Transformasi digital yang ditandai dengan revolusi di bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK) kini telah menyerbu hampir seluruh bidang kehidupan. Dalam dua dasa warsa terakhir, praktis tak ada perkembangan teknologi yang mampu mengimbangi pesat dan majunya kedua bidang tersebut. Pesatnya perkembangan TIK diharapkan mampu membawa kemajuan bidang pendidikan.
”Pemandangan guru berdiri menerangkan materi pelajaran di depan para murid yang duduk di bangku di sebuah ruangan kelas, kini sudah berganti dengan tampilan layar gadget di tangan guru maupun murid,” tutur fasilitator nasional Kaizen Room Muhamat Taufik Saputra, saat menjadi narasumber pada webinar literasi digital bertema ”Kemajuan Pendidikan dan Perkembangan Teknologi” yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Jumat (10/9/2021).
Meskipun kebijakan pembelajaran online sifatnya hanya sementara, lantaran masih adanya wabah Covid-19, namun pembelajaran online sejatinya memiliki sejumlah kelebihan. Di antaranya, fleksibilitas waktu dan tempat lebih efektif, siswa bisa langsung mengikuti proses belajar dari rumah, siswa tidak hanya bergantung pada guru, tapi juga bisa belajar untuk melakukan riset sendiri melalui internet.
”Dengan begitu, otomatis siswa dilatih untuk lebih menguasai teknologi informasi yang terus berkembang, di samping menumbuhkan kesadaran pada siswa bahwa gawai bisa digunakan untuk hal-hal yang lebih produktif dan mencerdaskan, dan tidak hanya untuk bermain media sosial atau game,” jelas Taufik kepada 200-an partisipan webinar.
Meskipun memiliki berbagai kelebihan, pendidikan model daring juga memiliki tantangan yang tidak kecil. Di antaranya, terbatasnya akses ke perangkat komputer dan smartphone, jaringan tidak stabil, sulit untuk interaktif, banyaknya gangguan di rumah, siswa bermain-main dan susah fokus, guru dan pelajar masih belum lihai menggunakan teknologi digital.
Bagi Taufik, pendidikan dan teknologi adalah dua bidang namun satu kesatuan yang tak terpisahkan. Keduanya saling mendukung dan saling berkaitan satu sama lain. Perkembangan sebuah teknologi maupun peradaban manusia umumnya juga didorong oleh kemajuan pendidikan.
Narasumber lain dalam webinar ini, kreator konten Kaliopak.com Luqman Hakim Bruno, melihat kemajuan pendidikan dan perkembangan teknologi tak lepas dari perubahan budaya komunikasi. Diawali dari budaya lisan, disusul budaya tulis, dan kini menjadi budaya digital, pendidikan dan teknologi menjadi maju dan berkembang.
Luqman Hakim mengatakan, budaya lisan merupakan budaya komunikasi paling awal, di mana lisan atau tutur menjadi piranti utama dalam menggali dan memberi informasi. Sedangkan budaya tulis mampu melampaui keterbatasan budaya lisan dan memiliki kelebihan berupa bukti tulisan di atas media kertas dan terdokumentasikan.
”Budaya digital sebagai era mutakhir budaya komunikasi, menjadi medan penting dalam pertukaran informasi dan pergaulan. Olehnya, dunia menjadi saling terhubung (borderless) dan umat manusia menyatu dalam dunia (global village),” jelas Luqman Hakim.
Menurut Luqman Hakim, perkembangan teknologi digital sangat pesat mempengaruhi tatanan perilaku masyarakat. Pola lama belajar mengajar turut berubah, sehingga diperlukan adaptasi dan tata kelola baru dalam belajar mengajar, apalagi pandemi Covid-19 membatasi kita dalam banyak hal.
Kemajuan pendidikan, kata Luqman Hakim, tak bisa dilepaskan dari aktivitas belajar mengajar dan unsurnya, seperti adanya pelajar, pengajar, ruang belajar, metode belajar, materi yang diajarkan, maupun waktu pembelajaran. Namun, bagi sebagian orang, pembelajaran daring yang memanfaatkan teknologi dirasa lebih berat dan membosankan.
”Mengapa berat dan membosankan? Karena ruang digital adalah ruang baru dan butuh adaptasi. Di sisi lain, sebagai medium pembelajaran, ruang digital hanyalah sarana yang butuh evaluasi sesuai dengan pembuatnya, manusia,” tegas Luqman.
Di akhir paparannya, Luqman berpesan untuk selalu mengingat kata-kata Sunan Kalijaga ”Anglaras ilining banyu, angeli ora keli” yang artinya ”Ikuti arus zaman, tapi dengan penuh kesadaran jangan sampai hanyut terbawa arus.”
Webinar yang dipandu oleh moderator Tommy Rumahorbo itu juga menghadirkan narasumber Jota Eko Hapsoro (founder dan CEO Jogjania.com), Suemy (dosen Universitas Sultan Fatah Demak), dan Jorenzo Jonathan selaku key opinion leader. (*)