Jumat, Desember 27, 2024

Jangan maknai digitalisasi pendidikan sekadar penggunaan teknologi sistem pembelajaran

Must read

Dosen Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Yanti Dwi Astuti menegaskan, transformasi digital akan menjadi momentum besar umat manusia ketika perubahan dari segala aspek lini kehidupan sudah beralih menggunakan teknologi digital sebagai pilarnya.

“Semua lini kehidupan terdigitalisasi, memanfaatkan teknologi, termasuk di dunia pendidikan,” ujar Yanti saat menjadi pembicara webinar literasi digital bertema “Digitalisasi Standar Pendidikan Formal yang Berbasis Penjaminan Mutu” yang diselenggarakan Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Pekalongan, Selasa (24/8/2021)

Dalam webinar yang diikuti 741 peserta dan dimoderatori Dwiki Nara serta Audrey Chandra selaku key opinion leader itu, Yanti mengungkapkan, digitalisasi pendidikan jangan dimaknai sekadar penggunaan teknologi dalam sistem pembelajaran. Namun juga masuk pada bagian backend sistemnya. Misal, cara guru memperbaiki proses belajar di kelas dari sebelumnya memakai sistem pembelajaran konvensional.

“Artinya, digitalisasi pendidikan tidak sekadar berhenti pada soal pemakaian teknologi dalam sistem pembelajaran, tapi juga di bagian  backend sistemnya. Seperti cara guru melatih diri, soal cara guru mencari informasi, mendorong koordinasi atau komunikasi antara guru dan orangtua yang seluruhnya terdigitalisasi dari hulu sampai hilir,” jelas Yanti.

Yanti menambahkan, yang juga tidak boleh lupa dipahami dalam transformasi pendidikan adalah bahwa teknologi terus berubah dan berkembang dengan cepat. Untuk itu, agar pendidikan juga bisa mampu bertahan mau tak mau harus terus mengadaptasi setiap perubahan sesuai perkembangan zaman.

“Dalam transformasi ini, unsur pentingnya terjadi pembelajaran digital di mana sistem pendidikan bisa menjalin konektivitas antar-komponen dalam bidang pendidikan, sehingga pendidikan akan lebih fleksibel dan dinamis,’ ujar Yanti.

Dalam pembelajaran digital, lanjut Yanti, salah satu wujud nyatanya adalah pembelajaran daring di mana pilihan atau penerapan metode belajar mengutamakan model interaktif berbasis internet dan Learning Manajemen System (LMS) melalui berbagai aplikasi pendukung seperti Zoom, Google Meet, dan lainnya.

“Jadi, pembelajaran daring ini secara sederhana adalah pembelajaran yang tidak lagi terikat ruang dan waktu, bisa dilakukan kapan pun, di mana pun dan oleh siapa pun,” urai Yanti.

Di Indonesia, masih menurut Yanti, pemerintah berupaya mewujudkan transformasi digital dunia pendidikan ini agar dapat membawa peluang dan kian meningkatkan kualitas pembelajaran, khususnya pasca pandemi Covid-19 mewabah sejak 2020.

“Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim telah merumuskan yang disebut 8 Prioritas Merdeka Belajar 2021 sebagai bagian dukungan transformasi digital pada dunia pendidikan yang menghadapi wabah pandemi,” kata Yanti.

Yanti menyebutkan, dari 8 Prioritas Merdeka Belajar 2021 itu, salah satunya memprioritaskan digitalisasi sekolah, di mana fokusnya melalui empat sistem penguatan platform digital, delapan layanan terpadu Kemendikbud, kehumasan dan media, 345 model bahan ajar dan model media pendidikan digital, serta penyediaan sarana pendidikan bagi 16.844 sekolah.

Dalam 8 Prioritas Merdeka Belajar itu, menurut Yanti, perlu digarisbawahi hal penting soal program Kampus Merdeka. Dalam poin ini, Kemendikbud mendukung adanya pembiayaan pendidikan secara khusus.

“Terutama pada competitive fund dan matching fund bagi Perguruan Tinggi Negeri maupun Perguruan Tinggi Swasta, peningkatan kualitas SDM, peningkatan kualitas pembelajaran dan kemahasiswaan, sehingga tercipta 50 ribu mahasiswa berwirausaha, 400 ribu mahasiswa Kampus Merdeka, 660 program studi terkait inovasi pembelajaran digital, serta pengembangan kelembagaan perguruan tinggi,” urai Yanti.

Sementara itu, narasumber lain dalam webinar, Ketua LPPM UNU Yogyakarta Muhammad Mustafid mengatakan, digital education perlu karena pada abad ini tantangan dunia pendidikan semakin berat, sementara di sisi lain sinergitas dunia pendidikan dengan dunia usaha dan dunia industri masih belum optimal.

“Transformasi digital dunia pendidikan menjadi jawaban atas tantangan tersebut karena era ini akan penuh diisi oleh generasi digital,” kata Mustafid. Mustafid menyebut, dunia masa kini akan dipenuhi dengan arena digitalisasi yang mencakup sistem informasi pendidikan, sistem informasi keuangan, hingga segala sistem informasi administrasi pelayanan.

Selain Yanti dan Mustafid, webinar juga menghadirkan narasumber lain, yakni praktisi IT Endro Gunawan dan Ketua Lembaga Pendidikan Maarif Kabupaten Pekalongan Muhlisin.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article