Selasa, Desember 24, 2024

Dulu ukurannya buku, sekarang berapa file

Must read

Temanggung – Beda zaman beda pembelajaran. Dulu, indikator literasi diukur secara  konvensional berdasarkan berapa jumlah koleksi buku. Sedangkan literasi pada era digital sekarang ukurannya berdasarkan berapa file yang dipunyai. Kondisi seperti dimaknai oleh Asesor BAN PAUD PNF Kantor Kementerian Agama Kota Semarang, Amhal Kaefahmi, sebagai suatu perubahan, lebih tepatnya transformasi.

Rata-rata pelajar sekarang memiliki perangkat digital berupa smartphone, komputer atau laptop, meskipun secara personal tidak diketahui pasti apakah digunakan nonton youtube, game ataukah mengakses konten yang negatif.

“Di Abad 21 dibutuhkan kualitas karakter bagaimana menghadapi lingkungan yang terus berubah, bagaimana mengatasi tantangan yang kompleks, bagaimana menerapkan keterampilan inti untuk kegiatan sehari-hari,” ujarnya saat menjadi saat menjadi narasumber webinar literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk masyarakat Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Senin (19/7/2021).

Sesuai tema webinar ”Adaptasi Pembelajaran Online di Masa Pandemi Covid-19”, Kaefahmi menjabarkan perlunya penguasaan keterampilan yang diperlukan siswa agar mereka bisa secara maksimal mengakses belajar digital.

Dia melihat kompetensi Abad ke-21 memang mensyaratkan kecakapan berpikir kritis dan pemecahan masalah (Critical Thinking and Problem Solving Skill). Penjabarannya adalah penggunaan berbagai tipe pemikiran dan penalaran atau alasan. Selain itu, juga memahami interkoneksi antara satu konsep dengan konsep yang lain.

Diperlukan pula kecakapan berkomunikasi (Communication Skills), memahami, mengelola dan menciptakan komunikasi yang efektif. “Belajar terus untuk bertransformasi digital agar kita semakin cakap, tahu dan jaga tingkah laku,” saran dia.

Narasumber lainnya praktisi pendidikan (Secondary School At Global Islamic School Yogyakarta), Ziaulhaq Usri, mengupas tentang literasi digital kaitannya dengan perkembangan teknologi digital yang menjadi pendorong Revolusi Industri ke-4.

Merujuk data, populasi handphone dan jaringan lebih banyak dibandingkan populasi manusia di Indonesia. Pertambahan populasi pengguna internet di Indonesia 15 kali lebih banyak dibandingkan kenaikan populasi penduduknya.

Karena itu, pemanfaatan perangkat digital harus secara sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat dan patuh hukum. Ini dirasakan penting dalam rangka membina komunikasi dan interaksi dalam kehidupan sehari-hari.

Dipandu moderator Zakcy Ahmad, webinar kali ini juga menghadirkan narasumber Sapta Dinata (Peneliti Paramadina Public Policy), Musta’in (Pengawas Madrasah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Jepara) dan Sam Agasto (Content Creator) selaku key opinion leader. (*)

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article