Dosen UMNU Kebumen, Mustolih, mengingatkan warga digital akan bahaya menonton video porno. Aktivitas itu tidak hanya merusak mental, tetapi juga secara fisik merusak otak dan sistem syaraf.
Hal tersebut disampaikan Mustolih saat menjadi narasumber webinar literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk masyarakat Kota Semarang, Jawa Tengah, Senin (23/8/2021).
Merujuk hasil penelitian, pada webinar bertema “Lindungi Diri dari Bahaya Pornografi di Dunia Digital” kali ini, dia menyampaikan pornografi menimbulkan adiksi serta merusak bagian otak yang lain. Menonton film atau video porno secara teratur dapat membuat volume otak pada daerah striatum mengalami penyusutan.
Saat menonton film porno terjadi peningkatan dopamin. Peningkatan dopamin akan membuat suasana hati bahagia. Namun, bila video tersebut terlalu sering ditonton maka sensitivitas otak terhadap rangsangan seksual akan menurun.
Akhirnya otak membutuhkan lebih banyak dopamin untuk bisa terangsang secara seksual. Maka seseorang akan memiliki keinginan lebih banyak untuk menonton film porno.
Dia menegaskan, inilah pentingnya filter agama untuk menguatkan diri sendiri. “Pemahaman agama yang baik dapat menangkal bahaya pornografi,” tandasnya.
Keluarga juga berperan untuk menangkap bahaya tersebut, dengan cara menguatkan fondasi agama, disiplin dan batasi penggunaan internet pada anak.
Pencegahan sejak dini lebih baik daripada mengobati sebab seseorang yang kecanduan pornografi cenderung sering mengabaikan tanggung jawab.
Narasumber lainnya, Moch Fakthuronji (Kasi Pendidikan Madrasah Kantor Kemenag Kota Semarang) dalam kesempatan itu mengulas tentang realitas fenomena budaya digital.
Pemakaian perangkat digital secara terus menerus memiliki kecenderungan produktivitas menurun, sehingga cepat lelah secara fisik dan dapat menyebabkan obesitas .
Selain itu, juga mengubah mental menjadi tidak sehat yang dapat mengakibatkan nomofobia (khawatir berlebihan jika tidak ada gawai) dan insomnia pengetahuan.
Dipandu moderator Sisca Septiyani, webinar juga menghadirkan narasumber Abdulatif (Dosen Ilmu Hadis IAIN Salatiga), Amhal Kaefahmi (Pengawas Madrasah Kantor Kementerian Agama Kota Semarang), dan Dimas Sakti Nugroho (Entrepreneur) sebagai key opinion leader.