Semarang – Beberapa waktu lalu infodemik ramai jadi perbincangan banyak kalangan kaitannya dengan penyebaran Covid-19. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut infodemik sebagai informasi yang berlebihan tentang suatu masalah, sehingga sulit untuk menemukan solusinya.
“Penyebaran informasi yang salah, disinformasi dan rumor selama keadaan darurat kesehatan dapat menghambat respons kesehatan masyarakat,” ujar M Ilham Fatah dari Kaizen Room saat menjadi narasumber webinar literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk masyarakat Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (29/7/2021).
Bagi masyarakat, lanjut dia, dampak dari kemunculan infodemik itu menciptakan kebingungan dan ketidakpercayaan. Dengan kondisi seperti itu penanganan pandemi berjalan kurang efektif.
Apabila ditarik jauh ke belakang, infodemik sejatinya tidak lepas dari perubahan yang terjadi selama 20 tahun terakhir. Masyarakat di seluruh dunia, termasuk Indonesia, banyak menghabiskan waktunya berjam-jam lamanya hanya untuk sosial media.
Mengacu hasil penelitian, diperoleh gambaran dari 274,9 juta populasi Indonesia, pengguna internet mencapai 202 juta. Dari jumlah tersebut masih terbagi lagi mereka yang aktif di sosial media mencapai 170 juta. Angka yang fantastis.
Menyikapi kondisi tersebut, Ilham menyarankan perlunya penguatan-penguatan Digital Culture atau budaya digital, yaitu kemampuan individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari.
“Digital Culture merupakan prasyarat dalam melakukan transformasi digital karena penerapan budaya digital lebih kepada mengubah pola pikir (mindset) agar dapat beradaptasi dengan perkembangan digital. Orang yang bertahan adalah yang mampu,” ucapnya.
Ada banyak strategi untuk menumbuhkan perilaku dan budaya dalam transformasi digital di antaranya melalui mindful communication. Penting bagi seluruh generasi memahaminya sewaktu berada di dunia digital.
Narasumber lainnya pada webinar bertema ”Infodemik bagi Pencegahan Covid-19” kali ini adalah Pengajar Universitas Diponegoro, Augustin Rina Herawati. Dia menyebutkan, terdapat beberapa istilah infodemik.
Salah satunya, seperti dikutip dari wikipedia, gabungan dari dua kata (informasi dan pandemik) itu merujuk pada sesuatu yang bergerak sangat cepat dan menyebar cukup luas mengenai hal-hal yang bersifat akurat dan tidak akurat seperti informasi tentang penyakit tertentu.
Dipandu moderator Thommy Rumahorbo, webinar juga menghadirkan narasumber Meita Hendrianingtyas (Dokter Spesialis Patologi Klinik), Cahyono (Pendidik Madrash MA Nur Iman Yogyakarta) dan Sfafii Syaf (Influencer and Duta GenRe Kota Semarang) selaku key opinion leader. (*)