anak,” tegas Didit.

Webinar yang dimoderatori Ayu Perwari ini juga menghadirkan narasumber pegiat desain Dimas Wijanarko, praktisi pendidikan Yuni Wahyuning serta Nindy Gita selaku key opinion leader.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article