Pendidikan bermutu untuk generasi anak digital ialah dengan menerapkan pembelajaran onlinedan update tentang Learning Management System (LMS) atau aplikasi perangkat lunak untuk kegiatan dalam jaringan program pembelajaran elektronik. LMS itu sendiri meliputi, instruktur dan siswa, master kursus, pengiriman materi/hasil pekerjaan, kolaborasi kursus, progress tracking, latihan dan ujian, maupun penugasan.
”Kemendikbud telah memfasilitasi belajar dalam jaringan (daring) untuk mengantisipasi sebaran Covid-19 dalam bentuk belajar jarak jauh,” ujar social media communications PT Cipta Manusia Indonesia Annisa Choiriya Muftada, saat menjadi pembicara pada webinar literasi digital bertema ”Pendidikan Bermutu untuk Generasi Anak Digital” yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Selasa (14/9/2021).
Keseriusan pemerintah dalam penyelenggaraan pembelajaran daring, kata Annisa, bisa dilihat dari penyediaan layanan program televisi ’rumah belajar’ maupun portal belajar.kemendikbud.go.id yang bisa diakses secara gratis. Selain itu, Kemendikbud juga telah bekerja sama dengan beberapa lembaga swasta dalam rangka mewujudkan program belajar daring.
”Beberapa perusahaan swasta yang bekerja sama dengan Kemendikbud dalam program belajar jarak jauh misalnya, kelas pintar, quipper, ruang guru, google, sekolahmu, microsoft maupun zenius,” sebut Annisa.
Menurut Annisa, program pembelajaran jarak jauh yang diupayakan pemerintah tak akan mencapai hasil optimal tanpa adanya kedisiplinan maupun penerapan metode pembelajaran yang benar. Metode pembelajaran itu di antaranya: aware, adaptive, innovative, creative dancollaborative.
Pembelajaran online juga memungkinkan guru maupun siswa lebih kreatif dengan dukungan berbagai aplikasi yang tersedia di internet dan bisa diunduh secara gratis. Misalnya, agar tampilan slide bahan ajar lebih menarik dan tidak membosankan, guru bisa membuat slide yang dilengkapi dengan gambar, video atau ilustrasi untuk mendukung teks.
”Konten menarik untuk milenial dan Gen Z secara visual, umumnya yang disertai grafik, foto, meme, video, dan shareable. Mereka juga lebih tertarik dengan konten yang baru dan fresh. Adapun platform yang bisa digunakan untuk mendesain, di antaranya canva dan slidesgo. Foto bisa diambil dari pexels, unplash, freepik, undraw, dan lainnya,” sebut Annisa.
Berikutnya, praktisi pendidikan Anggraini Hermana mengatakan, pendidikan bermutu melalui aplikasi digital bisa dilakukan dengan presentasi melalui YouTube, memanfaatkan instagram sebagai pengumpan tugas, portal online edukasi, maupun dengan cara mengunggah dan melihat konten.
”Namun, saat membuat presentasi, perhatikan latar, penampilan, bahasa lisan, dan etika penyampaian. Untuk instagram, jaga etika berkomentar, usahakan saling memberikan apresiasi dan menginspirasi, serta tanamkan budaya mengunggah maupun melihat konten yang inspiratif dan bermanfaat,” ujar Anggraini.
Menurut Anggraini, pendidikan yang bermutu akan mampu melahirkan pribadi yang berkualitas. Untuk itu, ia menyarankan beberapa hal sebagai syarat yang perlu diperhatikan dalam proses pembelajaran online, seperti: etika penyampaian lisan, etika penulisan, mental intelektual, dan berpikir produktif.
”Dalam etika lisan dan penulisan presentasi, harus diingat, presentasi adalah alat komunikasi yang dapat digunakan sebagai media penyampaian peragaan, kuliah, ceramah, laporan, dan lainnya. Adapun mental intelektual berarti tidak mudah tertarik dengan gosip, berita hoaks, dan konten tidak bermutu,” jelas Anggraini.
Bagi Anggraini Hermana, pendidikan bermutu merupakan landasan etika untuk mengendalikan diri dan berani memilah konten yang kita konsumsi, mengendalikan diri bagaimana sebaiknya kita menyikapi sebuah permasalahan, menghargai waktu, tenaga pikiran, dan memperhatikan kesehatan.
”Selanjutnya, fokus pada karya untuk menciptakan sesuatu (secara digital) yang inspiratif, bukan menjadi followers atau melakukan plagiarisme. Juga, selalu punya tujuan yang jelas dalam setiap keputusan. Bukan termakan tren dan beraktivitas tanpa tujuan,” pungkasnya.
Webinar yang dipandu oleh moderator presenter TV Safiera Aljufry itu, juga menghadirkan narasumber Daru Wibowo (konsultan marketing), Nanik Lestari (peneliti MAP UGM), dan seniman tari Mila Rosinta selaku key opinion leader. (*)