Sabtu, November 16, 2024

Perkembangan kultur digital Indonesia, dari komunikasi hingga jual beli

Must read

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) hari ini, Rabu (1/9/2021) menggelar webinar literasi digital dengan tema diskusi “Mendulang Kesuksesan Melalui Media Sosial” untuk masyarakat Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Nasional Literasi Digital: Indonesia Makin Cakap Digital yang dilaksanakan untuk mendukung percepatan transformasi digital di Indonesia. Program ini sekaligus untuk meningkatkan kecakapan masyarakat dalam menggunakan dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

Diskusi virtual hari ini dipandu oleh Nabila Nadjib (tv presenter) dan menghadirkan empat narasumber yang cakap pada bidangnya. Mereka adalah Mujiantok (founder Atsoft Technology), Iqbal Aji Daryono (penulis), Burhan Abe (digital enthusiast), dan Aditya Purnomo (social media planner). Selain itu, hadir pula Suci Patia (penulis) sebagai key opinion leader dalam diskusi. Masing-masing narasumber menyampaikan materi diskusi dengan pendekatan empat pilar literasi digital: digital ethics, digital culture, digital skills, dan digital safety. 

Kegiatan yang digelar secara serentak ini diawali dengan kata sambutan oleh Presiden Joko Widodo dan Bupati Gunung Kidul Sunaryanta. Kedua tokoh tersebut berpesan agar di era transformasi digital ini masyarakat Indonesia dapat menggunakan internet dan teknologi dengan positif, kreatif, sehingga mendapatkan nilai lebih yang bermanfaat. 

Mujiantok mengawali diskusi dengan membahas tema diskusi dari sudut pandang keamanan digital. Ia mengatakan, di masa kritis akibat pandemi Covid-19, teknologi perlu dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Salah satunya, memaksimalkan penggunaan media sosial sebagai media pembelajaran yang interaktif, media komunikasi yang lebih cepat dan mudah. Dari media sosial pula bisa dimanfaatkan untuk mengakses informasi, sebagai media promosi, serta sebagai sarana membangun komunitas. 

Namun harus diingat, media sosial selain memberikan manfaat juga membawa potensi yang mengancam keamanan aktivitas daring, sehingga setiap pengguna perlu memahami konsep keamanan digital. Setiap pengguna tidak hanya mampu mengoperasikan internet dan teknologi, tetapi menggunakannya sesuai dengan etika dan norma yang berlaku tanpa membahayakan keamanan diri ataupun orang lain. 

“Potensi keamanan digital yang mungkin terjadi adalah pencurian data atau identitas digital. Di akun kita ada identitas dan juga data pribadi yang harus kita jaga seperti tanggal lahir, data biometrik, kata sandi akun. Data-data ini kalau bocor, bisa membuka celah kejahatan yang bisa menimpa kita sebagai korban. Berhati-hati lah untuk tidak klik link atau fake button karena bisa jadi merupakan modus phising untuk mendapatkan data akun digital kita,” jelas Mujiantok kepada 260-an peserta webinar. 

Langkah keamanan digital untuk menghindari hal-hal tersebut terjadi yakni dengan selalu mengaktifkan pengaturan privasi pada setiap akun digital, kunci perangkat dan akun dengan password yang kuat serta mengaktifkan verifikasi dua langkah sebagai proteksi ganda dan melindungi akun dari phising, hacking, dan pengambilalihan akun. 

“Media sosial juga rentan dengan konten negatif seperti perundungan, ujaran kebencian, pornografi, dan hoaks. Maka berhati-hatilah dengan rekam jejak digital yang kita tinggalkan dari aktivitas daring. Berselancarlah dengan aman menggunakan website dan applikasi yang terpercaya, pahami aturan privasi sebelum membuat akun dan hindari download aplikasi secara manual,” imbuhnya. 

Di sisi lain, Aditia Purnomo menambahkan dari sudut pandang digital culture atau budaya digital. Ia menjelaskan bahwa perkembangan kultur budaya digital di Indonesia telah mengalami banyak perubahan. Dari media digital sebagai sarana komunikasi hingga berkembang pesat di mana internet dan teknologi digunakan untuk mentransfer informasi secara lebih cepat dan memenuhi keperluan sehari-hari. Hal ini tanpa disadari telah menjadi hal yang biasa dan menjadi kebiasaan di masyarakat. 

Selama satu tahun lebih pandemi, kebiasaan masyarakat menggunakan internet dan media digital semakin tinggi dengan pemakaian internet rata-rata hampir sembilan jam per harinya. Aktivitas daring itu tidak hanya untuk kebutuhan komunikasi dan interaksi sosial tetapi juga menunjang kebutuhan kerja, memenuhi kepentingan perbankan dan transaksi digital, hingga untuk hiburan. 

“Bahkan sejak media sosial mulai berkembang di Indonesia melahirkan fenomena seleb medsos atau dikenal dengan influencer saat ini. Kehadiran Instagram memulai istilah social commerce atau fenomena belanja melalui media sosial. Kemudian berkembangnya Youtube juga menjadi media baru yang memberikan warna berbeda pada kebutuhan audio-visual yang turut membangun kultur digital masyarakat Indonesia,” jelas Aditia Purnomo. 

Lebih dari itu, media sosial juga menjadi media untuk mendapatkan nilai tambah. Misalnya untuk mencari uang dengan menjadi influencer dan kreator konten, sebagai sumber mencari informasi yang menyediakan news update bahkan segala hal yang ada di medsos kerap menjadi berita di televisi. Media sosial juga sekaligus menjadi pelepas penat dan mendapatkan hiburan. (*)

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article