Teknologi yang berkembang begitu pesat memicu peningkatan jumlah penggunanya. Dalam suatu survei diketahui, pada 2020 lalu diketahui pengguna internet di Indonesia sebanyak 175,4 juta jiwa dari populasi penduduk sebanyak 272,1 juta jiwa. Sedangkan untuk penetrasi internet sebesar 64 persen penduduk Indonesia yang sudah terkoneksi dengan jaringan internet. Kemudian pengguna media sosial ada 160 juta.
Hal tersebut diungkapkan oleh dosen Fakultas Ilmu Administrasi UI, Retno Kusumastuti, dalam webinar literasi digital bertema ”Pendidikan Bermutu untuk Generasi Anak Digital” yang digelar Kementerian Kominfo bagi warga Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, pada Senin (20/9/2021).
Retno mengatakan, pesatnya perkembangan teknologi ini diiringi dengan lahirnya generasi milenial. Yakni, generasi yang lahir dengan kondisi perkembangan teknologi yang sangat pesat, menghabiskan waktunya dengan menggunakan dan dikelilingi oleh komputer, video game, pemutar musik digital, kamera video, ponsel dan semua mainan serta alat lain dari era digital.
Menurut Retno, generasi digital memiliki beberapa ciri, yakni menunjukkan eksistensi diri dengan beragam media digital, seperti Facebook, Twitter, Instagram, hingga Youtube.
Cara belajar generasi milenial prosesnya cenderung instan dengan memanfaatkan mesin pencari seperti Google dan lainnya. Internet yang bagi mereka menawarkan kebebasan juga menyebabkan karakter mereka tidak ingin diatur dan dikekang. ”Ciri lain, yakni menunjukkan keterbukaan blak-blakan dan berpikir lebih agresif,” ujarnya.
Retno mengungkapkan ada berbabagai keunggulan dalam proses pembelajaran dengan memanfaatkan media digital. Beberapa di antaranya yakni fleksibel karena banyak konten menarik yang bisa digunakan. Kemudian jaringan yang luas. Lalu materi yang sulit bisa menjadi mudah dan tidak membosankan. Selanjutnya yakni tidak ada batas waktu, ruang serta tempat karena bisa dilakukan di mana saja asal ada jaringan internet.
Retno mengungkapkan, peserta didik atau siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media digital pun harus memahami pentingnya tata krama di dunia digital. Siswa terlebih dahulu harus memulainya dengan hati yang bersih dan meluruskan niat untuk mencari ilmu. Lalu, mempersiapkan diri semua keperluan dalam belajar, baik itu gawai atau gadget.
Peserta didik juga harus disiplin tepat waktu atau sudah hadir sebelum jadwal kelas dimulai, memakai pakaian yang pantas, sopan serta bersih dan menggunakan identitas nama asli di akun digitalnya. “Dalam berbicara atau berkomunikasi, hormati guru atau dosen, serta tidak melakukan aktivitas lainnya dalam proses pembelajaran,” kata dia.
Narasumber lainnya, praktisi pendidikan Imam Wicaksono mengatakan sebelum memulai pembelajaran, ada beberapa poin yang harus diperhatikan oleh pengajar atau guru. Semisal saja menentukan topik dan tujuan presentasi, mengenali audiens, menyusun kerangka dan materi presentasi dan menambahkan bantuan-bantuan visual.
Imam mengungkapkan agar dalam proses presentasi bisa efektif yakni supaya materi pembelajaran dibuat dengan seminimal mungkin jumlah slide dan memlih font yang mudah dibaca. ”Jadikan teks materi tetap sederhana dengan menggunakan poin atau kalimat singkat dan pakai grafik dalam membantu menyampaikan pesan presentasi,” ucapnya.
Imam menambahkan, ada tiga elemen penting dalam mempersiapkan dan melakukan presentasi virtual. Pertama, konten kreatif. Lalu slide presentasi yang menarik, dan penyampaian presentasi yang baik.
”Memahami ketiga poin tersebut tentu dapat menunjang penampilan yang apik. Pun dengan terus menerus agar setiap penampilan senantiasa menawan dan mampu meyakinkan audiens,” ucapnya.
Dipandu moderator Gilenys Octania, webinar kali ini juga menghadirkan narasumber Asal Wahyuni Erlin (Dosen Fisip UNS), Kholistiono (Wapemred Betanews.id), dan Oka Fahreza (Presenter TV & Duta Wisata Kebumen 2005) selaku key opinion leader. (*)