Sabtu, November 23, 2024

Sikapi infodemik secara bijak dan kritis

Must read

Jepara – Infodemik atau penyebaran disinformasi yang berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan manusia harus disikapi secara bijak dan kritis. Untuk itu, diperlukan kemampuan melakukan akses, seleksi, memahami dan mengevaluasi informasi tersebut.

“Dalam menghadapi infodemik di era pandemi Covid-19, mari kita bersama-sama berperilaku positif, membangun budaya kritis dan bijak serta tidak terpengaruh dengan provokasi informasi yang menyudutkan pihak  tertentu dan mengundang kebencian,” ujar Dosen Universitas Serang Raya, Ahmad Sururi, saat menjadi narasumber webinar literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk masyarakat Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, Senin (19/7/2021).

Sikap kritis dan bijak bisa diwujudkan dengan mengkampanyekan berita positif. Selain itu, juga bisa ikut berpartisipasi dengan memberikan informasi kepada masyarakat dan percaya kepada web resmi pemerintah.

Mengutip hasil penelitian Mastel (2017), Ahmad Sururi menyebutkan bahwa saluran yang  banyak digunakan dalam penyebaran hoaks adalah situs web sebesar 34,90 persen disusul aplikasi chatting (Whatsapp, Line, Telegram) sebesar 62,80 persen, selebihnya melalui media sosial (Facebook, Twitter, Instagram dan Path) yang merupakan media terbanyak digunakan yaitu mencapai 92,40 persen.

Penyebaran hoaks menimbulkan kerugian besar karena dipercaya masyarakat. Sebagai contoh di Iran ratusan orang tewas karena meminum methanol alkohol yang disebut bisa menyembuhkan pasien Covid-19.

Ahmad menyarankan, seseorang apabila menerima pesan berita berantai hendaknya diteliti validitasnya. Langkah yang paling sederhana  adalah dengan cara melakukan verifikasi informasi serta cek dan ricek. Ada banyak perangkat verifikasi. Sebut saja salah satunya Google News.

“Kita bisa memeriksa apakah informasi tersebut diberitakan oleh media yang dapat dipercaya, apabila tidak dapat divalidasi oleh sumber resmi  yang lain, kemungkinan besar berita itu hoaks,” jelasnya pada webinar bertema ”Infodemik bagi Pencegahan Covid-19”.

Narasumber lainnya Muhammad Fadlullah (Entreprenur) menyampaikan pentingnya literasi digital sebagai bahan memahami budaya digital, memahami posisi setiap user di dalam bermedia sosial.

Pengguna internet di seluruh dunia telah mencapai angka 4,5 miliar orang. Penggunaan internet lewat perangkat mobil adalah sebanyak 50,1 persen dari total penggunaan internet dan mengakses internet selama 3 jam 35 menit per hari. Pada 2020 total transaksi secara digital mencapai sekitar Rp 621 triliun. Dari 10 orang yang berkumpul ada 8 orang telah menggunakan sosial media.

Dipandu moderator Fernand Tampubolon, webinar juga menghadirkan narasumber Frida Kusumastuti (Dosen Universitas Muhammadiyah Malam, Japelidi), Meita Hendrianingtyas (Dokter Spesialis Patalogi Klinik). Sedangkan Julia (Putri Tenun Songket Indonesia) sebagai key opinion leader. (*)

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article